3 - Misi

27 9 68
                                    

Anehnya, bagi Morgan, Agen Akira tidak menurunkan nya di rumahnya, justru mereka pergi ke rumah salah satu dari pemimpin inti itu. Ketika keluar dari mobil, Morgan dapat melihat Nisa dan Satya, juniornya, sudah menunggu di teras rumah.

"Kenapa mereka di sini?" Dia bertanya pada Akira dan berjalan menuju kedua juniornya.

Akira berjalan di sampingnya. "Kupikir kau harus menjelaskan sesuatu sebelum absen selama satu minggu dari The Force." Tiba-tiba, Morgan berhenti. Dia absen seminggu dari The Force? Kenapa?

"Kenapa?" Dia bertanya sambil berjalan lagi.

"Akan ku jelaskan nanti." Agen Akira berkata singkat. "Bagus, kalian sudah sampai lebih awal," katanya pada dua Agen muda yang sudah menunggu di sana.

"Kenapa kami harus ke sini?" Satya bertanya.

"Alasan khusus nya akan di jelaskan oleh senior kalian ini." Dia berkata, menepuk punggung Morgan. Morgan memandangnya, wajah nya tampak muram.

Tentu saja dia muram. Siapa yang tidak? Dia harus mengirim junior nya ke medan pertempuran! Sial, mereka bahkan tidak lebih dari remaja SMP yang akan segera lulus dan lebih cocok masuk SMA daripada pergi berperang.

"Uh, aku lebih suka di dalam." Dia menatap Agen Akira lagi. "Apa itu tidak masalah?"

"Tentu saja, ayo masuk." Agen Akira menjawab lalu keempat Winter itu pun masuk ke dalam rumah Akira.

Ketika mereka akhirnya duduk di sofa, Nisa bertanya. "Jadi, apa yang ingin kalian bicarakan?"

"Sebuah misi pertempuran di Pontianak. Kita akan berangkat ke markas utama dalam tiga hari lagi. Jadi kalian harus memutuskan, untuk pergi ke sana atau tidak sama sekali."

"Misi ini terkait pada The Fallen, ya?" Nisa menyimpulkan.

"Bagaimana dengan junior lainnya?" Satya bertanya.

Morgan dan Akira saling berbagi pandangan, lalu mengangkat bahu. "Entahlah," kata Morgan. "Kalian bisa mundur saja. Ini tidak aman."

"Kau akan pergi juga?" Nisa bertanya. Morgan mengangguk.

"Ya."

"Kalau begitu kami juga ikut." Satya tersenyum kecil dan Nisa mengangguk.

"Kalian yakin?" Morgan bertanya, memastikan. Saat kedua junior nya mengangguk, dia memeluk mereka. "Jangan gagal," bisik nya sebelum melepaskan pelukan itu.

"Satya, Nisa, ayo pergi," kata Agen Akira. "Ini sudah malam, orang tua kalian pasti khawatir." Dia melihat jam tangannya. Lalu menoleh ke Morgan. "Kita perlu bicara."

Morgan mengangguk pasrah.

"Dia menginap di sini?" Nisa bertanya dengan hati-hati.

"Yah, begitulah. Kami memiliki misi kami sendiri." Akira menjelaskan singkat. "Ayo, jangan membuat orang tua kalian khawatir."

...

Sekitar tiga puluh menit kemudian, Agen Akira kembali ke rumahnya, dengan Morgan yang sudah menunggu di sofa. Agen berusia tiga puluh delapan tahun itu mendekat dan duduk di sofa juga.

"Jadi, apa maksudmu aku absen seminggu dari The Force?" Morgan bertanya.

"Kita punya misi tersendiri, seperti yang kukatakan tadi." Akira mengeluarkan sesuatu dari sakunya, sebuah benda berbentuk lingkaran, dia meletakkan benda itu di meja dan kemudian hologram berbentuk sebuah bangunan muncul.

"Apa ini?" Morgan bertanya, bingung.

"Ini adalah gedung presiden kita yang lama, berbeda dengan gedung yang baru. Karena sudah bertahun-tahun tidak ditempati, gedung ini menjadi tempat berkumpulnya para penjahat, sedikit dari banyak anak buah The Fallen."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 30, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The ForceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang