•Part 13

139 14 0
                                    


"Bisakah sekarang aku hidup tanpa memikirkan dia? Bagaimana keadaan dia sekarang? Apakah sekarang aku bisa fokus dengan urusan kampus ku?"

Keputusan yang masih menyisakan tanda tanya. Mungkin tidak hanya terjadi pada Roseanne, pertanyaan semacam itu sepertinya dialami juga oleh orang-orang yang baru putus cinta. Sering kali terasa memberatkan, tetapi itu lah kenyataan bahwa hidup tidak selamanya bisa bersama orang yang dicintai.

Roseanne sudah mulai mencoba melakukan rutinitas hari-harinya seperti biasa dengan suasana hati yang baru. Dari jam bangun tidur dipagi hari, membuat sereal untuk sarapan, hingga mempersiapkan jadwal yang akan dilakukan setelahnya. Dan masih tetap dengan kegiatan yang sama yaitu tugas akhir. Roseanne sudah melewatkan jadwal revisinya kemarin, mau tak mau hari ini ia harus kembali pergi ke kampus untuk melakukannya.

Kelas siang baru saja selesai dilaksanakan, bisa dilihat mahasiswa yang hadir tengah berhamburan keluar meninggalkan kelas. Lain hal dengan Roseanne, ia masih ingin tetap tinggal untuk beberapa jam kedepan. Setelah mengingat tidak akan ada lagi kelas pembelajaran diruangannya, jadi dirinya bisa mengerjakan revisian tugas dengan leluasa kali ini.

"Rosie?" Seseorang menepuk pundak Roseanne dari belakang. Yang ditepuk pun langsung menengok kepada si pelaku.

"Kamu akan tetap disini?" Tanyanya lagi.

Roseanne berdehem mengiyakan, "aku harus menyelesaikan tugas ini"

Ada tiga sampai lima orang yang juga memilih tinggal untuk melakukan kegiatannya. Roseanne tidak begitu sendirian, setidaknya ia merasa lega karena tidak terlalu sepi dan berharap mereka bisa tenang selagi ia mengerjakan tugasnya.

Mengambil ponsel dalam tas disamping, Roseanne melihat headline yang terpampang dilayar kunci utama ponselnya. Entah kenapa saat memeriksa notifikasi yang ada, ia tiba-tiba teringat pria yang sempat menemaninya beberapa hari lalu.

Daniel pria itu, Roseanne ingat sejak malam itu dimana keduanya menghabiskan waktu bersama dan sekarang terhitung sudah tiga hari tak berkabar. Terlintas rasa penasaran begitu mengingat bahwa kemarin ia melihat Daniel diluar dengan seorang wanita yang cukup mengundang tanya.

Roseanne seperti terusik atas interaksi keduanya, bukan karena apa, melainkan dimana kemarin adalah hari terburuknya setelah mengakhiri hubungan dengan Dean. Karena tak biasanya Daniel menghilang, sedikit pun batang hidungnya tidak terlihat disekitar kampus meski Roseanne terbilang setiap hari datang dan berjalan diantara orang-orang.

"Aku harus menghubunginya?" Mengetuk-ngetukan jarinya pada layar ponsel.

Ia bimbang, disisi lain Roseanne juga merasa khawatir dengan Daniel. Bohong jika ia tidak merindukannya, disituasi saat ini hatinya butuh kehangatan, dan itu bisa Roseanne dapatkan hanya dari dalam diri Daniel. Seolah rumah yang sudah menjadi tempat pelindung, juga ternyaman sebagai alasan untuk pulang.

"Halo?" Daniel tengah menyahuti dari seberang ponsel.

"Kamu dimana sekarang?"

"Ditempat orang tuaku. Ada apa?"


Orang tua. Berarti tidak sedang berada di kampus.


"Kamu sibuk? Bisakah bertemu sore ini?" Roseanne berucap rendah, takut jika sarannya tak direspon baik oleh Daniel.

Sifat tidak percaya diri Roseanne tengah mendominasi, efek samping setelah putus dari Dean baru terasa sekarang. Roseanne dengan jemarinya ia seolah memainkan ujung tajam kertas buku sembari menunggu jawaban Daniel yang tak kunjung menyahut.

Angel baby | Rosé • I.M ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang