1

8 3 0
                                    


"PLAK!" Satu tamparan dilayangkan oleh seorang gadis dengan amarah yang memuncak. Wajah nya terlihat merah, seperti seorang yang akan mengeluarkan tanduk. Tangannya yang mengepal seolah menyimpan sebuah dendam. Kakinya yang bergetar dengan mata yang tak ada henti menatap seorang pria yang dihadapinya dengan tatapan penuh dendam.

"Plak!"

Tak usai sampai disitu, lagi dan lagi ia kembali melayangkan sebuah tamparan kepada seorang pria brengsek. Pria brengsek yang sudah dengan beraninya menghianatinya. Rasanya satu tamparan saja tak cukup untuk membalas semua perbuatan laki-laki bajingan tersebut.

"Dasar brengsek lo! Bajingan! Laki-laki kurang ajar! Mati aja deh lo!"

"Naira, maafin gue. Gue khilaf..."

"PLAK!" Lagi dan lagi Naira melayangkan sebuah tamparan tepat di sudut bibir pria tersebut, sehingga menyisakan sebuah bekas luka. Terlihat begitu jelas di mata Naira, darah segar mengalir tepat di bibir pria tersebut. Naira sungguh tak peduli dengan bentuk wajah pria yang sedang berada di hadapannya tersebut. Tak Ada lagi rasa belas kasihan dihati Naira. Yang ada hanya sebuah dendam dan kebencian.

"Tutup mulut lo! Gak ada maaf untuk laki-laki brengsek seperti lo! Setelah sekian banyak gue berkorban untuk lo... Tapi ini balasan lo? Dimana otak lo? Ha? Brengsek!!"

"Lo kosongkan apartemen gue!"

Kemudian gadis tersebut langsung melangkahkan kakinya keluar. Penghianatan, perselingkuhan dan pembohong adalah hal yang paling menjijikan bagi Naira. Ia sangat benci dengan hal tersebut. tak ada sedikitpun maaf untuk orang yang sudah berkhianat kepada dirinya.

***

Naira menginjak rem mobilnya dengan sekuat tenaga. Mata yang tertuju dengan jalannya ditambah dengan emosi yang tengah meluap-meluap. Gadis tersebut terlihat sangat murka. Dengan cara ini lah ia bisa meluapkan semua emosinya.

"TIT!"

"BRAK!"


NairaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang