Raksasa penyerang.
Perlahan pemuda itu berubah usai mengucapkan kata itu.
Banyak hal yang sudah terjadi setelah (Yourname) memilih jalan untuk menjadi seorang tentara.
Dari yang sekadar melawan raksasa menjadi melawan manusia dalam sangkar, hingga hal yang baru-baru ini ia ketahui kebenarannya,
Dunia memusuhi tanah kelahirannya──
Dengan kata lain, mereka akan menghadapi─ melawan dunia.
Dan semuanya menaruh harapan penuh pada Eren Yeager, yang dianggap memegang kunci kebebasan dengan kekuatan raksasa di tangannya.
Begitu pula dengan (Yourname), ia menggantungkan semua permohonan dan impiannya pada pemuda itu.
Tapi setiap manusia memiliki sisi kerapuhannya sendiri.
Saat itu (Yourname) benar-benar tidak menyangka akan diperlihatkan bagaimana pemuda yang selalu saja berseru marah akan membasmi seluruh raksasa itu... menangis.
(Yourname) jadi merasa bersalah karena menaruh ekspetasi lebih pada Eren Yeager yang notabene-nya, masih seorang manusia.
Amat salah bagi manusia untuk menaruh ekspetasi pada manusia lainnya.
(Yourname) tidak menganggap dirinya sebagai orang yang baik atau berhati suci, hanya saja ia tersadar bahwa sebagai manusia── (Yourname) kurang memanusiakan Eren Yeager.
(Yourname) dapat melihatnya, Eren Yeager hanyalah bocah kesepian yang ditinggalkan oleh Ibunya.
Sama sepertinya yang merupakan bocah penggembala yang ditinggal sang Ayah.
Walau berbeda, mereka sama── dalam satu sisi tertentu.
Maka dari itu (Yourname) mengulurkan tangannya.
──
"Menangis sebanyak yang kamu mau, Eren."
Lisan mengucap dengan sarat menenangkan.
Pemuda itu menatap telapak tangan sang gadis, lalu menatap gadis itu dengan pandangan yang sedikit memburam akan air mata,
"Mau berlari menghindari dunia sejenak bersamaku?"
Lembayung senja menerpa wajah sang gadis, senyumnya sama hangatnya pada langit sore itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐃𝐈𝐑𝐆𝐀𝐍𝐓𝐀𝐑𝐀─ 𝐞𝐫𝐞𝐧 𝐲𝐞𝐚𝐠𝐞𝐫
Fanfictionfinished. x Reader. Dirgantara (n.) segala sesuatu yang ada di atas bumi, meliputi langit dalam atmosfer sampai luar angkasa. Teruntuk dirinya, Sang Dirgantara. Raganya tiada sanggup kugapai, begitu pula rasa sepihak yang membuatku tercekat. (Tiap c...