Cerita ini dibuat hanya untuk hiburan semata. Kritik dan saran di persilahkan, karena aku masih dalam tahap baru belajar karena ini story pertamaku
————
Sungguh malam ini langit lebih gelap dari sebelumnya, langit hitam berhias kelam. Tak ada bulan, tak ada bintang. Sunyi meraja. Hanya denting jam mengusik telinga wanita berbalut cardigan rajut yang menutupi sampai batas mata kakinya, selebihnya diam.
Wanita itu berpegangan pada pembatas balkon, mata indahnya yang sedikit terpejam karena hembusan angin yang sedikit kencang seraya menatap para bawahan suaminya yang berjaga di teras mansion.
Wanita itu tidak mendengar satu suara pun di lantai ini, karena semua para bawahan dan para pekerja lainnya berada di lantai satu sedangkan kamarnya berada di lantai empat, lantai tertinggi di mansion. Ada sebuah alasan yang membawa wanita cantik berusia 25 tahun bernama Lee Soo Jin itu berdiam diri di balkon kamarnya, hidupnya bahagia selama dua tahun menjadi istri dari pria bermata tajam, arogan, keras kepala, tidak terbantah bernama Jeon Jungkook. Akan tetapi agaknya belakangan ini ada yang telah disembunyikan oleh sang suami, itu yang membuatnya berfikir cukup keras untuk mengetahui apa sebenarnya yang telah suaminya itu sembunyikan darinya.
Soojin sudah mencoba menanyakan kepada pria enam tahun lebih tua darinya itu Seokjin assistant Jungkook, tapi tidak membuahkan hasil, pria itu tidak mau memberi tau sesuatu mengenai bosnya tersebut.
Sepertinya dia akan memerlukan otak cerdas Namjoon untuk membantunya mencari tau apa yang sebenarnya Jungkook sembunyikan. Soojin meraih ponselnya yang berada di atas meja untuk menghubungi Namjoon, setelah tersambung terdengar suara berat dari seberang sama.
"Selamat malam nona, anda membutuhkan sesuatu?"
"Ya Tuan Kim aku memerlukan bantuanmu!" ujar Soojin berjalan kembali kearah balkon, belum mengutarakan keinginannya terdengar pintu kamar terbuka, kepala Soojin menoleh kearah pintu kamarnya. Terpaksa Soojin menunda pembicaraannya dengan Namjoon.
"Besok pagi akan ku beritau apa keperluanku, Selamat malam Tuan Kim!" memutus sambungan telfon, mengeratkan cardigannya dengan tangan yang memeluk tubuhnya sendiri, hawa semakin dingin diluar.
"Sedang apa?, sudah malam nanti kau bisa sakit berada di balkon. Anginnya sedang tidak bagus sayang" Suaminya sudah pulang itu yang membuatnya memutuskan sambungan telfon Namjoon dan berniat besok pagi saja untuk berbicara dengan pria Kim tersebut.
Soojin tersenyum lembut, Jungkook meraih tubuh ramping Soojin untuk lebih mendekat dengan tubuh pria itu.
"Hanya ingin" ujar Soojin
"Ayo masuk anginnya semakin kencang" perintah tegas Jungkook membuat Soojin menganggukan kepalanya patuh. Berjalan masuk kekamar terlebih dahulu membiarkan suaminya menutup pintu balkon.
"Ada masalah?" tanya Jungkook setelah menyelesaikan kegiatannya mengunci pintu. Jungkook duduk di pinggir ranjang memperhatikan sang istri membuka cardigannya hingga menyisahkan lingerie gown berwarna biru gelap.
Beranjak dari duduknya menghampiri Soojin yang membelakanginya.
"Apa yang sedang kau pikirkan hm..?" tanya Jungkook memutar tubuh Soojin agar menghadap ke arahnya.
"Aku tidak memikirkan apapun, hanya ingin berdiam diri di luar."
Jungkook mendekatkan kepalanya kewajah Soojin. Terpaan nafas pria itu mengenai netranya yang membuatnya terpejam. Merasakan sudut bibirnya di kecup oleh pria didepannya ini Soojin kembali menyingkap netranya, menatap sekilas netra Jungkook dan kembali terpejam. Hal itu membuat bibir Jungkook berpindah mengecup dalam pipi sebelah kanan Soojin.
"Aku mampir ke mansion ibu, itu yang membuatku pulang larut."
"Ibu yang menyuruh?" tanya Soojin, tangannya membantu Jungkook membuka satu persatu kancing kemejanya.
"Ya, ibu memberimu bunga tulip. Dia menyuruhku ke mansionnya untuk mengambil bunga tulip yang kau inginkan" ujar Jungkook menyerahkan kemejanya kepada Soojin.
"Padahal ibu bisa menyuruhku kesana untuk mengambilnya sendiri" pandangannya mengarah kebawah melepas gesper yang Jungkook kenakan dan meletakannya ke dalam lemari.
"Ibu tidak akan membiarkanmu pergi ke mansion sendiri tanpaku."
"Baiklah baiklah, aku harus melihat bunga itu terlebih dahulu. Dimana bunganya?" tanya Soojin bersiap membuka pintu. Suara Jungkook menginterupsi.
"Sudah larut sayang waktunya istirahat. Kemari, temani aku ingin tidur. Lelah."
Apapun yang dikatakan oleh Jeon Jungkook suaminya adalah perintah yang harus dilaksanakan tanpa bantahan. Mau tak mau Soojin mengurungkan niatnya untuk keluar kamar, masih ada hari esok untuk melihat para bunga bunga tulip pemberian dari ibu mertuanya itu.
Jungkook meraih dagu Soojin mengelusnya pelan, mata tajamnya menatap paras sempurna milik wanita itu.
"Kau sangat penurut itu yang membuatku semakin jatuh cinta padamu."
Soojin sama sekali tidak berubah sejak mereka menjalin hubungan sepasang kekasih. Sangat penurut itu yang membuat Jungkook menggilai istrinya tersebut. Soojin tau cara agar dia tidak mendapat amukan dari Jungkook dan juga dia pastinya tidak mau membuat pria itu kehilangan moodnya, itu demi keselamatan nyawanya dan nyawa orang lain.
"hm.." Soojin tidak merespon lebih. Jungkook menjauhkan tangannya dari wajah istrinya, berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan badannya.
"Mandi dengan air hangat Jung."
"Baiklah sayangku." jawab Jungkook mengikuti perintah wanitanya.
Tersenyum tipis, Soojin menghela nafasnya pelan menjatuhkan dirinya di atas ranjang. Wanita itu kembali memikirkan apa yang suaminya itu sembunyikan darinya. Dia harus segera meminta bantuan Namjoon untuk membantunya mencari tau.
tbc
WELCOME TO -KILLED!- MY FIRST STORY
aku bakal lanjutkan cerita ini ke part satu apabila kalian menemukan cerita ini kemudian membacanya dan kalian memiliki antusias yang besar untuk aku melanjutkannya lagi
Py🥒
KAMU SEDANG MEMBACA
KILLED!
FanfictionJeon Jungkook, semua manusia di negaranya berasal dan hampir semua negara di bumi ini mengetahui tentangnya sebagai pemilik club dan kasino terbesar yang tersebar di berbagai negara. Jungkook meraih dagu Soojin mengelusnya pelan, mata tajamnya menat...