2. Memecat pelayan

281 32 2
                                    

Pelayan itu terkejut karena Adly yang tiba-tiba saja membela Harlyn. Biasanya Adly tidak akan peduli dengan apapun yang semua orang lakukan pada Harlyn.

"Tapi kenapa sekarang Yang Mulia memarahinya? Mengapa Yang Mulia tiba-tiba berubah?" Pikir pelayan itu.

Harlyn pun juga terkejut dengan sikap Adly, dia melihat Adly dengan tatapan bingung.

"Jawab!!" bentak Adly lagi karena tidak mendapat jawaban apapun dari pelayan itu.

Pelayan itu gemetaran karena biasanya orang-orang yang di bentak oleh Adly akan berakhir dengan eksekusi mati.

Pelayan itu langsung bersujud dan memohon ampun pada Adly "Maafkan hamba Yang Mulia. T-etapi bukankah itu memang m-enu makanan untuk Selir Herlyn?" ucapnya terbata-bata.

"Hah? Ma-" ucapan Adly terpotong karena tiba-tiba ia mengingat ingatan pemilik aslinya. Ternyata demi membuat Harlyn menderita pemilik aslinya menyuruh pelayan untuk memberi makan Harlyn bubur yang dibuat dengan nasi yang sudah basi.

Adlyn sangat marah dengan pemilik aslinya. Awalnya ia sangat kebingungan kenapa bisa selir dari kerajaan termakmur bisa memiliki tubuh sekurus itu. Bahkan tubuh Harlyn dipenuhi oleh bekas luka.

Hati Adly sangat sakit saat pertama kali melihat tubuh Harlyn. Tapi karena tidak ingin membuat Harlyn sedih, jadi Adly menggodanya.

Sekarang ia kebingungan bagaimana caranya mengatasi masalah ini. Ini bukan sepenuhnya salah pelayan karena itu adalah perintah yang disuruh oleh pemilik aslinya.

Tapi Adly tidak bisa begitu saja memaafkan orang yang telah menyakiti seseorang yang dia sayang.

Jadi, Adly memutuskan untuk memecatnya. "Kau berdiri dan pergi dari sini! Jangan pernah lagi kau menginjakkan kakimu ke Istana Dangelo!!" perintah Adly.

Pelayan itu sangat ketakutan karena setelah pelayan istana dipecat maka mereka akan menjadi budak. Ia tidak ingin menjadi budak.

Pelayan itu masih bersujud dan menangis dengan keras. "Hiks... Ampun Yang Mulia... Tolong ampuni hamba Yang Mulia... Jangan pecat saya Yang Mulia." pinta pelayan itu sambil membenturkan dahinya ke lantai.

Adly jengah dengan peristiwa ini dan langsung meminta pengawal untuk mengusir pelayan itu dari hadapannya.

"Pengawal!! Usir dia!!" para pengawal yang menunggu di luar ruang makan, masuk ke dalam setelah mendengar perintah Adly.

Mereka menyeret pelayan itu. Pelayan itu masih menangis dan terus memohon ampun pada Adly. Adly sangat terganggu dengan teriakan pelayan itu dan menyuruh pengawal untuk membungkam mulut pelayan itu.

"Tutup mulutnya!! Aku tak mau mendengarkan teriakannya!!"

Setelah keadaan kembali normal Adly meminta pelayan untuk mengganti makan dan peralatan makan Harlyn.

Pelayan dengan sigap mengganti makanan dan peralatan makan Harlyn. Mereka masih ketakutan karena sikap Adly barusan.

Setelah semuanya sudah siap Adly tersenyum menghadap Harlyn. Ia baru menyadari kalau Harlyn ternyata sedang menangis.

Adly bingung, mengapa Harlyn menangis? Bukankah seharusnya ia senang?

"Kenapa kau menangis?" tanya Adly dengan suara lembut.

Bukannya berhenti tangis Harlyn malah tambah kencang. Adly menghampiri Harlyn dan memeluknya. Membiarkan Harlyn menangis di dadanya.

Harlyn memeluk Adly dengan sangat erat. Adly mengelus kepala Harlyn dan menghiburnya dengan beberapa kata.

"Sudah, jangan sedih. Air matamu sangat berharga bagiku. Aku akan selalu melindungimu, aku tidak akan membiarkan siapapun menyakitimu." ucap Adly sambil mengangkat wajah Harlyn agar melihatnya.

Adly melihat mata Harlyn yang semula berwarna ungu indah menjadi sedikit berwarna merah.

Ia mengecup kelopak mata Harlyn lalu tersenyum setelah melihat reaksi Harlyn.

Wajah Harlyn yang semula sedih menjadi berwarna merah karena menahan malu.

Harlyn menyembunyikan wajahnya lagi di dada Adly. Melihat reaksi Harlyn, Adly yang awalnya tersenyum berubah menjadi tawa kecil.

"Sudah, ayo makan. Bukankah kamu sudah lapar?" tanya Adly, sambil melepas pelukan Harlyn di tubuhnya.

"A-pakah Yang Mulia sungguh-sungguh akan melindungi Harlyn?" tanya Harlyn dengan nada takut.

Sebenarnya Harlyn masih takut dengan semua ini. Ia masih tak percaya dengan sikap Adly yang tiba-tiba berubah padanya.

Harlyn takut jika ini semua hanyalah mimpi. Ia takut jika sikap Adly kembali berubah dan kembali membencinya.

Adly mengerti dengan ketakutan Harlyn. Adly tidak bisa menjelaskan kepada Harlyn tentang sikapnya yang tiba-tiba berubah.

Tapi Adly bisa berjanji akan terus melindungi Harlyn selama ia menempati tubuh ini.

"Ya, aku berjanji akan selalu melindungimu. Jika ada seseorang yang menyakitimu kamu bisa mengatakannya padaku. Kamu adalah milikku Harlyn, aku tidak akan memaafkan orang yang menyakiti milikku." ucap Adly dengan nada meyakinkan.

"Baik Yang Mulia. Harlyn adalah milik Yang Mulia." ucap Harlyn dengan senyum manisnya.

"Mari makan!" ajak Adly setelah mendengar jawaban Harlyn.

Harlyn makan dengan lahap karena ini pertama kalinya ia makan daging. Biasanya ia hanya makan bubur polos yang sudah dingin.

Melihat Harlyn yang makan dengan lahap, Adly sangat senang dan mengingatkannya untuk berhati-hati.

"Makanlah dengan hati-hati Harlyn, nanti kamu tersedak. Kalau masih kurang akan aku mintakan pada pelayan lagi."

Harlyn malu karena memperlihatkan perilakunya yang tidak senonoh di depan Adly. Ia memelankan cara makannya dan meminta maaf pada Adly. "Maaf Yang Mulia."

"Tidak apa Harlyn. Aku hanya tidak ingin kamu tersedak. Aku senang saat kamu makan dengan lahap. Makanlah yang banyak." kata Adlyn saat melihat Harlyn yang memelankan cara makannya.

"Baik Yang Mulia." jawab Harlyn sambil tersenyum.

Setelah mereka menghabiskan makanannya. Mereka lalu keluar dari ruang makan.

Tapi saat di depan ruang makan, mereka melihat seorang pelayan yang menghentikan mereka.

"Mohon maaf Yang Mulia, Ayah Suri memanggil Yang Mulia." ucap pelayan itu.

"Menggapa ayah memanggilku?" tanya Adly.

Ratu terdahulu memiliki 4 raja, 8 selir resmi dan 1000 lebih selir tak resmi. Ayah Adly adalah salah satu dari 4 raja yang paling disayang oleh Ratu terdahulu.

Adly tidak tau seperti apa rupa ayahnya karena ia belum mendapatkan ingatan tentang ayahnya secara spesifik.

"Hamba tidak tahu, Yang Mulia." jawab pelayan itu.

"Kamu kembalilah ke kamarmu dulu Harlyn. Nanti kalau semuanya sudah selesai aku akan menemuimu." ucap Adly pada Harlyn.

"Baik Yang Mulia." ucap Harlyn dengan sedih.

Harlyn sebenarnya tidak mau berpisah dengan Adly. Tapi jika ia mengungkapkan keinginannya, ia takut Adly akan marah dan membencinya lagi.

Adly yang melihat Harlyn sedih lalu mengecup kening Harlyn dan meyakinkannya. "Aku akan segera kembali Harlyn. Jangan sedih dan tunggu aku dengan patuh di kamarmu." ucap Adly dengan nada lembut.

Kedua pengawal dan pelayan itu sangat terkejut dengan sikap Adly. Mereka bertanya-tanya mengapa Adly tiba-tiba berubah.

Tapi rasa penasaran mereka hanya bisa mereka pendam karena tidak berani bertanya langsung pada Adly.

Mendengar perkataan Adly, Harlyn menjadi senang kembali. "Baik Yang Mulia."

Setelah mendengar jawaban Harlyn, Adly lalu mengikuti pelayan itu untuk menuju ke tempat ayahnya.

Ia sangat penasaran bagaimana wajah ayahnya. Tapi Adly yakin ayahnya pasti sangat tampan karena pemilik tubuh yang sekarang Adly tempati sangatlah cantik.

Become The Queen In The Reverse Harem WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang