"Yang, jangan ngambek dong yang..""Yang? Oh kuyang?"
"Diem lo"
"Buset, lo dikatain pacar lo kuyang, Win!"
"Dibilangin diem kok!"
Bara menimpuk bibir Haekal dengan buku tulis miliknya. Cukup keras.
"Pacar lo sadis banget Win, mending pacaran sama gue" ucap Haekal sambil mengusap bibirnya.
"Berisik" balas Bara dan pergi menggandeng tangan Wina. Bisa-bisa ia darah tinggi menghadapi sahabat pacarnya yang tengil nggak tertolong.
Rencana Bara mengajak Wina ke warung mie ayam ini untuk menaikkan mood sang pacar malah gagal gara-gara Haekal yang tiba-tiba datang.
"Yah... ditinggalin" lirih Haekal, ia menjadi murung karena tak ada orang yang bisa ia buat darah tinggi.
"Nah! Itu dia!" Seru Haekal melihat Hening dan Renja datang masing-masing membawa semangkuk mie ayam.
"Heh Ning"
"Ape lu?"
"Lo masih punya utang sama gue, ya! Jangan mendadak amnesia lu"
"Utang apa sih? Nggak inget gue"
Ya jelas nggak inget lah, orang gue ngarang.
"Yaudah, nggak apa-apa kalo lo lupa, yang penting bayar utang lo"
Haekal melirik mangkuk mie ayam Hening sambil menaik turunkan kedua alisnya.
"Iya iya! Sono pesen mie ayam, sekalian bawain es teh gue sama Renja ya, tadi gue udah pesen"
"Oki doki"
Haekal tersenyum jahil lalu berlari menuju penjual mie ayam.
"Eh?"
Hening terkejut, tiba-tiba Renja memberikan semua daging ayam nya ke mangkuknya, tidak biasanya.
"Ren, ini-
"Makan"
"Lo nggak-
"Habisin"
Hening menahan senyum, lalu mulai memakan mie ayam nya sambil sesekali melirik ke arah pria disampingnya.
"Tumben, biasanya lo yang suka ambil daging ayam gue"
"Itu dulu, waktu lo masih lebih tinggi dari gue"
Renja menelan mie ayam nya lalu kembali berbicara.
"Sekarang gue lebih tinggi dari lo, makanya lo makan yang banyak biar nggak kayak kurcaci"
"Dasar!" Kesal Hening.
Padahal Hening sudah mengartikan perlakuan Renja manis, ternyata Renja tetaplah Renja.
Hening masih menatap Renja sambil mengunyah mie ayam nya.
"Rasanya jadi tambah enak, ehe"
Namun selang beberapa detik Hening mengalihkan pandangannya ketika Renja menoleh ke arahnya tiba-tiba.
Renja terheran-heran melihat Hening yang tiba-tiba memakan mie ayam dengan terburu-buru.
"Uhukk"
Renja yang panik langsung menepuk-nepuk punggung Hening, mana es teh belum datang lagi.
"Nih, minum" suruh Renja sambil menyodorkan botol berisi air mineral miliknya.
Tanpa pikir panjang, Hening mengambil botol minum tersebut dan langsung meneguk air membuat Renja geleng-geleng kepala.
Hening menghela nafas lega, melirik ke arah pria disampingnya yang sedang menatapnya juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Countdown
Teen Fiction[END] "Gue hitung mundur, kalo lo nggak pergi, gue anggap lo terima dan nggak ada kesempatan untuk lo kabur" "Lima, empat, tiga, dua, satu" start : 22/7/22 finished : 4/9/22