2. goodbye Amerika

10 3 0
                                    

Beberapa hari Tanaya di rawat di rumah sakit. Bahkan, kakek nenek dari pihak ayah ibunya datang menjenguk cucu kesayangan nya itu.

Tentang maid yang menumpahkan air panas ke Tanaya kemarin saat Theo memberi kabar kalau Tanaya masuk rumah sakit seluruh keluarga marah besar, berakhir Matilda adik Theo membunuh maid itu secara kejam, setelah puas membunuh maid itu mayat nya di buang ke kandang buaya yang berada di belakang mansion Almagro.

Tanaya merengek untuk pulang dan di tolak mentah mentah oleh seluruh keluarga Margareth dan Almagro. Tapi, bukan tanaya namanya kalau tidak keras kepala.

Segala bujuk rayu di lakukan tidak mempan pada kakek nenek hingga Tanaya mengunakan jurus terakhir, membuat mereka semua lemah dan mengizinkan ia pulang.

Tapi dengan syarat Tanaya harus beristirahat penuh.

Back to topik

Masih di ruang keluarga Tanaya menahan tangan sang ayah yang akan menampar Teresa, ia menggeleng ribut dengan lelehan air mata mengabaikan rasa kebas dan sakit di pipinya.

Sungguh ia tak ingin membuat sang adik lebih membenci dirinya lebih dalam lagi, mereka melihat Tanaya menangis berasa iba'. Mereka, para bodyguard dan maid semakin menghormati Tanaya.

Padahal sudah di di sakiti berulangkali namun, Tanaya tidak sedikit pun marah pada siapapun itu. Tidak tau saja kalau saat ini Tanaya sedang bermain drama. Dirinya sudah terlampau muak dengan adek tirinya itu yang s'lalu saja mencari masalah dengannya.

Theo tak sanggup melihat sang putri menangis sesenggukan di lengan nya, langsung saja menarik Tanaya ke dalam pelukannya dan sesekali mengecup pucuk kepala Tanaya. Sungguh, hatinya sakit melihat putri kecilnya menangis.

Teresa menatap ke keluarga nya satu persatu tidak ada satupun yang membantu dirinya, Teresa menatap kecewa ia tersenyum miris, dalam hati dia tertawa miris.

Lihat bahkan keluarga yang amat ia sayang kini tak menganggap dirinya. Dia juga ingin merasakan pelukan hangat sang mammy, ingin di ajak bercanda dan menghabiskan waktu bersama dengan kakak laki lakinya, ingin jahil dengan adik laki lakinya.

Tapi semua itu hanya bisa menjadi imajinasinya saja, nyatanya semua tidak akan sama seperti ekpektasi miliknya. Ingin sekali Teresa bangun dari mimpi buruk ini. Jika itu mimpi.

Hey bangun sayang, jika semua orang bisa mendapatkan kebahagiaan yang mereka ingin kan dari mimpi mereka. Maka, maka mereka tidak perlu merasakan rasa sakit.

Namun sayang itu semua nyata, tamparan itu nyata, hinaan itu nyata, tatapan datar dan muak itu juga nyata. Semua nyata tidak ada yang tidak nyata.

Dan ini semua akibat Tanaya gadis yang sok baik itu membuat dirinya di benci oleh semua orang, bahkan Oma opa nya saja tidak menyukai kehadiran dirinya iris perak itu menatap sendu ke arah mereka.

Tangan Teresa terkepal kuat hingga buku buku memutih dan darah keluar dari sela sela jarinya. Ia mengigit bibirnya kuat, menundukkan kepalanya agar mereka tidak melihat sisi lemah Teresa saat ini.

Ia benci dirinya yang terlihat lemah di depan orang lain, dia ingin menjadi kuat, dadanya berdenyut nyeri kilasan balik ingatan dirinya yang di kucilkan masih segar di ingatannya, hatinya sakit, hatinya terluka luka yang ingin dia sembuhkan kini bertambah.

Teresa, s'lalu berusaha memperbaiki kepingan kepingan hatinya yang hancur seperti semula, tapi di patahkan lagi oleh mereka. Keluarga yang slalu dia dambakan kehangatannya.

Orang bilang keluarga adalah tempat ternyaman kita untuk berkeluh kesah, tempat di saat kita sedang lelah menghadapi permainan dunia, tempat di saat kita sedang terpuruk. Tapi bagaimana jika nama keluarga itu tidak menjadi tempat ternyaman bagi seorang Teresa almagro?.

aku dan Mereka (Revisi) {Hiatus}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang