Setelahnya perjalanan yang cukup panjang, mereka sampai ke dalam permukiman lokal. Mereka memutuskan untuk menginap di penginapan permukiman tersebut.
Malam hari mulai datang, Indra mengajak Yozuki dan Nethan untuk bersinggah ke sebuah bar. Didalam bar itu Indra memesan segelas bir dan meminumnya dengan nikmat, Yozuki hanya melihatnya saja sambil menonton sebuah pertunjukan biduan cantik bernama Dasih.
Beberapa menit kemudian Indra telah menghabiskan 3 gelas penuh bir dan tentunya ia menjadi mabuk berat karena itu. Tiba tiba Indra tak sengaja menabrak seorang pria kekar yang ada disana, lantas pria itu marah dan mendorong Indra jauh sampai menabrak Yozuki yang sedang berjalan.
Indra menabrak Yozuki dengan wajahnya tepat di bagian dada Yozuki, Indra yang sedang mabuk hanya bisa planga-plongo melihat Yozuki yang marah karena nya.
Lantas Indra pun ditampar oleh Yozuki dan di tertawakan oleh orang-orang disana. Indra yang mendengar suara tawaan yang sangat rusuh itu langsung berteriak
"Ahhh!!!!, dasar tikus-tikus jalang! Kau tidak tau kemampuan yang ku miliki" Teriakan Indra yang sedang mabuk.
Karena teriakan Indra yg terdengar menantang, seisi bar pun langsung marah dan mengajak Indra untuk beradu panco dengan pria kekar yg tak sengaja di tabrak Indra itu. Karena dalam keadaan yang sedang mabuk Indra dengan percaya diri menerimanya.Nethan yang sedang mabuk juga pun tak fokus dengan Indra, ia hanya fokus terpacu dengan biduan si Dasih itu, Yozuki yang tidak mabuk hanya menyimak Indra yang sedang di adu panco oleh orang orang di dalam bar tersebut.
Seisi bar sangat berisik, sehingga Indra menang adu panco dengan pria kekar itu dalam satu dorongan tangan. Yozuki yang melihatnya terkejut dan merasa kagum.
Karena kemenangan Indra beradu panco itu, Indra langsung di sorak kan dan diangkat ke atas oleh orang orang yang berada di bar itu. Tiba-tiba mata Yozuki terlirik oleh Nethan yang sedang di goda oleh biduan Dasih. Terlihat kalau Nethan yang tidak merasa nyaman walau ia sedang dalam keadaan mabuk.
"Nethan!?" Yozuki langsung menghampiri Nethan dengan perasaan yang sedikit marah. Indra yang sedang dirayakan kemenangan nya oleh seisi bar pun juga terlirik oleh sang biduan tersebut. Tiba tiba Indra yang sedang mabuk itu pun mengingat siapa sang biduan tersebut. Indra langsung turun dan mengahampiri Nethan dan Yozuki yang sedang ber agumen dengan Dasih.
"Ouh aku hanya menggodanya dengan godaan maut ku agar ia terangsang dengan ku~" Dasih
"Hey! Jangan sembarangan! Ia tidak akan mau dengan pelacur seperti mu tau!!!" Yozuki
"Yozuki?.... hungh..." Nethan."Ada apa ini!? Euh!?!?" Indra
"???... astaga... Indra apa itu adalah kau?... wah wah wah... sudah lama kita tak bertemu. Hmm ngomong-ngomong sudah berapa lama ya sejak ke minggattanmu yang sangat menyedihkan itu?" Dasih
"Dasih!!!?? MAU APA KAU KESINI? DASAR MALAPETAKA SIALAN!" Indra"Indra? Kau mengenalnya?" Yozuki
"DIA ADALAH DASIH, SI BURUNG KEDASIH SIALAN!" Indra
"Ahahaha! Dan kau adalah seekor elang yang menyedihkan, Indra~" Dasih
"Yozuki! Bawa Nethan pergi dari sini! Ia adalah laki-laki, jadi sulit untuknya mengendalikan pikirannya dari hipnotis nya"Indra
"Huh!? Baik!" YozukiYozuki lalu Membawa Nethan pergi dari bar tersebut, dan Indra bersiap mengambil kerisnya itu untuk melawan Dasih
"Astaga... sepertinya kau bertarung, didalam bar ini hmm? Kalau begitu KEMARILAH ANAK HARAM~~" Dasih
Pertarungan pun dimulai, mereka berubah menjadi setengah bagian dari rupa wujud burung mereka untuk bertarung satu sama lain, karena pertarungan yang sengit seisi bar menjadi kacau. Sampai suatu ketika....
Dasih mengambil obor dan minyak tanah yang ia bawa itu, ia loncat ke tempat panjangan bar itu dan menyiram seisi bar dengan minyak tanah dan melempar obor itu serta botol minyak tanah tersebut.
"RASAKAN HAWA PANAS YANG ADA DI BAR INI INDRA!!HAHAHA" setelahnya Dasih berteriak mengingatkan Indra, ia langsung kabur melewati jendela yang berada disampingnya.
Orang-orang yang masih terjebak semakin panik dan berteriakan dengan histeris, ada yang terbakar, tertimpa, dan ada pun juga yang sudah meninggal. Indra yang masih disana kesulitan untuk mencari jalan keluar, dan sampailah ia di pintu itu, tetapi pintunya terhalang oleh kayu yang runtuh. Karena asap dan api yang berkobar, Indra sulit untuk bernapas dan bergerak karena hawa panas yang dihasilkan oleh api tersebut.
Indra pun memutuskan untuk menendang tembok yang sudah hancur dilalap api, ia pun bisa keluar, dan membiarkan orang-orang yang masih berada didalam bar terbakar. Yang Indra pedulikan adalah Nethan dan Yozuki yang sedang menunggunya. Bar yang terbakar itu mengeluarkan teriakan-teriakan seperti dineraka, para warga yang melihat itu panik dan berbondong-bondong untuk memadamkan apinya.
Kembali lagi ke Indra, ia tetap terus mencari Yozuki dan Nethan, ia terus dan terus berkeliling dengan nafas yang tidak beraturan karena berlarian kesana kemari. Dan akhirnya ia lelah dan tumbang dengan perasaan yang khawatir, ia ngos-ngosan dan tidak bisa mengatur nafasnya itu.
"YOZUKI!!! NETHAN!!!" Indra berteriak sesambilnya ia mengeluarkan semua nafasnya, ia mulai menyerah dan ingin menunggu saja Yozuki dan Nethan itu ditengah-tengah hutan dekat permukiman. Karena ke lelahan, pandangan mata Indra menjadi kabur dan ia pun pingsan karena lelah. Sebelum ia tak sadarkan diri, ia melihat seseorang datang kepadanya dengan pandangan yang tidak jelas siapa orang itu, dan akhirnya Indra tertidur dalam pingsannya.
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Elang Jawa Dalam Sangkar Yang Mulia //Garudha jawa ing kandhang mulya
Historical FictionKisah Fiksi yang berlatar belakang pada tahun 1767. Sipnopsis: Indra Lesmana Pratiwi seorang pekelana (musafir) Jawa yang datang ke Eropa untuk mencari bunga tulip di negeri Belanda, sayangnya ia terkena salah tangkap disaat berkunjung di pasar umum...