—
Dua hari sudah berlalu dan Jennie belum juga bertemu dengan Taeyong sejak mereka melakukan itu. Setiap dua hari ini saat Jennie ingin pergi, wanita itu selalu menunggu di depan pintu untuk bertemu dengan Taeyong bahkan saat ia kembali lagi ke unit apart miliknya. Wanita itu menunggu setidaknya lima belas menit. Ia pikir ia dapat bertemu Taeyong kembali tapi ternyata tidak. Jennie tidak pernah bertemu Taeyong kembali.
Jennie menghela napas, tiba-tiba perasaan menjadi tidak nyaman. Jennie buru-buru pergi setelah menatap pintu apart Taeyong.
Ketika akan membuka pintu mobil miliknya Jennie di kejutkan dengan beberapa orang berseragam lengkap bodyguard milik ibunya.
Jennie berdecak kesal. Sudah Jennie bilang ia tidak kembali ke rumah itu lagi jika orang tuanya masih terus memaksa Jennie menikah dengan pilihan mereka.
Jennie berniat kabur kembali tetapi kalah cepat dengan bodyguard ibunya. "Nona muda, jika anda kembali kabur—"
"Lepaskan aku! Brengsek!"
"Maaf Nona muda, maafkan kami ini perintah."
Tiba-tiba Jennie merasa tubuhnya lemah ketika salah satu pengawal ibunya menyuntikkan sesuatu pada lengan kirinya.
"Brengsek."
.
Jennie terbangun memegang kepalanya. Wanita itu menatap sekelilingnya ini adalah kamar miliknya. Kepalanya benar-benar pusing. Ibunya benar-benar sudah gila. Tega sekali menyuntikkan sesuatu agar Jennie Kembali lagi ke rumah neraka ini.
Jennie menoleh ketika suara pintu kamarnya terbuka. Di sana ibunya datang dengan beberapa pelayan yang selalu bersama ibunya saar di rumah.
Sung Kyung mengerakkan jari tangannya mengisyaratkan dua pelayan muda itu untuk pergi meninggalkan dirinya dan putrinya.
"Sudah lebih baik sayang?" Sung Kyung duduk di sisi Jennie. Mengusap rambut panjang putrinya. "Mommy rindu dengan mu Jennie,"Sung Kyung memeluk rindu putri tunggalnya itu.
Jennie menatap tajam ibunya. Ia masih diam tak membalas perkataan maupun pelukan ibunya. Ia terlalu kesal dengan ibunya ini.
"Mommy melakukan ini untuk kebaikan mu sayang, masa depanmu akan—"
"Apa?! masa depan ku akan terjamin?!"
"Iya." Sung Kyung mengangguk.
"Mom!!" Kesal Jennie. Ibu selalu mengatakan masa depan, masa depan dan masa depan setiap Jennie ingin menolak perjodohan itu.
"Mommy sudah cukup membiarkan mu berkeliaran selama ini. Kamu semakin hari semakin membangkang dengan Mommy, Jennie. Ini saatnya kamu menurut dengan Mommy, ini juga untuk kebaikan kamu di masa depan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Apertemen 401 » Jennie
Fanfiction[ Mature, Fantasi, Adult, Fanfiction ] 18+ Gadis cantik berpipi bulat itu menatap unit sebelahnya. Perasaan tak enak dirasakan. Bulu kuduknya Berdiri, merinding menatap pintu Apartment bertulisan 401. Dengan cepat ia menarik koper berwarna lila...