jangan !

75 27 21
                                        

Nafas Kana tersenggal, tangannya meraih knop pintu lalu menariknya hingga tertutup.

punggungnya yang rapuh itu ia tempelkan pada pintu tersebut.

tangannya bergetar menyentuh dadanya yang terasa bergemuruh, merasakan denyutan jantungnya yang berdetak begitu kencang seperti ingin meledak ditempatnya.

Matanya memejam ketika ia mendengar teriakan frustasi yang menyebut namanya begitu keras disana, disusul dengan suara yang gaduh.

Sudah ia duga, lelaki itu pasti akan melampiaskan amarahnya dengan menghancurkan apa saja yang ada di rooftop tersebut.

menghancurkan segala sesuatu yang terlintas oleh matanya dengan membabi buta. seolah ia tengah menghancurkan Kana, gadis yang selalu membangunkan sisi iblisnya.

Kana menarik nafas sebelum akhirnya menuruni undakan demi undakan anak tangga dengan langkah yang gontai.

Meninggalkan seseorang yang tengah kesetanan, membiarkannya meluapkan hal yang biasa lelaki itu lampiaskan padanya.

Pandangannya mulai kosong, ketika kilasan demi kilasan ingatannya mulai menyeruak kepermukaan alam bawah sadarnya.

Ingatan pertemuan pertamanya dengan lelaki arogan itu, pertemuan dimana ia mulai merasakan sesaknya kesengsaraan yang begitu pekat, begitu pahit dan tak ada habisnya.

Flashback on ...

Rio menatap sekeliling, mata tajamnya menelisik satu persatu para siswa yang berlalu lalang di area kantin.

"ck! Lama banget sih!" Rio berdecak. tatapannya jatuh melirik arloji mewah yang melilit lengannya.

Wajah tegas yang tampan itu nampak mendelik tidak suka.

"lagi sibuk kali, namanya juga ketua osis." timpal Gaga menekankan kata osis. Matanya tampak melebar menatap fokus layar ponselnya.

Jakunnya tampak naik turun sambil sesekali membasahi bibir bawahnya.

"gede banget..." gumamnya.

Rio hanya bisa merotasi kedua bola matanya, berbincang dengan sabahatnya yang satu ini malah semakin membuat moodnya berantakan.

"kebiasaan lo! Nonton bokep nggak tahu tempat." ucapnya jengah.

Rio meraih ponselnya yang tergeletak diatas meja, jari-jemarinya bergerak liar menekan layar ponsel tersebut lalu memasukannya kedalam saku celana.

"bisa-bisanya tuh anak sibuk ngurusin hal yang nggak penting! padahal sebentar lagi dia mau ninggalin kita semua." Rio beranjak dari kursinya meraih sebuah gelas yang berisi jus lalu menenggaknya.

"yaudahlah Ri, biarin aja! Nggak usah lo susulin kayak gitu, posesif banget lo jadi temen." kekehan Delon sontak mendapat lirikan pedas dari Rio membuat lelaki itu mengangkat kedua tangannya disamping telinga.

"ampun agan!" ledeknya.

"bener tuh, si Adam kan lagi prepare buat pertukaran pelajar ke aussie, juga sibuk ngurusin organisasi. masa mau lo gangguin terus!" Gaga berdecak sebal dengan mata yang masih berfokus pada ponselnya.

Rio menoleh sinis kearah dua sahabatnya, ketika hendak berbalik ia mendesis pelan saat jus yang berada di genggamannya tumpah mengenai seragamnya.

Ia menatap geram seragamnya yang kini basah berwarna orange, lalu menatap tajam seorang gadis yang baru saja membenturnya.

gadis itu tampak melotot kaget. Tubuhnya bergetar dan menggigil ketakutan.

Tubuh kecil yang nampak begitu rapuh dimata Rio apalagi ketika bibirnya yang pucat itu bergetar.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 22, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

who are you KanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang