𝚂𝚆𝙰𝚂𝚃𝙰𝙼𝙸𝚃𝙰4
(◍•ᴗ•◍)
𝙷𝙰𝙿𝙿𝚈 𝚁𝙴𝙰𝙳𝙸𝙽𝙶
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
"BANGSAT!!"
"DIA YANG NABRAK GUE!, KENAPA GUE YANG DISALAHIN NJING?!" teriak El dengan menatap Walah Rilan nyalang sambil mengelap sudut bibirnya yang mengeluarkan darah
Setelah teriakan yang El ucapkan, suasana yang tadinya penuh dengan bisik bisik siswa menjadi hening karena El yang mengumpat
"Abang hiks...kok ngomongnya kasar sih" ucap Risa dengan sesegukan
"DIEM LO!"
"Ini juga gara² lo anjing, setiap gue ketemu lo, sial terus yang gue dapetin. Dasar pembawa sial" lanjut El dengan tajam lalu berlalu pergi dari sana membawa luka yang telah Rilan berikan padanya
Risa yang dikatai pembawa sial pun semakin keras menangis dengan tangan terkepal dalam hati ia terus memaki Al yang telah mempermalukannya tadi
"Udah tenang ya baby, nanti abang kasih dia pelajaran dirumah biar dia gak ngomong sembarangan lagi, hm?" ucap Rilan berusaha memenangkan Risa yang kembali menangis
•••
Saat ini El sedang berada dikamar 'Al', ia sedang melakukan kegiatan nya dengan bertelanjang dada
Shh...
"Risa anjing, babi, bangsat, punggung gue sakit anjir" umpat El sambil mengompres punggungnya dengan es batu
Sebenarnya kuah panas tadi tidak seberapa terkena punggungnya, karena ia yang memakai hoodie, tetapi emang pada dasarnya Al jarang terluka jadilah ia jadi sedikit lebay
Selesai dengan mengompres punggungnya, Al segera memakai baju lengan panjang yang ia kenakan tadi
Lalu menarik sedikit pergelangan baju nya hingga sampai siku
Ia melihat karya baru yang 'Al' tinggalkan sebelum ia menempati tubuh ini
Karya itu berupa sayatan pada lengannya
Jika sayatan lama yang sudah mengering membentuk garis sayatan abstrak, maka sayatan yang 'Al' tinggalkan terakhir kali membentuk garis yang menghasilkan huruf yang jika digabungkan akan menghasilkan kata 'MATI' sangat terlihat jelas karena luka baru dan masih basah
"Miris banget sih hidup lo Al, Al" gumam Al dengan lirih
"Tapi sekarang gue jadi prihatin sama kehidupan gue- ahh, kehidupan baru gue maksudnya"
Setelah mengatakan hal itu, perasaan Al jadi tidak enak
Ting...
Ting...
Ting...
Ting...
Bunyi bel yang ditekan terus menerus berhasil mengalihkan atensi Al
"Fixs..., bakalan terjadi sesuatu" Al berjalan menuju pintu kamarnya sambil menurunkan lengan bajunya kembali
Saat sudah didepan pintu ia menghirup nafas panjang lalu membuangnya, begitu seterusnya hingga beberapa saat
Tit... Tit...
Ceklek...
Plak
Bruk
El memegang pipi kirinya yang ditampar oleh Rilan barusan, sangat sakit bahkan pipinya jadi kaku jika digerakkan
"Cih, banci lemah" sarkas Rilan sambil mencengkram kerah baju Al dan menariknya agar bangun, ia masih tidak Terima saat Al yang mengatakan bahwa Risa pembawa sial
Al menatap nyalang Rilan yang mengatai ia 'banci lemah'
Memang kata itu bukan ditujukan pada dirinya, melainkan pada Al, tapi sekarang yang berada di sini adalah Al, dan Rilan sedang berbicara dengannya, jadi secara tidak langsung Rilan telah menginjak injak harga dirinya dengan perkataan seperti itu
Bugh
"Impas" kata Al setelah balas memukul Rilan
"KALVIN!"
Plak
Bruk
'Apa lagi ini?' gumam Al sambil memegang pipinya yang kembali ditampar
Didepannya dapat ia lihat si Risa yang sedang memeluk Rilan sambil menangis
'Gue yang ditampar, dia yang nang-'
Belum selesai Al dengan batinnya, rambutnya sudah ditarik duluan sehingga ia dengan segera langsung berdiri
Sumpah demi apapun, kepalanya sekarang sangat sakit, akibat jambakan kuat ini, ia sampai memejamkan matanya merasakan sakit ini
Al langsung ditarik mengikuti langkah lebar seseorang yang menjambak rambutnya
Ia hanya pasrah ketika ditarik seperti itu, ia pun tidak tau akan dibawa kemana
Hingga akhirnya jambakan pada rambutnya di lepas setelah mereka berdua memasuki ruangan yang sepertinya kamar(?)
Al melihat kamar ini sangat luas, hampir sama seperti luas kamarnya yang sekarang
Ia lalu menatap Adrian yang berada dihadapannya
"Saya menyesal dengan adanya kamu"
Deg
Deg
Jantung El langsung berdetak dua kali lebih cepat mendengar perkataan Adrian
"Saya menyesal dengan hidupnya kamu"
"Dan saya juga menyesal dengan selamatnya kamu"
Air mata Al langsung mengalir membasahi pipinya, hatinya sangat sakit sekarang ini
Ia yakin perasaan ini adalah perasaan 'Al', tetapi hatinya juga sakit mendengar kata itu, mengingat ia juga adalah anak yang tidak diinginkan keluarganya
"Kamu lihat?" tanyanya sambil memperhatikan sekitar yang penuh dengan barang barang bayi perempuan
"Yang saya inginkan adalah anak perempuan"
"Lihatlah semua barang barang ini, bahkan sebelum istri saya melahirkan kamu, saya dan semua keluarga telah membeli barang barang ini"
"Karena saya sangat yakin bahwa yang istri saya kandung adalah anak perempuan bukan laki laki"
"Seandainya saya bisa memilih saat itu, saya akan memilih putri saya, tapi kenapa malah kamu yang selamat?, kenapa bukan putri saya saja? Kenapa?!"
Pandangan Al menjadi kosong, Mendengar perkataan itu, El merasa deja vu, ia pernah mendengar kata kata itu beberapa saat sebelum ia bunuh diri di dunianya
Ia harus merasakan lagi sakitnya pengakuan itu
Hadirnya bagaikan benalu yang hidup ditengah tengah keluarga yang sangat menginginkan anak perempuan
Dulu sebelum ia pindah jiwa ke dunia ini, ia tak dianggap, sekarang setelah ia pindah jiwa pun, raga yang ia tempati ini tak dianggap juga oleh keluarganya
Ia melihat sendu kepergian Sagara yang berlalu meninggalkannya sendirian
Semakin deras tangisannya keluar, ia meluapkan emosinya disini, saat ini, ia sudah tidak kuat lagi.
TBC...
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Kelvin Drion
Novela JuvenilKelvin Drion Achalendra, Anak bungsu yang sangat tidak diinginkan kehadirannya oleh keluarganya, Setelah terjun bebas dari balkon kamarnya, bukannya meninggal, ia malah masuk kedalam novel yang sangat ia benci El malah masuk ke dalam novel yang tak...