5.

4.5K 467 16
                                    

𝚂𝚆𝙰𝚂𝚃𝙰𝙼𝙸𝚃𝙰4

(◍•ᴗ•◍)

𝙷𝙰𝙿𝙿𝚈 𝚁𝙴𝙰𝙳𝙸𝙽𝙶

"BANGSAT!!"

"DIA YANG NABRAK GUE!, KENAPA GUE YANG DISALAHIN NJING?!" teriak El dengan menatap Walah Rilan nyalang sambil mengelap sudut bibirnya yang mengeluarkan darah

Setelah teriakan yang El ucapkan, suasana yang tadinya penuh dengan bisik bisik siswa menjadi hening karena El yang mengumpat

"Abang hiks...kok ngomongnya kasar sih" ucap Risa dengan sesegukan

"DIEM LO!"

"Ini juga gara² lo anjing, setiap gue ketemu lo, sial terus yang gue dapetin. Dasar pembawa sial" lanjut El dengan tajam lalu berlalu pergi dari sana membawa luka yang telah Rilan berikan padanya

Risa yang dikatai pembawa sial pun semakin keras menangis dengan tangan terkepal dalam hati ia terus memaki Al yang telah mempermalukannya tadi

"Udah tenang ya baby, nanti abang kasih dia pelajaran dirumah biar dia gak ngomong sembarangan lagi, hm?" ucap Rilan berusaha memenangkan Risa yang kembali menangis

•••

Saat ini El sedang berada dikamar 'Al', ia sedang melakukan kegiatan nya dengan bertelanjang dada

Shh...

"Risa anjing, babi, bangsat, punggung gue sakit anjir" umpat El sambil mengompres punggungnya dengan es batu

Sebenarnya kuah panas tadi tidak seberapa terkena punggungnya, karena ia yang memakai hoodie, tetapi emang pada dasarnya Al jarang terluka jadilah ia jadi sedikit lebay

Selesai dengan mengompres punggungnya, Al segera memakai baju lengan panjang yang ia kenakan tadi

Lalu menarik sedikit pergelangan baju nya hingga sampai siku

Ia melihat karya baru yang 'Al' tinggalkan sebelum ia menempati tubuh ini

Karya itu berupa sayatan pada lengannya

Jika sayatan lama yang sudah mengering membentuk garis sayatan abstrak, maka sayatan yang 'Al' tinggalkan terakhir kali membentuk garis yang menghasilkan huruf yang jika digabungkan akan menghasilkan kata 'MATI' sangat terlihat jelas karena luka baru dan masih basah

"Miris banget sih hidup lo Al, Al" gumam Al dengan lirih

"Tapi sekarang gue jadi prihatin sama kehidupan gue- ahh, kehidupan baru gue maksudnya"

Setelah mengatakan hal itu, perasaan Al jadi tidak enak

Ting...

Ting...

Ting...

Ting...

Bunyi bel yang ditekan terus menerus berhasil mengalihkan atensi Al

"Fixs..., bakalan terjadi sesuatu" Al berjalan menuju pintu kamarnya sambil menurunkan lengan bajunya kembali

Saat sudah didepan pintu ia menghirup nafas panjang lalu membuangnya, begitu seterusnya hingga beberapa saat

Tit... Tit...

Ceklek...

Plak

Bruk

El memegang pipi kirinya yang ditampar oleh Rilan barusan, sangat sakit bahkan pipinya jadi kaku jika digerakkan

"Cih, banci lemah" sarkas Rilan sambil mencengkram kerah baju Al dan menariknya agar bangun, ia masih tidak Terima saat Al yang mengatakan bahwa Risa pembawa sial

Al menatap nyalang Rilan yang mengatai ia 'banci lemah'

Memang kata itu bukan ditujukan pada dirinya, melainkan pada Al, tapi sekarang yang berada di sini adalah Al, dan Rilan sedang berbicara dengannya, jadi secara tidak langsung Rilan telah menginjak injak harga dirinya dengan perkataan seperti itu

Bugh

"Impas" kata Al setelah balas memukul Rilan

"KALVIN!"

Plak

Bruk

'Apa lagi ini?' gumam Al sambil memegang pipinya yang kembali ditampar

Didepannya dapat ia lihat si Risa yang sedang memeluk Rilan sambil menangis

'Gue yang ditampar, dia yang nang-'

Belum selesai Al dengan batinnya, rambutnya sudah ditarik duluan sehingga ia dengan segera langsung berdiri

Sumpah demi apapun, kepalanya sekarang sangat sakit, akibat jambakan kuat ini, ia sampai memejamkan matanya merasakan sakit ini

Al langsung ditarik mengikuti langkah lebar seseorang yang menjambak rambutnya

Ia hanya pasrah ketika ditarik seperti itu, ia pun tidak tau akan dibawa kemana

Hingga akhirnya jambakan pada rambutnya di lepas setelah mereka berdua memasuki ruangan yang sepertinya kamar(?)

Al melihat kamar ini sangat luas, hampir sama seperti luas kamarnya yang sekarang

Ia lalu menatap Adrian yang berada dihadapannya

"Saya menyesal dengan adanya kamu"

Deg

Deg

Jantung El langsung berdetak dua kali lebih cepat mendengar perkataan Adrian

"Saya menyesal dengan hidupnya kamu"

"Dan saya juga menyesal dengan selamatnya kamu"

Air mata Al langsung mengalir membasahi pipinya, hatinya sangat sakit sekarang ini

Ia yakin perasaan ini adalah perasaan 'Al', tetapi hatinya juga sakit mendengar kata itu, mengingat ia juga adalah anak yang tidak diinginkan keluarganya

"Kamu lihat?" tanyanya sambil memperhatikan sekitar yang penuh dengan barang barang bayi perempuan

"Yang saya inginkan adalah anak perempuan"

"Lihatlah semua barang barang ini, bahkan sebelum istri saya melahirkan kamu, saya dan semua keluarga telah membeli barang barang ini"

"Karena saya sangat yakin bahwa yang istri saya kandung adalah anak perempuan bukan laki laki"

"Seandainya saya bisa memilih saat itu, saya akan memilih putri saya, tapi kenapa malah kamu yang selamat?, kenapa bukan putri saya saja? Kenapa?!"

Pandangan Al menjadi kosong, Mendengar perkataan itu, El merasa deja vu, ia pernah mendengar kata kata itu beberapa saat sebelum ia bunuh diri di dunianya

Ia harus merasakan lagi sakitnya pengakuan itu

Hadirnya bagaikan benalu yang hidup ditengah tengah keluarga yang sangat menginginkan anak perempuan

Dulu sebelum ia pindah jiwa ke dunia ini, ia tak dianggap, sekarang setelah ia pindah jiwa pun, raga yang ia tempati ini tak dianggap juga oleh keluarganya

Ia melihat sendu kepergian Sagara yang berlalu meninggalkannya sendirian

Semakin deras tangisannya keluar, ia meluapkan emosinya disini, saat ini, ia sudah tidak kuat lagi.

TBC...


















Transmigrasi Kelvin DrionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang