Semua tidak akan berantakan jika malam itu Mahen tidak mabuk berat.
❗Mengandung bahasa kekerasan dan tingkah kehewanan para tokoh❗
❗Adegan dan alur cerita tidak untuk di contoh❗
Highest rank
#rank 1 mba (17/8/2022)
#rank 3 Mahen (17/8/2022)
#rank 5...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
-saat satu hal berubah, hal lain juga berubah-
-haru
*Satu atap?
"Bagaimana para saksi, sah!?"
"Jangan! Jangan sah dong pak! Astaga, ini beneran!? Jangan dong, gue mohon jangan ada yang bilang sah! Bisa gak sih!??" Batin Keisha.
"Sah!"
"Mati gue."
Semua orang mengangkat tangannya untuk berdoa bersama. Keisha masih tidak percaya jika pernikahannya bersama Mahen berhasil. Ini sungguh tidak mungkin.
Ayo Keisha bangun! Ini mimpi!
Semua saksi yang di sana bertepuk tangan dan mengucapkan selamat kepada papi Keisha dan pihak dari pak Hendro, papah Mahen.
Keisha menatap Mahen malas, begitu juga sebaliknya. Mahen pastikan, setelah ini ia akan menyiksa Keisha. Apa apaan, ia sudah mengganggu hidup Mahen yang sudah tenang itu.
"Mi, Keisha mual." Bisik Keisha kepada maminya yang berada di sebelahnya.
"Mau minum?" Tanya maminya dan Keisha mengangguk.
Mami Keisha memberikan dua minuman, Keisha mengerutkan keningnya.
"Buat suami kamu."
"Huek! Najis banget."
Keisha menerima minuman itu dan memberikan saja kepada Mahen. Sementara Mahen hanya diam dan menerimanya. Keisha memutar bola matanya malas saat Mahen menerima minum darinya.
"Tunggu bentar. Kamu kan langsung ke apartemen Mahen."
"Ngapain Mami?"
"Kan udah. Jadi harus tinggal bersama"
"Mi, nggak mungkin lah. Keisha masih mau di rumah. Barang barang Keisha masih di rumah semua. Kan Keisha belum beres beres. Besok deh mi."
"Kata siapa, anak buah papi udah beresin barang barang kamu dan bawa ke apartemen Mahen."
Keisha memutar bola matanya malas. Dunia ini benar benar aneh. Haruskah ia satu apartemen dengan Mahen? Pria yang sudah mengambil kehormatannya dengan paksa? Ya meskipun tanpa sadar.
