"Kau tidak ingin mempunyai anak Jeon?"
Jungkook mendorong kasar piring dihadapannya dan sedikit membuat suara gaduh dari kursi yang sedikit di tendangnya kemudian beranjak, pergi meninggalkan Soojin yang masih terlihat tenang duduk di meja makan. Wajahnya memang sangat tenang akan tetapi jantungnya berpacu tidak beraturan melihat respon Jungkook tentang pertanyaannya barusan.
Tidak ada yang salah dengan pertanyaannya, yang salah disini hanyalah pikiran Jungkook yang melarang mereka bisa mempunyai anak. Entahlah sampai saat ini Soojin masih bingung dengan alasan pria itu melarang dirinya untuk mengandung. Disaat keduanya melakukan hubungan Jungkook selalu menyuruhnya meminum obat penunda kehamilan setelahnya.
Wanita itu terdiam melihat piring yang baru saja dicampakkan oleh suaminya itu tidak tersentuh lagi. Mendengar suara kegaduhan membuat Bibi Song kepala pelayan mendekat ke arah meja makan, melihat hanya ada majikan perempuannya saja yang berada disana. Bibi Song mulai memerintahkan para pelayan lainnya untuk membersihkan meja makan.
"Nona Jeon.." panggilan itu membuat Soojin tersadar dari diamnya mengalihkan pandangannya kearah seseorang yang memanggilnya dengan sebutan Nona Jeon itu. Memandang lekat ke arah netra Bibi Song yang ia tidak tau sejak kapan berada di sampingnya memegang pundaknya.
Melihat ada raut sedih di wajah majikannya itu membuat Bibi Song paham masalah apa yang baru saja terjadi diantara pasangan yang baru saja memulai makan malam ini, sudah pernah terjadi hal serupa seperti ini. Tapi wanita tua yang sudah bekerja cukup lama dengan Keluarga Jeon ini bersyukur karena Tuan Jeon nya memilih langsung pergi tanpa harus melakukan hal yang di luar kendali seperti dulu. Merasa iba dengan Istri Tuannya ini, "Sudah selesai makan malam Nona Jeon? mari saya antarkan ke kamar utama?"
Wanita berparas cantik tanpa polesan apapun di wajahnya itu menggelengkan kepalanya menolak ajakan Bibi Song, "aku ingin ke ruang keluarga saja Bibi Song!" pintanya. Tanpa berfikir panjang Bibi Song langsung mengambil sapu tangan di dalam seragam pelayannya dan mulai membersihkan tangan cantik Soojin.
"Mari biar saya antar Nona."
Memberikan Nona majikannya itu berjalan terlebih dahulu sedangkan Bibi Song dan satu pelayan lainnya dengan nampan ditangannya berisikan air putih dan vitamin mengekori dari belakang. Setelah hilangnya presensi Soojin dari ruang makan terdengar bisikan kecil dua pelayan yang berumur 22 tahun.
"Kau dengar barusan?" bisik Pelayan Choi"Tuan Jeon dan Nona Jeon barusan?" tanya Cheron
Pelayan Choi mengangguk, "Apa salahnya Nona Jeon bertanya tentang anak? menurutku tidak ada yang salah tentang pertanyaan itu"
"Entah, sudah dua tahun aku bekerja disini sebenarnya memang Tuan Jeon tidak pernah senang kalau ada yang membahas tentang keturunan apalagi menyangkut Nona Jeon," ucap Cheron
"Aku sedikit kasihan melihat Nona Jeon di tinggal pergi oleh Tuan tadi, wajahnya terlihat sedih tapi dia masih bersikap tetap tenang"
"Iya aku.." ucapan Cheron terpotong karna salah satu pelayan yang ikut dengan Bibi Song tadi sudah kembali ke ruang makan.
"Sedang apa kalian berdua? berhenti bergosip dan kembali bekerja" Pelayan Choi dan Cheron bergegas membersihkan meja makan.
*
Bibi Song meninggalkan Soojin di ruang keluarga sendiri, awalnya wanita tua itu sudah menawarkan untuk menemani Nona majikannya tetapi Soojin menolak. "Tidak apa, Bibi beristirahat saja. Aku akan menonton film disini, setelah itu aku akan kembali ke kamar sebelum Jeon pulang" begitu pesan Soojin sebelum kepergian Bibi Song dari ruangan tersebut. Sebenarnya wanita itu berbohong mengatakan bahwa ia ingin menonton film, padahal ia ingin menenangkan pikirannya sejenak.
KAMU SEDANG MEMBACA
KILLED!
FanfictionJeon Jungkook, semua manusia di negaranya berasal dan hampir semua negara di bumi ini mengetahui tentangnya sebagai pemilik club dan kasino terbesar yang tersebar di berbagai negara. Jungkook meraih dagu Soojin mengelusnya pelan, mata tajamnya menat...