Innocence

247 12 4
                                    

Art by ksn/time-fire-flies on tumblr 

.

.

Innocence by

.
Malam di salah satu bulan Desember itu disambut suka cita di atas tanah Konoha

Malam natal.

Jarum kurus arloji yang memeluk pergelangan tangan sang pria telah menunjuk angka 10 malam, namun sudut-sudut jalan yang ia susuri tetap dipenuhi oleh orang-orang yang berlalu lalang. Membagi senyum, menawarkan tawa, berpegang tangan, dan mencengkram kertas-kertas pembungkus hadiah erat-erat di tangan.

Malam yang menyenangkan, memang.

Dengan hamparan langit malam bagai cendawan raksasa, tanpa ujung. Ditemani bulir-bulir salju yang mulai berjatuhan ringan ke tanah beraspal. Udara malam yang bercampur salju teraba di permukaan, dingin menusuk raga tapi menawarkan ketenangan.

Sang pria menghembuskan nafasnya perlahan, mengamati bagaimana hembus nafasnya begelung dan membelah partikel udara. Ia mengeratkan mantel yang membungkus tubuhnya, kemudian sedikit membenahi beanie dan scarf yang melilit lehernya, sebelum menyimpan kembali kedua tangannya yang bersarung ke dalam saku.

Kaki-kakinya beranjak, berjalan di atas trotoar penuh salju di salah satu distrik kota Konoha yang mulai lenggang. Menelusuri jalanan yang sepi dengan headphone yang tersumbat di masing-masing telinga, menikmati dendang lagu dari playlist yang tadi secara acak dipilihnya. Ia tidak peduli.

Ia hanya butuh pengisi sunyi.

Hari ini adalah malam natal.

Sebuah malam yang harusnya diisi oleh canda dan tawa orang-orang tersayang, tapi sang pria, untuk kali kedua semenjak Ayahnya meninggal, tak bisa menikmati bersama keluarga.

Ia kesepian.

Ia sendirian.

Ia tak lagi punya seseorang untuk bisa dibagi canda tawa, tak punya lagi seseorang yang akan memberinya kehangatan, atau bahkan pasangan yang bisa diajak berciuman di bawah mistletoe yang menggantung di atas kepala. Bahkan ia harus rela menghabiskan malam jauh dari kota asalnya, well yeah, bukan berarti ia juga akan bisa mendapat malam yang lebih baik di tanah kelahirannya. Tak akan ada beda.

Malang sekali bukan?

Lelaki tak beruntung itu, Sai namanya. Ia harus berada di Konoha karena urusan bisnis. Demi kelancaran proyek besar yang dicanangkan oleh perusahaan yang beberapa tahun ini mulai berada di bawah kendalinya setelah Ayahnya membubuhkan namanya sebagai pemilik baru perusahaan keluarga mereka secara sah.

Malam ini, di tanah Konoha ini. Konoha yang... ah.

Entah sebenarnya ia harus sedih atau senang saat ia diharuskan menginjakan kaki lagi di kota metropolitan negara Api ini.

Menyedihkan, ya. Sai tahu itu.

Tepat saat lagu yang berdendang dari headsetnya baru saja memindah ke track selanjutnya, "Santa Tell Me" oleh salah satu penyanyi yang tengah digandrungi masa kini, Sai baru sadar langkah kakinya mengarah ke pintu masuk sebuah taman.

Sebuah taman kecil, yang sepertinya sudah jarang sekali dikunjungi, bahkan sejauh mata mengedar pandang, tak ada siapapun di sana meski ini adalah malam natal. Malam yang sepertinya hampir mustahil bagi setiap tempat untuk sepi.

Tapi Sai dalam hati mensyukuri fakta itu.

Akhirnya ia bisa menemukan tempat sepi untuk merenung. Merindu. Tenggelam dalam sendu.

Ia menyukai keheningan ini, lebih lagi yang di tawarkan oleh taman ini ketika malam hari.

Taman yang menyimpan puzzle-puzzle kenangan yang mustahil untuk disingkirkan. Bahkan sekeras apapun ia mencoba. 

InnocenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang