Jari-jarinya menekan setiap tombol di HP bermerek luar negeri itu. Aku seperti ikut mendengar bunyi ketikannya dari kejauhan, radius beberapa kilometer.
Aku menikmati ritmenya mengetik meski sebenarnya bunyi itu bukan permainan instrumen ritmis ataupun lagu indah. Dia menghentikan ketikan di sebuah tombol dan aku tidak tahu pasti tombol apa itu. Setelah itu dia benar-benar menghentikan gerakan jemarinya. Mungkin sekedar memeriksa hasil ketikannya dan menimbang-nimbang mana yang perlu ditambah, mana yang perlu dihapus.
Tidak perlu banyak suntingan lagi. Barangkali di hatinya sempat bertanya, apakah bisa? Dengan sendirinya terjawab tentu saja bisa di benaknya.
Lalu, dia memilih perintah send untuk ketikannya tadi. Pesan yang tadi dia ketik. Pesan itu tidak banyak, hanya beberapa kata. Karena menurutku dia tidak suka membuat kata-kata panjang lebar. Kata-katanya singkat, padat, dan kurang jelas, yang membuatku penasaran seperti anak kecil yang baru mengenal sesuatu. Tapi mampu membuat hatiku berbunga-bunga meski hanya membayangkannya.
Sebuah simbol menunjukkan bahwa pesan dalam proses pengiriman muncul di sudut atas layar HP miliknya. Ketika itu proses pengiriman sedang berlangsung. Pesan itu tidak begitu saja sampai. Pesan itu harus melewati satu per satu pos-pos pengiriman SMS. Layaknya orang yang sedang mencari alamat tujuan, pesan itu mampir di beberapa tempat dahulu.
![](https://img.wattpad.com/cover/38688400-288-k995283.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
White Letter
Teen FictionOrang yang sedang jatuh cinta. Menilai segala hal secara berlebihan. Penasaran berlebihan, harapan berlebihan, angan-angan dan hipotesa yang sungguh berlebihan. Menciptakan ceritanya sendiri, bagai sutradara profesional. Tak sadar bahwa ceritanya su...