❝ Pemuda rana Jawa,
Yang untaian takdirnya,
Tertoreh dijumantara Jogja ❞
Perihal aksara yang dirancang semesta,
Untuk anak bersamat nama Hesa,
Dan torehan kisah pelik dari bumi Jogja,
Tentang anak-anak yang penuh luka.
「 Lini masa lalu Jogja 」
「 Lok...
⸙18》Dilema hati membuat ku sulit untuk memilih keputusan terbaik ✎... ΉΣƧΛ 1975
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
➳〔 Yogyakarta 1985 - 〕࿐
Malam ini entah mengapa rembulan bersinar begitu terang, ditambah gemerlapnya bintang-bintang menambah keindahan yang diciptakan Tuhan. Gadis ini pun kembali kekasurnya setelah menyantap hidangan makan malam, dirinya terduduk disana dengan selambar kertas ditangan. Masih ia ratapi aksara cinta dari kekasih, tak dapat lagi ia membohongi hati sebab rindu ini membuat sesak hati.
"Mas Hesa, maafkan saya" lirihnya kian memejamkan mata, membayangkan sehancur apa Hesa di tinggalnya.
Namun, lamunan nya harus kandas saat sesuatu yg keras mengetuk jendela kamarnya berulang kali. Seakan menyuruh nya untuk mengintip keluar sana...
Dan betapa terkejutnya ia, mendapati Hesa diluar sana dengan motornya dan gitar ditangan. Hari sudah larut malam lalu apa kegerangan pemuda ini disini?.
"Nona!, lihat aku sebentar ada melodi hati yang harus kau ketahui!!" Panggil Hesa, suaranya terdengar sampai dilantai dua kamar Karina.
Gadis itu ragu untuk membuka jendela dia masih mengintip sedikit, akan jadi hal yang buruk bila orang rumah tau, tapi sepertinya semua penghuni sudah tidur.
"Nona Karina aku mohon pada mu!!" Panggil Hesa lagi, ia tak akan pulang sebelum sang nona melihatnya.
Persetan lah dengan segala aturan yang di beri ayahnya, kini rasa rindu nya lebih utama sebab kapan lagi ia bertemu Hesa kalau tidak sekarang.
"Mas Hesa ngapain?!, Pulang lah, akan jadi masalah kalau ayah tau!" Ujar Karina saat mendapati Hesa melambaikan tangan kearahnya dengan senyuman.
"Akhirnya, nona muncul juga!. Aku tidak akan pulang sebelum memetik gitar ini untuk mu!" Sahutnya penuh raut bahagia.
Dan kini Hesa mulai berkutat dengan gitar yang entah dari mana ia dapat, merapalkan banyak kata dan melodi yang indah. Sesaat Karina kembali merasa beruntung dicintai pemuda seperti Hesa yang senantiasa memujinya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.