♡'・ᴗ・'♡
ⒽⒶⓅⓅⓎ ⓇⒺⒶⒹⒾⓃⒼ
•
•
•
•
•
•
•
•
•Hari ini adalah hari minggu, jadi semua anggota keluarga El sedang berada dirumah semua
Saat ini, El sedang berada di balkon kamarnya, ia sedang duduk bersantai di kursi putar sambil membaca novel bergenre brothership. Sudah dibilang kan kalau El itu suka baca novel?
El sedang membaca novel yang berjudul Valanio Keyvano. A , bergenre brothership, yaitu anak bungsu seorang pengusaha yang sangat terkenal dinegaranya yang hilang selama belasan tahun, lalu pada akhirnya ia ditemukan dan lalu ia dikekang oleh keluarganya didalam mansion ayahnya
"Enak kali ya jadi Vano?" celetuk El setelah selesai membaca bab terakhir
"Dikekang dan disayang sama keluarganya, apalagi sama mommy, daddy dan abang abangnya"
"Berkhayal lagi huh?" ucap seseorang dibelakang El, ia adalah Varesh Drion Achalendra, berdiri sambil menyenderkan tubuhnya pada pintu balkon, dan tangannya yang dilipat didepan dada
El menoleh kebelakang, lalu menatap malas abangnya yang berbicara tadi, lalu El memutar tempat duduknya menghadap ke arah Varesh
"Mau apa?" tanya El malas
"Mau liat lo udah mati atau belum, ehh ternyata belum" ucapnya dengan nada kecewa
El menatap mata tajam milik abang keempatnya itu yang berwarna hitam sehitam arang namun sangat indah dan tajam
Kata kata yang barusan diucapkan oleh varesh adalah makanan sehari hari El, dari pagi, siang, sore, malam, lalu kepagi lagi, mereka semua seakan tidak bosan bosannya mengatakan kata 'mati' untuk El, sampai² El bosan sendiri mendengarnya
"Itu yang lo mau?" tanya el. Varesh sangat tidak suka ketika El memanggilnya abang/bang, jadi ia menggunakan lo-gue tanpa embel² abang
"Ya"
"Kalau gue mati sekarang, apa yang bakalan lo kasih untuk gue?"
Mendengar ucapan El, varesh mengerutkan keningnya pertanda bingung
"Didunia ini harus ada timbal balik, gak ada yang gratis. Kalau gue nurutin keinginan lo, lo harus nurutin keinginan gue juga"
"Ok, lo mau apa?"
El tidak menyangka, ternyata varesh benar benar menganggap ucapannya serius, padahal El hanya mengetes varesh, apakah varesh akan mengiyakan atau menolak
"Lo serius?" El bertanya dengan parau, air mata dipelupuk matanya sudah tidak bisa ditahan lagi, sampai akhirnya jatuh setetes demi setetes,
Apakah ia memang sangat tidak diinginkan oleh keluarga ini?, apakah mereka benar² ingin ia mati?
"Lo kira gue bercanda?, lagian lo gak mungkin bundir sekarangkan?, gimana nasib novel² yang belum lo baca itu kalau lo mati sekarang?, lo jadi gak bisa halu lagi dong?" ujarnya dengan kekehan meremehkan
"Sampai saat ini,...
Gue sebenernya bingung, apa gue ada salah sama lo?, apa gue ada salah sama kalian?, apa kesalahan gue itu gak bisa dimaafkan?, lalu letak kesalahannya itu dimana?!"
"Seandainya gue bisa milih saat itu, gue akan memilih adik perempuan gue dari pada lo, kenapa harus lo yang selamat?, kenapa bukan Rania aja yang selamat?"
"Apa cuma karna itu?, cuma karna anak yang terlahir dan selamat adalah seorang bayi laki laki, kalian sampai harus benci gue? "
"saat itu gue hanyalah seorang bayi baru lahir yang gak tau apa apa, gue juga gak tau kalau yang selamat dalam lahiran itu adalah gue bukan kak Rania, lagian apa bedanya laki² dan perempuan?, yang penting lo punya adik kan?" ucap El sambil menangis, air matanya sudah tidak dapat ia tahan lagi, biarlah jika varesh akan mengatakan ia cengeng atau lemah
"Tapi yang gue mau itu adik perempuan bukan laki²" balas varesh sambil membentak dan matanya yang memerah
El langsung lesu, pandangannya menjadi kosong, ia sudah benar benar lelah, ia ingin menyerah saja
Karena pintu kamar yang terjemblang alias tidak tertutup, suara bentakan varesh ternyata sampai turun ke lantai bawah, sehingga mengundang beberapa orang yang mendengarnya untuk menuju sumber suara
"Ada apa Ares?" tanya Aileen Drion Achalendra, ares adalah panggilan keluarga untuk varesh, aileen adalah anak ketiga dari pasangan Sagara Drion Achalendra dan Kania Drion achalendra, yang melihat varesh dan El sedang bertengkar sampai² El menangis
Varesh melihat kebelakang, terdapat seluruh anggota keluarganya yang sedang melihat nya sedang bertengkar dengan El
"Seandainya didunia ini bisa menukar nyawa, gue mau nukerin nyawa lo untuk Rania, adik gue satu satunya" ujar varesh tajam, bahkan ia tidak sadar mengatakan hal itu
Jleb
Hati El sangat sakit mendengar hal itu, bahkan abangnya sendiri, rela menukarkan nyawanya untuk sesuatu yang jelas jelas tidak akan bisa hidup kembali
Tetapi reaksi anggota keluarganya hanya datar dan diam saja, seolah mendukung ucapan varesh tadi
"Hahahaha... hiks... hiks"
"Benarkah?... hiks"
"Ahh, gue punya ide hiks..., gimana kalau kita coba aja sekarang?, gue coba nukerin nyawa gue untuk Kak Rania, ide bagus kan?" tanya El dengan semangat dan tatapan mata yang kosong dan kecewa yang sudah sangat mendalam
Tetap, reaksi papa, mama, dan abang² nya hanya datar, seolah ucapan El adalah omong kosong yang tak akan mungkin ia lakukan
"Tapi tadi kan gue udah bilang, harus ada timbal balik, jadi kita sama² untung. Gue nerima permintaan lo dengan nukerin nyawa gue, tapi lo harus nurutin permintaan gue juga, yaitu saat gue udah meninggal nanti, kalian semua akan memeluk jenazah gue dan akan memakamkan gue dengan layak, tetapi harus disamping makamnya kak Rania, gimana deal kan?" ucap El sambil menyodorkan tangannya tepat dihadapan varesh
Varesh sebenarnya terkejut mendengar penuturan El, tetapi ia mencoba untuk tidak memikirkan perkataan itu dengan serius, 'dia hanya mengatakan omong kosong dan hanya untuk mencari perhatian saja' pikir varesh sambil melihat uluran tangan El tepat didepannya
Dengan keyakinan bahwa El hanya bercanda saja, varesh menerima uluran tangan El tanpa ragu
Air mata El yang tadi sempat berhenti, kini kembali mengalir, El semakin benci pada kenyataan, karena, kenyataan hanya bisa membuatnya sakit
El perlahan melepas uluran tangan varesh, lalu berjalan mundur hingga ia mentok pada pembatas balkon kamarnya, El langsung memegang pembatas itu, lalu menaikinya
Papa, mama, dan abangnya yang melihat itu terkejut, apakah ia benar benar akan melakukannya? pikir mereka
"Selamat tinggal, dan satu yang harus kalian tau 'Adek capek' " ucap El sebelum dirinya benar benar menjatuhkan dirinya dari balkon kamarnya itu ke lantai satu
Brukk
Bunyi sesuatu yang terjatuh pun terdengar, mereka semua masih loading, apakah El serius dengan ucapannya?
Dengan wajah yang panik (mungkin?) Papa, mama, dan abang² El langsung turun ke lantai bawah kecuali varesh yang masih mematung sambil melihat tangannya yang menjabat tangan El tadi
Tangannya gemetar, ia juga merasa bahwa ada air mata yang hinggap dipelupuk matanya, ia masih tidak percaya bahwa El benar² menjatuhkan dirinya dari balkon
Sekian detik setelahnya, varesh langsung menyusul yang lainnya menuju lantai bawah, dengan air mata yang sudah berjatuhan, mengapa ia merasa sedih?
Varesh memberhentikan langkahnya tepat didepan pintu menuju kolam berenang, ia mematung di tempat, tubuhnya terasa lemas
Tepat lima meter didepan sana, ia melihat El yang sudah berlumuran darah, dengan tubuh yang berada di pelukan Sagara yang sedang menangis sambil menggerak gerakkan tubuh El
TBC...
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Kelvin Drion
Teen FictionKelvin Drion Achalendra, Anak bungsu yang sangat tidak diinginkan kehadirannya oleh keluarganya, Setelah terjun bebas dari balkon kamarnya, bukannya meninggal, ia malah masuk kedalam novel yang sangat ia benci El malah masuk ke dalam novel yang tak...