5. Menghibur

271 31 2
                                    

Adly mendudukkan Harlyn di samping wastafel. Dia melepaskan pakaian Harlyn yang penuh dengan noda darah.

Harlyn yang pakaiannya dilepas oleh Adly hanya bisa diam, dia melihat Adly menatap tubuhnya dengan intens.

Harlyn takut dengan tatapan Adly, dia berpikir jika Adly merasa jijik dengan tubuhnya. Walaupun tadi Adly mengatakan jika dia adalah miliknya, tapi Harlyn masih takut karena sikap Adly yang tiba-tiba berubah.

Sebelumnya Adly bahkan menampilkan raut wajah yang jijik jika menatapnya, tetapi kenapa Adly sekarang baik padanya?

Harlyn takut jika dia sudah merasa nyaman dengan sikap baik Adly, tapi Adly malah tiba-tiba berubah menjadi membencinya lagi.

Sebenarnya Harlyn ingin bertanya pada Adly mengapa ia tiba-tiba berubah. Tapi Harlyn takut jika pertanyaannya akan menyinggung Adly dan membuat Adly kembali membencinya.

"Y-yang Mulia?" tanya Harlyn.

Adly melihat banyak luka ditubuh Harlyn, ia sangat marah dan merasa menyesal karena tidak bisa melindungi Harlyn.

Seharusnya tadi ia mengajak Harlyn untuk menemui Vier bersamanya. Jika ia mengajaknya maka Harlyn tidak akan diganggu oleh para pelayan.

Sekarang yang Adly inginkan adalah menghukum para pelayan yang telah menyentuh miliknya.

Ketika melihat raut kekhawatiran Harlyn, Adly menarik tatapan membunuhnya dan melihat Harlyn.

Ia mendekatkan wajahnya ke wajah Harlyn dan menciumnya dengan intens. Adly memasukkan lidahnya ke dalam mulut Harlyn dan menjelajah setiap sudut mulutnya.

Tangan Adly mengelus dengan halus bagian tubuh Harlyn yang terluka. Tatapan Adly mengarah pada wajah Harlyn yang memerah.

Wajah Harlyn yang semula terlihat dipenuhi kekhawatiran menjadi merah karena nafsu.

Saat melihat Harlyn yang kehabisan nafas Adly menyudahi ciumannya dan menaruh kepalanya di pundak Harlyn.

Ia memeluk tubuh Harlyn dengan erat dan membisikkan kata maaf tepat di telinga Harlyn.

"Maaf aku tidak bisa melindungimu." bisik Adly.

Harlyn yang masih mencoba menormalkan pernapasannya menjadi terkejut saat mendengar perkataan Adly.

Tubuhnya menegang dan tiba-tiba menjadi gemetar karena menahan tangis.

Semua keluhan yang Harlyn pendam tiba-tiba meluap karena perkataan Adly.

Ia membalas pelukan Adly dengan erat dan menumpahkan tangisnya di pundak Adly.

Adly menepuk pundak Harlyn dan mengelus rambutnya dengan lembut.

"Sekarang kamu tidak perlu takut Harlyn. Aku janji akan melindungimu." ucap Adly sambil menenangkan Harlyn.

Adly menarik Harlyn dari pelukannya dan menghadapkan wajah Harlyn tepat di depan wajahnya. Ia menatap mata Harlyn dan mengusap air mata yang ada di pipinya.

"Sudah jangan menangis, mulai hari ini aku hanya mengijinkanmu menangis saat aku mengertakmu Harlyn. Jika kamu menangis karena hal lain aku akan cemburu." ucap Adly sambil tersenyum ke arah Harlyn.

Harlyn mulai gugup dan wajahnya memerah mendengar perkataan Adly. "Baik Yang Mulia. Harlyn janji hanya akan menangis didepan Yang Mulia." ucap Harlyn sambil membalas senyuman Adly.

"Anak baik." ucap Adly sambil mengelus rambut Harlyn.

Harlyn mencoba melupakan semua hal buruk di masa lalu dan mulai fokus untuk menyenangkan Adly agar Adly terus bersikap baik padanya.

Dia menyentuh tangan Adly dan mengarahkannya ke arah penisnya yang sudah menegang. Saat melakukan itu, wajahnya menjadi sangat merah dan suaranya menjadi gagap.

"Y-yang Mulia, tolong bantu Harlyn. Penis Harlyn terasa sakit." ucapnya dengan wajah yang memerah seperti kepiting rebus.

Saat melihat ekspresi Harlyn yang malu namun masih tetap merayunya, Adly merasa sangat lucu dan tidak bisa menghentikan tawanya.

"Haha... Jadi, kau ingin merayuku Harlyn?" tanya Adly dengan meremas sedikit penis Harlyn yang ada di tangannya.

"Akhh... Yang Mulia..." desah Harlyn.

"Apa yang kau ingin aku lakukan Harlyn?" tanya Adly main-main.

Harlyn yang ditanya seperti itu menjadi salah tingkah.

"Eh... Em... I-itu, Yang Mulia..."

Adly tersenyum,"Stt, aku tau apa yang kau maksud Harlyn." ucap Adly lalu ia langsung melumat bibir Harlyn dengan ganas.

Harlyn mencoba mengimbangi ciuman Adly, namun karena ciuman Adly yang terlampau agresif, Harlyn kewalahan.

Wajah Harlyn berubah menjadi merah, tangannya meremas baju Adly, nafasnya menjadi tak beraturan dan penisnya menjadi sangat keras.

Adly melihat reaksi Harlyn, saat dirasa Harlyn telah kehabisan oksigen, Adly melepaskan ciumannya.

Namun bukannya memberi Harlyn sedikit jeda, Adly malah melanjutkan ciumannya ke arah leher Harlyn. Disana ia membuat banyak tanda. Setelah dirasa puas, Adly menurunkan ciumannya ke arah puting Harlyn, ia menghisapnya dengan kuat dan membuat tanda di sekitar putingnya.

"Ahhh...Uhh...Y-yang Muliahh." desah Harlyn.

Harlyn merasa sangat nikmat saat Adly menghisap putingnya, ia merasa kepalanya pusing dan nafsunya semakin tinggi. Tanpa sadar, Harlyn menggosokkan penisnya ke tubuh Adly.

Adly sangat puas dengan reaksi Harlyn. Ia melepaskan ciumannya dan melepas bajunya.

Walaupun sudah pernah melihat tubuh Adly, Harlyn masih terpesona dengan tubuh Ratunya itu.

Dia ingin memegang payudara Adly yang terlihat sangat lembut dan besar itu. Namun ia takut akan penolakan Adly. Jadi, Harlyn hanya menatapnya dengan penuh keinginan.

Melihat tatapan Harlyn, Adly merasa sangat senang. Ia senang karena Harlyn menyukai tubuhnya.

"Kamu mau menyentuhnya?" tanya Adly saat melihat tatapan Harlyn ke arah dadanya.

"A-apakah boleh?" Tanya Harlyn dengan ragu.

"Tentu saja boleh. Bukankah kamu milikku? Jika kamu milikku maka aku juga milikmu Harlyn, kau boleh menyentuhku semaumu." balas Adly sambil mengarahkan tangan Harlyn ke payudaranya.

Become The Queen In The Reverse Harem WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang