Dear Rafian 1

20 5 4
                                    


[Rafian]

"Rafian Putra Aditama, segera keruangan saya" Wali kelas Rafian memasuki kelas yang ramai, karena baru menyelesaikan ujian kemarin yang ber arti sekarang jamkos.

"Saya bu?" Tanya Rafian sambil menunjuk dirinya yang sedang berdiri di atas meja.

"Bukan tapi si Jono. Ya kamu lah, di sini emang ada yang namanya Rafian selain kamu" Jawab bu wali kelas dengan nada sedikit kesal.

"Hehe, emang nya ada apa bu?"

"Kalo mau tau jawabannya, ikut ke ruangan saya sekarang" Hah, sekarang ia mulai frustasi dengan murid pendek nya ini.

Dengan hati-hati, Rafian turun dari atas meja dan mengikuti wali kelas nya di belakang menuju ruang guru.

Saat sampai gurunya duduk di kursi, begitupun dengan Rafian dia duduk di depan gurunya.

"Rafian, ibu mau tanya kamu setelah lulus dari SMA apa ada niatan kuliah?"tangan sang wali kelas ia tumpu kan di atas meja, dengan menatap orang yang ada di depannya.

"Kalo niatan sih ada bu, tapi kan di sini Universitas itu jauh, biaya buat kuliah juga belom ada. Hehe" Rafian melebarkan senyumannya, menampilkan gigi pepsodent nya.

Sang wali kelas mengambil sebuah amplop di dalam laci lemarinya.

"Ibu mau kasih kabar gembira buat kamu. Kamu dapet beasiswa dari Universitas Indonesia, apa kamu mau menerimanya?" Memberikan amplop yang tadi ada di tangan nya kepada Rafian, dan dengan senang hati Rafian menerimanya.

Mendengar kalimat yang singkat namun membuat hati nya bahagia. Jantung nya berdebar, matanya terlihat menunjukan binar dan senyum nya semakin lebar. Sungguh ia tak percaya akam berita yang di sampaikan oleh wali kelasnya ini.

Rafian dengan bahagia membuka amplop yang ada di genggaman nya, dan membaca sebuah tulisan yang terdapat pada kertas di dalam amplop.

Setelah membaca amplop ia langsung bangkit dari duduknya, "Tentu aja saya mau  Bu. Makasih atas informasi nya"

Saat Rafian ingin berlari, sang guru memanggilnya kembali.

"Tunggu Rafian! Karena kamu sudah setuju, kamu akan berangkat saat acara kelulusan mu selesai. Sekarang kamu boleh kembali ke kelas"

"Terima kasih sekali lagi bu. Kalo gitu saya permisi" Setelah mengucapkan kalimat tersebut ia berlari ke kelas nya, sungguh ia tak sabar menunggu jam pulang dan memberitahu kan kabar ini pada keluarganya.

Ting... Ting... Ting...

Aaakh! Sungguh ia ingin berteriak namun dia masih di koridor, jika ia berteriak ia pasti akan dianggap orang gila oleh siswa dan siswi yang berada di dalam kelas dengan menatap nya dengan tatapan aneh lewat jendela.

Baru saja ia sedang berdo'a agar jam pulang cepat datang dan dia langsung mendapatkannya.

Rafian semakin berlari dengan kencang ke arah kelasnya, ia tak peduli tatapan aneh yang orang tunjukan pada nya sekarang.

Saat sampai di kelas, tamapak kelasnya kini sepi. Hanya ada beebrapa orang yang sedang mengemasi barangnya untuk segera pulang.

Ia menuju tempat duduknya ber ada dan segera menaruh amplop tadi dan barang nya ke dalam tas.

Berlari dengan kencang ke arah tempat parkir, dan menuju motor Honda nya terparkir.

Walau nafasnya tak ber aturan karena tadi berlari dengan kencang, ia tetap memfokuskan pandangan nya agar sampai di rumah nya dengan selamat.

Dear Rafian ; RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang