"Papa gimana keadaannya, Ma?" Brian menatap hamparan tanaman hias di taman belakang rumahnya sembari menelpon sang mama. "Iya, aku di rumah sama Rahma. Sehat kok kami."
Di sampingnya ada Rahma, sang istri turut menemani sesi mengobrol Brian. Sejak seminggu lalu suaminya itu uring-uringan karena papa mertuanya sakit dan belum ada progres signifikan terkait kesembuhan beliau. Satu rumah ikut khawatir.
"Ooh gitu. Oke, Iyan janji usahain ya, ma. Mama gak usah pikirin soal itu, yang penting mama jaga kesehatan sama makan dan istirahat teratur. Papa juga ada dokter dan perawat jaga." Panggilan suara itu segera berakhir setelah Brian berkata, "Iya, Iyan juga sayang mama sama papa."
"Gimana, Kak?" Belasan tahun menikah, Rahma masih setia memanggil Brian begitu ketika hanya ada mereka berdua sambil menggenggam erat satu tangan suaminya. "Papa baik-baik aja?"
"Papa udah mendingan, tapi gak bisa pulang dulu. Meskipun dokter bilang ini stroke ringan tapi aku gak mau ambil resiko. Lebih baik kelamaan istirahat daripada maksa aktivitas." Rahma mengangguk setuju akan jawaban Brian. Laki-laki itu berkata lagi, "Sachi hari ini pulang jam berapa?"
"Jam satu harusnya sih, tapi katanya ada jadwal marching band jadi kemungkinan ashar."
"Oke, nanti aku aja kalo gitu yang jemput dia."
"Gapapa?"
"Gapapa, kamu di rumah aja. Udah lama gak drakoran 'kan?"
Mau gak mau Rahma tertawa mendengar guyonan Brian. Yah, usia boleh menua tapi kesukaan gak berubah. Untungnya Brian gak pernah melarang atau gak suka dengan kesukaan Rahma.
"Jangan jajan kebanyakan ya nanti."
"Hmm, kalo itu aku gak janji."
Rahma menghela napas lelah, selalu deh. "Kaak?"
"Ra, Sachi itu lagi masa pertumbuhan loh. Masa mau dibatasin jajan sama makannya?"
"Bukan Sachi, tapi kamu!"
"Oh hahaha maaf deh kalo gitu."
• Happier Than Ever •
Sorenya, Brian betulan menjemput putri semata wayangnya di sekolah. Sengaja pakai mobil jeep safari biar kaya anak muda. Tapi anak muda zaman sekarang mana yang pakai mobil kaya gitu ya? Hahaha, emang ada-ada saja.
"Chi, bokap lo dulunya culik ya?" tanya Athena, salah satu teman baik Sasra.
Alis Sasra naik sebelah, kebingungan. "Enggak kok, Thea. Bapak dari dulu kerjaannya forografer kata ibu."
"Mulut lo ye Antena! Dapet info darimana lo?" sembur Bulan, rada galak. "Kalo bapaknya Sachi aja culik, berarti bapak lo sama bapak gue dulunya satu komplotan begal."
KAMU SEDANG MEMBACA
Happier Than Ever | Jooyeon-Xiaoting
Novela Juvenil"Sasra, naha atuh nama kamu Sasra? Kenapa gak Sastro biar kaya Dian Sastro atau Sosro biar sekalian menggambarkan kemanisan kamu?" "Kamu lagi ngeledek aku ya, Balu?" "Aku nanya serius, Sas. Kalau aja waktu kamu dikasih nama aku ada di sana, aku past...