•Part 4

191 22 0
                                    

"Ice americano satu" ucap Daniel pada seorang barista.

Rodeo, 365. Ia menyempatkan diri untuk mampir membeli kopi sebelum hendak pergi menuju kampus. Jadwal kelas dipenghujung weekend tak bisa membuatnya menikmati waktu istirahat dengan leluasa, hal-hal yang menyangkut kuliah selalu saja datang menganggu, ya mengingat kini dirinya berada di semester akhir setelah seharusnya 1 tahun kemarin menjadi akhir masanya sebagai mahasiswa. Menghabiskan cuti 2 semester kini membuatnya kembali merasakan momentum pahit kerasnya jadi mahasiswa tingkat akhir.

"Upss.. Sorry"

Pria berperawakan ideal terlihat memasuki sebuah coffee shop, Daniel yang tengah menunggu pesanan melirik sekilas dan melihat pria itu hampir bertabrakan dengan salah satu pengunjung cafe yang akan keluar. Tetapi dengan sergap pria itu menghindar sehingga tidak terjadi pertumpahan kopi disana.

Setelah menunduk memohon maaf karena kecerobohannya, pria itu kini berjalan menghampiri seorang barista tepat disebelah Daniel.

"Atas nama Daniel? dengan pesanan Ice americano?" Ucap si barista sembari menyerahkan cup kopi.

"Terimakasih"

Setelah mendapatkan pesanannya, Daniel kemudian berlalu meninggalkan area coffee shop. Tetapi entah ada hal apa yang terlintas dibenak Daniel sehingga membuatnya menengok kembali sekilas untuk melihat keberadaan pria tadi yang sempat mengusik rasa penasarannya.

"Daniel?" Suara wanita bertanya dengan nada suara yang sedikit tinggi.

Seorang wanita yang memanggilnya dari dalam mobil yang terparkir dipersimpangan jalan coffee shop. Daniel mendapati Roseanne menampakkan wajahnya lewat kaca mobil yang terbuka. Ada kesan raut tak berarti dari wajah cantiknya.

"Roseanne, sedang apa disini?" Daniel yang tadinya berjalan pun memilih berbalik dan menghampiri.

"Aku menunggu kekasih ku yang sedang membeli kopi"

"Itu kekasih mu?" kembali Daniel melirik orang yang dimaksud kekasih oleh Roseanne didalam coffee shop. Si pria tadi.

Roseanne tersenyum mengiyakan.

"Dokter sudah memperbolehkan mu pulang? Aku lihat dari wajah mu belum sepenuhnya membaik"

"Aku baik-baik saja"

Salah satu tangan Daniel terangkat seolah memberikan sentuhan lembut pada pipi chubby Roseanne lewat jemarinya.

"It's okay? Are you sure?" Daniel tidak yakin dengan perkataan Roseanne. Karna sedikit pun ia tidak melihat bahwa Roseanne sudah membaik, bibir yang dilengkungkan itu terlihat hanya sekedar ulasan getir.


Bisa dibilang Daniel sedikit naif dalam urusan hati, karena sejauh ini Daniel belum lagi merasakan bagaimana rasanya menjalin hubungan romantis dengan seseorang. Ia seakan lupa dengan apa-apa yang terjadi didalamnya ketika memiliki perasaan yang terikat terhadap orang lain. Dan baru kali ini ia kembali memandang seorang wanita dengan sedikit emosional. Daniel tidak mengerti perasaan apa yang sedang dirasakannya saat ini, tidak ada arti tertentu akan tetapi terkesan seperti kepedulian yang dipenuhi kekhawatiran.

Angel baby | Rosé • I.MTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang