Bab -3-

1 0 0
                                    

Mohon maaf apabila ada kesalahan dalam pengetikan, selamat membaca...

.........

 Seperti yang sudah dibicarakan kemarin, hari ini Zelena ada janji dengan seseorang. Seseorang yang ia sayangi. Zelena memulai harinya pukul 6 pagi. Dimulai dengan sarapan, setelah itu ia membereskan kamarnya dan yang terakhir ada membersihkan badan –mandi.

Zelena tinggal sendiri di apartement yang diberikan ayahnya sebagai hadiah kelulusan. Zelena sempat menolak dan berjanji akan menggantinya tetapi ayahnya berkata 'Ganti ini dengan kesuksesanmu di masa depan. Ketika aku sudah melihatnya, kuanggap hutang mu lunas.'

Kembali pada kegiatan rutinitasnya, Zelena membuka lemari es dan mengambil adonan pancake yang telah ia buat sebelumnya. Untuk sarapan Zelena lebih suka dengan makanan yang praktis dibuat. Karena sarapan adalah hal pertama yang ia lakukan setelah bangun tidur, maka dari itu ia memilih kegiatan memasak yang tidak terlalu berat untuk seseorang yang baru saja bangun tidur.

Zelena membuat sekitar 4 pancake dengan madu diatasnya dan susu segar yang sudah ia hangatkan. Zelena membawa nampannya ke depan televise. Menikmati sarapan ditemani kartun favoritenya adalah kegiatan yang sangat disukai Zelena. Ia akan sangat menikmati saat-saat itu karena tahu hal tersebut tidak akan terjadi disetiap harinya.

Suara getaran dari ponselnya terdengar. Zelena segera menerima panggilan masuk itu setelah melihat nama penelepon. Diletakkannya piring berisi pancake dan mengambil remote untuk mengecilkan volume televise.

"Good morning, girl."sapa orang di seberang sana.

"Good morning, mom." Zelena menjawab sapaan dar ibunya. Ia meletakkan remote kembali dan mengambil piringnya, melanjutkan sarapan. Tangan kiri memegang ponsel yang didekatkan ke telingan dan tangan kanan memegang sendok untuk memotong pancake di piring yang ia letakkan di atas pahanya.

"Bagaimana kabarmu, sayang. Sudah satu minggu lebih kau tidak menelefon mama. Apa kau terlalu sibuk, sayang?" tanya ibu Zelena dengan nada khawatir.

"Ya, seperti itulah. Akhir-akhir ini dosen memberikan tugas yang banyak. Dan tempatku bekerja akan mengadakan event untuk perayaan ulang tahun, jadi aku tidak punya waktu untuk bersantai. Maaf ma." Kata Zelena

"Apa pekerjaan mu itu terlalu berat? Sayang, sudah mama katakan untuk berhenti saja dari pekerjaan itu. Kau bisa bekerja di tempat mama atau papa. Itu lebih mudah bagimu." Tawar ibu.

Sebelumnya orang tua Zelena tidak setuju anaknya bekerja di sebuah toko roti sebagai seorang kasir. Mereka takut Zelena akan sering kelelahan dan jatuh sakit. Apalagi setelah tinggal di apartement sendiri, mereka tidak bisa mengawasi Zelena 24 jam seperti biasanya. Namun karena keinginan yang besar dari Zelena, mereka akhirnya mengijinkan dengan syarat 'Harus juga memperhatikan kesehatan diri sendiri, jangan sampai kau jatuh sakit.'

"Tidak ma, aku baik-baik saja. Banyak yang memperhatikanku di sana. Pekerjaan yang diberikan pun tidak berat. Aku diperlakukan seperti seorang adik di sana. Mama tidak usah khawatir, sungguh." Jelas Zelena.

"Baiklah. Oh ya Zelena, apa hari ini kau ada acara?" tanya ibu. Zelena tau di balik pertanyaan itu, ibunya pasti sangat berharap Zelena mengatakan 'tidak'. Dengan berat hati, Zelena menjawab.

"Maaf ma, hari ini aku sudah ada janji dengan Dio."

"Oh begitu ya, tak apa. Mungkin minggu depan saja. Kalau begitu bersenang-senanglah dengan Dio, sayang. Mama tutup teleponnya. Bye!"

"Bye." Tutup Zelena. Ia meletakkan ponselnya dan melihat ke arah jam dinding. Pukul enam lebih lima puluh menit. Masih ada beberapa jam sebelum bertemu dengan Dio

From SkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang