Menggemaskan

124 3 1
                                    

"Mar,  kamu kok diam saja, sih? Kamu sakit?" tanya Mas Ridwan.

"Nggak! Aku baik-baik saja Mas!" balasku singkat. Sambil membantu menyiapkan sarapan.

"Kalau kamu baik-baik saja, kenapa semakin hari kamu semakin diam?  Maryani yang aku kenal periang dan banyak bicara," ucap Mas Ridwan.

"Mas Aku kapan nyari kerjanya, katanya mau dianter" tanya Maryani.

Ya yang dipikirkan Maryani adalah ingin segera mencari kerja karena tidak enak berlama-lama santai menumpang makan geratis.

"Baru juga beberapa minggu sudah mau nyari kerja, sudah tenang saja nanti tak anterin, tak ajak keliling kota Batam." Jawab Mas Ridwan.

"Sabar to Mar, nanti Mas Rid akan antar kamu orangnya masih sibuk itu Mar." ujar Mbak Sumi Istrinya.

"Atau sama mbak Sumi saja mbak"? Sautknya.

"Gimana Mas, apa tak ajak keliling dulu saja si Marrr " tanya mbak Sumi pada suaminya Ridwan.

" Iya nggak apa-apa jalan-jalan, kalau masalah kerja tak antarin aja Marr"  sambung Mas Ridwan.

Ya jelas dipikirannya  saat ini  ingin segera melamar kerja. Sudah tiga minggu dia disini cuma makan dan tidur, paket datanya juga diisikan Mas Ridwan kadang diisikan pacarnya yang dikampung. Dia nggak enak sama sekali dengan  mereka terlebih sama mbak Sumi.
Tapi mbak Sumi juga merasa tidak apa-apa sejauh ini direpotkan. Pasalnya mas Ridwan tidak punya adik perempuan jadi sepertinya disayang sama dia. Begitupun Maryani tidak punya kakak lelaki ya apa-apa dari dulu waktu dikampung pun Mas Ridwan yang dekat dengan keluarganya dekat dengan Maryani. Mas Ridwan sudah menganggapnya seperti adik sendiri begitupun dengan Maryani.

Maryani mengangguk dengan pelan.

Mas Ridwan memang agak sibuk di toko materialnya, tidak jauh lokasinya dengan rumah.
Mungkin dia bisa jalan-jalan keluar ketoko nya. Biar tidak suntuk dirumah terus, dan  kenal dengan orang-orang sekitar.
Hari ini maryani ketoko nya Mas Rid, hanya sekedar main-main tak lama terus pulang lagi.

Sebenarnya dia  jenuh dan bosan tidak tahu harus ngapain. Hari ini mbak Sumi mengajaknya keliling kota Batam  menaiki transkip, kalau bahasa kerennya sih angkot.
Karena mbak Sumi tidak bisa naik mobil. Dia diajaknya dikawasan industri terbesar dikota Batam.
Cuma keliling saja sesekali turun dari angkot dan jalan menuju kawasan industri. Menyenangkan sekali kotanya bersih dan rapi. Pas orang-orang karyawan pabrik pulang ribuan orang memenuhi jalanan kawasan industri.
Serasa senang sekali jadi anak pabrik. Banyak teman tentunya. Mbak Sumi mengajaknya  makan di sebuah kedai yang setiap istirahat dipenuhi dengan karyawan PT.
Ya kalau disebut namanya Pujasera. Pusat Jajanan Serba Ada. Seru sekali dilihat Maryani benar-benar tidak sabar untuk melamar kerja.
Tapi kata mbak Sumi tidak bisa melamar sendiri harus ikut agenci.
PT yang dikhususkan untuk menyalurkan ketenaga kerjaan. Dan tentunya Pabrik itu bonafit. Ya jelas semangat sekali dia. Tidak sabar ingin bekerja, punya gaji dan punya teman banyak.

*******

"Dek, kamu tunggu disini ya?" Ujar seorang sekurity lelaki di Pos security.

Gadis itu menunggu sesuai perintah Pak Satpam.
Duduk diam ada sih rasa takut antara diterima dan tidak padahal baru melamar kerja merasa deg-deg an dan canggung.
Tidak lama datang seorang lelaki, berseragam lain yang berbeda dengan karyawan lainnya.
Mungkin seragam dan cap/topi itu yang membedakan antara buruh produksi dan atasan di Pabrik.

"Pak, Pak Chandra sudah datang belum ya"? tanya seseorang itu.

Lelaki kisaran usia 25 tahunan lebih.
Bertanya dengan salah seorang security.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 25, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Asmara TerlarangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang