JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENNYA 🤗🙏🏻
-Unexpected Love-
Pagi menjelang, Haechan terbangun dan mengucek kedua matanya. Ia melihat kesekeliling kamar bernuansa dark tersebut. Sepertinya Kak Mark sudah bangun, ia cepat-cepat turun dari ranjang menuju kamarnya untuk mandi pagi.
Weekend ini ia akan menghabiskan waktunya di dapur! Ia akan memasak cake yang pernah diajarkan oleh ibunya. Sudah lama ia tidak berkutat di dapur semenjak tinggal di mansion Jung.
Mark tersenyum melihat Arin yang sedang memberi makan ikan di kolam ikan mansionnya. Mark menghampirinya. "Kau tidak pernah berubah."
"Mark.. Kau mengejutkanku!" Arin menoleh dan tersenyum melihat kekasihnya. Mereka berdua sudah berpacaran sejak SHS. Tapi setelah lulus mereka berdua sepakat untuk berpisah dahulu, karena keduanya ingin sama-sama fokus dengan kuliahnya. Tapi setelah Arin kembali dari Kanada mereka kembali menjalin hubungan.
Mark tersenyum simpul melihat wajah Arin. "Sudah memberi makan ikannya?"
"Eung~ kau masih memelihara ikan pemberian dariku?"
"Hmm." Arin menoleh, melihat kekasihnya yang kini semakin tampan dan gagah. Mark sejak dulu memang memiliki sifat yang dingin. Ia sangat introvert, dan tidak terlalu mudah untuk bersosialisasi. Mark juga sangat irit berbicara. Tapi terkadang ia lebih memilih untuk menunjukkan keperduliannya melalui sikapnya.
"Kau semakin keren, Mark." Arin berjalan menuju halaman mansion, diikuti Mark dibelakangnya.
"Benarkah?" Mark tersenyum. Arin menoleh, melihat Mark yang tersenyum. Mark jarang sekali tersenyum. Dan melihat Mark tersenyum seperti itu membuat hatinya menghangat.
Haechan yang berada di dapur memperhatikan interaksi manis mereka berdua. Ia baru kali ini melihat Kak Mark tersenyum, dan Kak Mark tersenyum hanya untuk perempuan cantik itu. Haechan yakin pasti Kak Mark sangat mencintai wanita cantik itu. Pria seperti Kak Mark tentu saja mencintai wanita cantik. Tidak seperti dirinya, sejak kecil ia memang memiliki ketertarikan yang aneh. Setiap melihat pria tampan, hatinya selalu berdebar. Dan sejak saat itu dirinya meyakini bahwa ia penyuka sesama jenis. Ibunya juga mengetahui tentang itu, dan berusaha menerima dirinya. Ia sangat berterimakasih pada ibunya yang tidak pernah menghakimi ketertarikan seksualnya.
Mark menoleh ke arah dapur, ia melihat Haechan sedang menatap kearahnya. Alisnya berkerut saat Haechan memalingkan wajahnya ke arah lain.
Haechan sedang berkutat di dapur ditemani oleh Jeno yang sejak tadi hanya menganggunya saja tanpa mau membantunya membuat cake.
"Kak Jeno!" Kesal Haechan melihat Jeno memainkan tepung adonannya.
"Jangan dimainin kak tepungnya. Lebih baik Kak Jeno bantuin Echan ngaduk telurnya."
"Males mbul."
Haechan menoleh, wajahnya cemberut. "Echan gak gembul Kak!" Bantah Haechan.
"Iya deh iya gak gembul cuma enduts." Haechan mendengus, ia kembali fokus mengaduk tepungnya. Terserah deh mau gembul ataupun gendut yang penting ia sehat.
"Mbul, ini sudah di aduk. Aku mau keluar menemui temanku, jangan lupa sisakan kuenya untukku." Jeno menaruh mangkuk berisi telur yang sudah ia aduk.
"Kak Jeno pulang jam berapa?" Tanyanya.
"Mungkin malam." Jeno mengedikan bahunya, ia berlalu menuju kamarnya untuk mengganti baju. Haechan hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkahnya.
"Jangan lupa belikan Echan Ice cream, Kak!" Teriak Haechan yang masih di dengar oleh Jeno.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNEXEPECTED LOVE
Teen FictionHaechan atau yang biasa dipanggil dengan sebutan Echan, pria manis yang takut dengan hujan bertemu dengan dua pria tampan yang sangat menyukai hujan. Mereka dipertemukan seolah takdir menghampiri ketiganya untuk terikat. -Unexpected Love-