3

835 154 35
                                    

Siapa yang bisa menerka sedalam apa semesta menyembunyikan rencana? Seperti pertemuan Aran dan Chika untuk pertama kalinya di stasiun pasar Senen, yang tanpa sadar menumbuhkan ketertarikan di salah satu manusia itu. Pertemuan mereka seperti kejutan besar dari semesta yang tidak pernah di sangka. 

Namun, siapa yang akan menduga jika pertemuan itu bukankah pertemuan biasa, di balik lambaikan tangan mengiring perpisahan ternyata ada lagi pertemuan yang sebenernya tidak pernah terencana. Tanpa unsur kesengajaan semesta kembali mempertemukan, seperti menguak sebuah rahasia jika akan ada jatuh untuk kedua kalinya.

Tapi kali ini apakah jatuh cinta sebuah kejutan yang menyenangkan? Atau malah akan menjadi patah hati yang kesekian? Setelah sebulan lebih mengenal Chika, menghabiskan waktu bersama, Aran tidak bisa menahan untuk tidak jatuh cinta. Perangai dan parasnya begitu menggoda, seperti aurora yang tidak bisa ia abaikan begitu saja. Sejenak melupakan status mereka yang bagai langit dan bumi, Aran tidak ingin memikirkan apapun selain kesenangan hatinya saat bersama Chika.

Entah keberuntungan dari mana Aran selalu di pertemukan dengan gadis gadis cantik untuk mengisi hampa hidupnya. Setelah menapaki perjalanan penuh patah hati, Aran seperti menemukan jalan lain untuk bahagia. Ya, semoga saja.

Yessica Tamara, dokter cantik spesialis saraf, pengisi harinya selama kurang lebih sebulan ini. Bahkan rasa rasanya Aran mulai di sibukkan hanya untuk memikirkan cantiknya seorang Yessica.

"Kenapa orang jatuh cinta kebanyakan menerima sakitnya terluka?"

Suara itu tiba-tiba menyambar di tengah lamunan yang sengaja Aran ciptakan, kepalanya lantas menengok ke samping menatap sekilas perempuan berambut lebat sebahu.  Perasaanya mendadak tidak enak karena kedatangan adik dari pemilik warung kopi yang sedang ia singgahi.

"Kalau lu bisa jawab, kopi beserta rokok yang lu isep gue gratisin dah." perempuan itu tersenyum setelah mengangkat sekilas bungkus rokok yang sisa setengah itu.

"Tenang Kak Eli, aku mampu bayar kok, jadi aku gak harus jawab." Aran mengalihkan pandangan dari perempuan bernama Eli dan beralih menatap seorang bapak bapak yang sedang beradu jokes. Entah apa yang lucu sampai suara tawa itu memenuhi isi warung kopi yang tidak seberapa luasnya ini.

"Orang yang sedang patah hati memang selalu menolak membahas perihal sakitnya, tenang Ran, kagak pape kok kalau lu kagak mau jawab."

Aran tersenyum singkat seraya menyesap perlahan sisa kopi hitamnya. "Patah hati itu udah lewat kak, ini aku lagi mau mulai lagi, awalnya sih jatuh cinta dulu kan." sekilas bayangan Yessica Tamara muncul, saking manisnya sampai kopi tanpa gula yang ia minum tak terasa pahitnya. Cinta memang seluar biasa itu.

"Lo jatuh cinta lagi Ran? Sama siape?" tanya Eli kepo, Eli bahkan mengabaikan seruan bapak berpeci merah yang ingin di ambilkan gorengan.

Aran meletakan kembali gelas yang hanya tersisa ampasnya saja, lalu tersenyum singkat karena merasa tidak harus menjawab pertanyaan dari Eli. Lagipula ia tidak begitu yakin cinta ini akan berhasil. Aran hanya ingin menikmati momennya saja, sampai suatu saat patah hati itu memang akan bener benar menjemputnya.

"Ran, jawab!'

"Intinya aku lagi engga lagi mikirin dia lagi kak, kalau penyakit sepertinya aku udah mulai mau sembuh."

"Baru aje gue mau suruh lu ke Sudirman Ran, siape tau lu dapat pacar dadakan di disana, atau kalau perlu lu ikut Citayam Fashion week, siapa tau lu kebagian viralnya. Soalnye gue kasihan lihat lu yang jomblo ini." Eli menepuk sekilas bahu Aran di sertai dengan gelengan, merasa miris padahal dirinyalah yang lebih miris karena cintanya bertepuk sebelah tangan.

Lirikan malas dari Aran sontak mengundang gelak tawa dari Eli. Aran sempat berpikir, se-menyedihkan itukah dirinya sampai Eli berniat untuk mencarikannya pacar di tempat berkumpulnya manusia
yang sedang beradu outfit. Tidak tau saja jika mantan pacarnya itu seorang model profesional, ya meski akhirnya di tinggalkan tapi setidaknya ada bukti jika dirinya pernah laku.

OUR JOURNEY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang