Prolog

557 47 26
                                    

This book inspired by :
esdegan123
BratZr6
Dan 1 lagi ntah siapa...
Read their book too!
___________________________________________

Di sebuah gedung yang hanya tertutupi dengan ilusi indah yang menutupi kekumuhannya. Dibawah ada banyaknya orang-orang dan lampu yang menerangi seisi kota tapi disini.. hanya ada kau, aku, dan angin dingin yang mengisi keheningan ini.

Kau berbalik melihat ku, dengan mata kekosonganmu.

Ada apa denganmu yang dulu..?

Kenapa tidak kau ceritakan apa yang terjadi padamu..??

Kenapa kau menutupi segala sesuatu ke orang yang katanya kau cintai!?

Tidak.. jangan, jangan lagi kau pergi tanpa ada kabar apapun KUMOHON!















































"Sahurrrr, sahur, e sahurr, SAHORR!!"

"..."

"Pagi paa~!"

"Yok bangun yok stress pagi yok"

"Sarapan lagi dimasak tuh jadi segera bangun ya, Indo keluar dulu pa"

___

"Malay dah bangun?

"WOY MAUNG CEPAT TURUN SINI! SAHORRR, SAHORR!!"

"SABAR ANYING!? LAGIAN RAMADHAN UDAH LEWAT GA USAH TERIAK²!"

Huft... hari-hari biasa dipenuhi teriakan para binatang di mansion ku ini.

Lagi-lagi sebuah mimpi aneh lainnya. Sekarang apa lagi? Orang terjun payung hah?? Ini mah masih belum bisa membuatku ketakutan.

... Mimpi-mimpi ini sepertinya bukan ingin membuatku takut....

*BRAK*

"PA, INDO MA MALAY BAKU HANTAM PA! POSTING KE IG GA?"

Cambodia membuka pintu kamar dengan tidak santainya dan memanggilku bukan dengan perasaan panik malah excited. Yang ngajarin kamu siapa sih nak.

"Siapa tau viral pa"

"Hadehh gini lagi, suer mau resign jadi papa kalian aja.."

"iya iya bentar"

Terpaksa lah aku harus keluar untuk meredakan suasana tawuran disana.

Author POV :

ASEAN pun keluar dari kamarnya untuk meredakan 2 makhluk adu tonjok tapi ga nonjok² dari tadi. ASEAN pun pada akhirnya menyelesaikan masalah mereka berdua dengan sendal berkilau milik Brunei (digeplak).

Yah setiap hari selalu rame oleh kegaduhan anak-anak pungutnya yang lagi joget pargoy di mansion miliknya, jika ada hari yang tidak rame itu hanya saat mereka ada kesibukan di negara masing-masing. Tapi cepat atau lambat mereka akan kembali lagi dan si tuan rumah akan mengurung di kamarnya lalu melamun sampai anak²nya ingin mengusir diri dari rumahnya.

"Selamat datang Malay! hehe gw sudah kembali epribadih"
Meriah malay menyambut dirinya sendiri.

*Prok... Prok... Prok*
Tapi hanya dijawab tepuk tangan yang sengaja dilambatin oleh saudara saudaranya.

"Nyalain petasaan yuk"
Ajak Malay menunjukkan sekantong petasan di tangannya.

*PROK PROK PROK*
Suara tepuk tangan pun menjadi sangat rame, mulailah mereka bermain petasan bersama wajah mereka yang sangat bahagia di dalam Mansion.

Our Memories {Organization}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang