01. DA Company

6K 729 136
                                    

Selamat membaca♡.

𓃠

Di sebuah Ibu kota, terlihat salah satu perusahaan raksasa yang telah berdiri puluhan tahun yang lalu.

DA Company.

Salah satu perusahaan tersukses yang ada di Indonesia, memiliki cabang di mana-mana. Bahkan sampai ke luar negeri yang negaranya menempati perekonomian terbesar dan maju, seperti Amerika Serikat, China, dan Jepang.

"Tuan, silakan lewat ke sini."

Puluhan bodyguard yang ditugaskan menjaga CEO perusahaan raksasa ini harus siap siaga menghalangi para reporter dan wartawan, mereka berbondong-bondong ingin meliput berita yang akhir-akhir ini sedang panas dan trending topic.

"Tuan Alardo, mohon jawab pertanyaan kami, apa benar perusahaan ini memiliki usaha gelap?"

"Perusahaan DA Company sangat sukses dikarenakan usaha gelap, apa benar Tuan Alardo?"

"Kami sangat membutuhkan jawaban Anda, Tuan Alardo."

Mengabaikan mereka, pemilik perusahaan itu mendengus kasar. "Berita aneh apalagi yang menimpa perusahaan ini?" gumamnya.

Kakinya melangkah menuju lift, menekan tombol bergambar angka 7.

Lift terbuka, pria dewasa yang berstatus sebagai suami orang itu berjalan penuh wibawa mengarah ke pintu yang terdapat tulisan 'CEO'.

Asisten sang CEO sontak membungkukkan tubuhnya, membuka pintu untuk sang pria.

Ketika pria itu sudah memasuki ruangan tersebut, pintu kembali ditutup oleh sang asisten tanpa mengeluarkan suara sama sekali.

Damian Altair Alardo--pria dengan sejuta wibawa yang diidam-idamkan sebagian wanita. Ia duduk di kursi kebanggaannya seraya memijit pangkal hidung, pusing dengan masalah yang akhir-akhir ini terjadi.

Jika ia hanya diam saja, saham perusahaan akan menurun. Damian tidak bisa terus seperti ini kalau tidak ingin dirinya jatuh miskin akibat berita negatif yang menyerang perusahaannya ini.

Damian menyandarkan punggungnya ke kursi, matanya terpejam dengan dahi berkerut. Pria itu butuh sesuatu, dirinya tidak mood melakukan kegiatan yang biasanya ia lakukan kala butuh ketenangan.

Drrtt... Drttt

Bunyi suara dering dari ponselnya tidak Damian gubris, jarinya bergerak mematikan telepon tersebut tanpa melihat siapa yang meneleponnya.

"Menganggu," gumam Damian.

Drrtt... Drttt

Damian mengernyit kesal, perlahan ia mengambil ponselnya yang terletak di atas meja. Pria itu mengangkat telepon tersebut sembari mengumpat, tidak melihat siapa yang meneleponnya.

"Sial, Anda siapa? Menganggu saja."

Seseorang yang meneleponnya hanya diam, tak menjawab perkataan Damian yang memiliki nada tidak ramah.

Our Wives Belong Together (S2) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang