Chapter 1: Permulaan Cerita

27 4 0
                                    

Hi Pembaca! Apa kabar hari ini? Sebelum masuk ke cerita lebih baik kita kenalan dengan tokoh tokoh cerita ini yuk! ^^

Hi Pembaca! Apa kabar hari ini? Sebelum masuk ke cerita lebih baik kita kenalan dengan tokoh tokoh cerita ini yuk! ^^

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







Dikisahkan dipulau Jawa, tepatnya pada masa padjajara Majapahit Hiduplah sepasang kekasih yang telah lama menikah,namun  mereka belum juga dikaruniai seorang anak, sang istri selalu berdoa kepada dewa agar dikaruniai seorang anak, bertahun tahun berdoa dan menunggu tetap saja mereka tidak dikaruniai seorang anak.

Sampai suatu ketika... sepasang kekasih itu meminta bantuan dengan orang pintar (dukun), dukun itu pun bersedia membantu mereka dengan bayaran yang diterima.

Dukun itu mengantarkan mereka kepada Siluman Burung Elang Bido. Tak memakai basa basi sepasang kekasih dan siluman itu langsung membuat Perjanjian, dengan syarat-syarat yang diberikan oleh siluman itu.

9 bulan kemudian....
Sang istri pun melahirkan seorang anak laki-laki, anehnya, sang anak memiliki bagian tambahan di punggungnya, terlihat bagian tambahan itu seperti sayap bayi elang, selain itu, mata sang anak terlihat aneh yaitu putih mata yang berwarna hitam pekat dan warna pupil berwarna hijau kekuningan dan wajah dari bayi itu yang keriput seperti seekor bayi burung yang baru menetas sepasang kekasih itu terkejut, mereka tidak mau mempunyai anak yang aneh seperti itu karena tidak ingin dihina oleh warga lain, keesokannya mereka berinisiatif membuang anak itu kehutan.

Karena pelanggaran yang dilanggar oleh kedua kekasih itu, sang Bido merasa marah dan menghukum kekasih itu dengan dimangsanya mereka oleh kawanan burung elang.

Teriakan histeris dari pasangan itu pun menakuti permukiman yang ada disana.

344 tahun kemudian tepatnya pada tahun 1766, hiduplah seorang musafir jawa yang akan ikut menaiki kapal Belanda yang akan berlayar ke Amsterdam. Karena jauhnya pulau jawa dengan negeri Tulip itu, mengnabiskan selama 1 tahun untuk sampai kesana.

Sesampai nya di Amsterdam, Pria itu pun berkunjung ke pasar yang ada disana.

Bersambung....

Elang Jawa Dalam Sangkar Yang Mulia //Garudha jawa ing kandhang mulyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang