1

63 9 0
                                    

Hasbi bukan termasuk orang yang memiliki banyak keberuntungan dalam hidupnya. Termasuk saat pembagian jadwal kuliah. Universitas tempat Hasbi menimba ilmu, memiliki prosedur pembagian jadwal kelas secara acak dan paketan. Maka setiap memasuki semester baru, hal yang paling bikin deg-degan adalah jam kelas, dosen, dan juga teman sekelasnya.

"Kampret, apes banget gue kelas pagi semua", keluh Hasbi kepada dua sahabatnya saat sedang sleepover di rumah Ray, alias base camp mereka.

Ray tertawa jahil, "gapapa lah, Has. Biar lo latihan bangun pagi tiap hari"

"Tauuu. Kan mengejar rejeki sebelum dipatok ayam", sahut Jammy dengan mitos yang Ia percayai yaitu bangun siang, rejeki dipatok ayam

"Masalahnya kalo jam pagi-pagi gitu susah anjir nyari taxi online. Rebutan gue sama orang-orang yang mau berangkat kerja", sungut Hasbi.

Ray dan Jammy mengerutkan dahinya bersamaan, "Taxi online? Kan ada si Marcell yang selalu siap sedia anterin lo?", Ray bertanya dan disusul anggukan oleh Jammy.

"Gue putus sama Marcell", ultimatum dari Hasbi yang berhasil bikin Ray dan Jammy melotot.

"Ray temen lo mulai pinter bohong nih"

"Bercanda lo, Has?"

Hasbi menggelengkan kepalanya pelan, "Engga lah. Buat apa gue bohong soal putus sama Marcell? Lagian karena itu gue ngajak kalian nginep malem ini. Gue butuh distraksi"

"Lo jarang banget ada masalah sama Marcell, kok bisa tiba-tiba gini?", Ray mengambil tempat duduk di sebelah Hasbi untuk mendengarkan penjelasannya lebih dekat.

Hanya bisa menunduk dan menghela napas, Hasbi mengedikan bahunya, "Tau deh rumit"

Walaupun Ray dan Jammy kepalang penasaran dengan alasan sahabatnya putus, mereka juga tidak tega memaksa Hasbi untuk memberikan penjelasan dan melihat sahabat mereka jadi murung karena mengingat (mantan) kekasihnya itu.

Drrt drrt drrt

Jammy menengok terlebih dahulu ke arah handphone Hasbi yang bergetar tepat di antara bean bag yang sedang Ia dan Hasbi duduki. Jammy membaca nama penelpon tersebut, "Babe <3"  

"Has, telpon dari Babe lo tuh?", Jammy sengaja menekankan kata Babe.

"Lah barusan katanya udah putus?!", Tentu yang paling tidak paham adalah Ray.

Yang ditanya pun menggaruk tengkuknya, "Putus beneran kok.. Udah ah mau angkat telpon dulu"

Hasbi tidak kemana-mana dan hanya membalikan tubuhnya agar tidak digoda oleh kedua sahabatnya saat mengangkat telepon dari sang mantan.

"Ya?"

"Bi, pulang jam berapa dari rumah Ray?"

"Gue nginep, besok balik"

"Inget loh senin kamu kelas pagi"

"Ya besok gue baliknya siang aja"

"Yaudah kabarin nanti aku jemput"

"Jemput jam 12an aja, Cell"

"Okay abis itu kita makan siang dulu yaa"

"Gue bisa pesen delivery kok di rumah Ray"

Jammy dan Ray mendengarkan percakapan sahabatnya sayup-sayup dengan penuh kebingungan.

"Oh, yaudah kalo gitu.. Take care and good night, Bi"

"iya, you too. Night", setelah menutup teleponnya Hasbi tentu mempersiapkan diri untuk dibombardir seribu pertanyaan dari kedua karibnya.

"Jadi gimana? Belom juga satu jam sejak lo bilang udah putus?", Ray yang mengintrogasi terlebih dahulu.

"Apa sekarang lagi jaman mantan tapi mesra ya"

"Ngaco.. Gue beneran putus! Tapi ya lo berdua tau sendiri, orang tua gue udah sedeket dan sepercaya apa sama Marcell?" Ray dan Jammy mengangguk paham dan membiarkan Hasbi untuk lanjut menjelaskan, "Ya yaudah karena itu jadi gue masih deket sama Marcell.. Kalo alesan putusnya, nanti lah kalian juga paham"

Ray yang masih tidak paham, "Jadi abis putus pun Marcell tetep jemput lo kemana-mana?"

"Kalo gitu mah apa bedanya sama pas lo pacaran?"

"Beda dong guys. Status kita sekarang cuma T E M E N. Dan iya Marcell tetep jemput gue, karena bonyok percaya sama dia. Tapi gak selalu kok! Gue juga ga akan intens ngabarin dia terus kali.. Tau posisi aja sih"

Jammy menengok sepenuhnya ke arah Hasbi, "Sejujurnya gue gak melihat adanya perbedaan sih.. selain status lo"

"Gue penasaran banget pasangan adem ayem kayak lo sama Marcell kok bisa putus sih"

Hasbi mendecak, "Nanti lah kalian juga bakal tau"

"Yaudah, berarti kalo Marcell punya gebetan baru lo rela dong??", Ray bertanya menaikkan satu alisnya dan Jammy menyimak ikut penasaran.

Hening... 1 detik... 2 detik... 3... 4...

"Harus rela lah.."

-----------

Hurray first chapter is up! Any feedbacks are very welcome!! xoxo

Jejak | MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang