ʜɪᴍ

536 44 7
                                    

Sudah seminggu Hia pergi dan aku semakin merindukannya. Aku merasa tidak nyaman sendirian dirumah sebesar ini. Tidak tidak, aku tidak mungkin takut hantu sperti Hia. Oke sedikit, hanya sedikit ingat ya.

Aku ingin mengajak Mine menginap tapi sepertinya tidak akan boleh, yasudah daripada aku bosan lebih baik aku melihat p'Wik bernyanyi.

Aku membuka laptop dan masuk ke laman pencarian dengan 'save your tears Wik covers'

Tidak berapa lama muncul wajah tampan p'Wik, aku mendial vidio bergambar laki-laki dengan gitar hitam ditangngannya. Dia benar-benar tampan, aku tidak bosan melihat dia bernyanyi.

Vidio itu berputar mengeluarkan suara indah milik sang pemain gitar. Aku baru ingat besok p'Wik akan tampil dan aku bisa melihatnya secara langsung. Aku benar-benar tidak sabar, membayangkannya saja sudah membuat jantungku berdegub kencang. Seperti apa ya rupa p'Wik diluar layar, apa dia akan sama tampannya dengan yang aku tonton sekarang? atau semua foto dia yang ada di hadapan ku sekarang?. Ah, oke aku akan tidur sekarang agar besok tidak terlambat.

...

POV author

Hawa panas menerpa permukaan kuliat Porchay, dia sudah berada disini. Di depan Universitas yang akan menjadi pilihan sekolahnya nanti. Alasan dia ingin di universitas itu? Tentu saja karna Wik ada di situ juga.

Porchay tidak sendiri tentu saja, disampingnya sekarang ada Mine yang sabar mendengar celotehan Porchay tentang Wik. Mereka berjalan menuju panggung dimana fakultas musik akan menampilkan sosok idola Chay itu.

"Mine aku sungguh tidak sabar melihat p'Wik." Chay berbicara girang.

"Hey, hey tenang saja p'Wik mu itu akan tampil sebentar lagi. Lihat lihat."

"Mine, bagaimana jika aku meminta p'Wik untuk menjadi tutor gitarku?." Chay bertanya.

"Kau gila?, memangnya dia mau mengajari anak seperti kita bermain gitar. Aku dengar dia tidak ingin orang asing terlalu dekat dengannya." Mine mendelik.

"Aku akan mencobanya, jika tidak mau ya tidak apa yang penting aku sudah berusaha.'' Chay acuh.

"Terserah kau sajalah, sudah sudah itu MC nya sudah diatas panggung." Mine berkata saat laki-laki dengan T-shirt putih memegang mic berdiri ditengah panggung.

"sàwàddee kráb, wah. Banyak yang datang hari ini ya. Pasti kalian datang untuk melihat P'wik yang tampan itu kan?" seseorang dengan mic ditangannya itu berbicara layaknya orang yang sudah terbiasa dengan pekerjaan ini.

"chái kráb."

"haha, oke oke aku yakin kalian ingin segera melihat si tampan dari fakultas musik. Tapi tunggu dulu ya aku akan memberitahu sesuatu yang menyenangkan"

"akan diadakan kuis, dan yang dapat menjawab akan dapat hadiah dari P'wik dan juga tanda tangan. Bagaimana menyenangkan kan?."

"arkh" Orang- orang dibawah panggung berteriak heboh.
"okey khab, mari kita sambut P'wik " teriakan heboh terjadi.

Setelah berkata seperti itu. Seseorang membawa gitar berwarna coklat menaiki panggung. Tubuh tinggi, mengenakan jaket coklat, rambut agak panjang, juga wajah yang bisa dibilang tampan. Ya dia Wik. Orang-orang bersorak untuknya.

"sàwàddee kráb, perkenalkan nama ku Wik. Salam kenal semua." Lelaki dengan surai gelap itu tersenyum. Senyum yang menurut Mine senyum palsu dengan banyak rahasia di belakangnya.

"ai P'wik banyak sekali penggemarmu disini ya." Sang mc menggoda.

"ah, terima kasih aku senang dicintai banyak orang." Wik membalas godaannya.

"hahaha, oke jadi lagu apa yang akan dinyanyikan P'wik hari ini?."

"lagu yang mungkin disukai banyak orang, karena aku yang menyanyikannya. "

"eum khab khab, jadi lagu apa yang akan kau nyanyikan?"

"ahaha, best part mungkin cocok sekarang."

Petikan gitar itu terdengar halus, Chay benar-benar terpesona akan suara dan tampannya seorang Wik. Jika bisa Chay tidak ingin berkedip agar tidak terlewat satu detikpun melihat Wik.

Wik benar-benar sempurna, itu yang ada di pikiran Chay sekarang. Sementara Mine dia menggelengkan kepalanya melihat Chay tidak merespon panggilannya lagi.

STAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang