第 7 話 - Episode 7 : Restart The Rivalry

39 1 0
                                    

"Gue bilang juga apa, balik aja ke keluarga lo. Mungkin hari ini cuma dikerjain sama King, tapi besok-besok bisa aja keluarga lo ngelakuin yang lebih parah ke Christo." Alfred mencoba menasihati Neil setelah mendengar cerita tentang apa yang terjadi pagi tadi di jam istirahat kedua siang itu.

"Nggak! Kalau Christo misalnya ngusir gue pun –ya nggak mungkin juga sih, gue juga nggak bakal balik ke rumah itu!"

"Lah terus, kalo beneran diusir lo mau tinggal dimana?"

"Di kamar mayat rumah sakit bokap lo juga boleh."

Mendengar jawaban kelewat tak masuk akal itu, Alfred berdecak kesal.

"Bener ternyata, lo udah nggak waras."

"Ya lagian! Dulu ngusir-ngusir gue, sekarang nyariin, maunya gimana, sih?"

"Itu namanya nyesel, Bambang! Udah lah! Debat sama lo bikin laper. Kantin, yuk!"

"Bungkus aja makanan dari kantin, terus kita makan di rooftop Enlightenment Tower. Lo belom pernah kan, makan ditemani semilir angin di ketinggian?"

"Dih. Sok puitis! Ya udah ayo!"


"Ck. Ck. Ck. Gue heran kenapa adek gue bisa nempel banget sama lo?"

King yang tengah dalam perjalanan menuju perpustakaan SMA Sinar Bangsa di jam istirahat kedua itu, menghampiri Christo yang ia lihat tengah membersihkan lobi Enlightment Tower.

"Pake guna-guna apa lo?"

Christo hanya melirik sebentar, lalu melanjutkan pekerjaannya tanpa memberikan respons pada manusia yang mengganggunya.

"Apa sih istimewanya lo? Udah miskin, tampilan dekil kayak gini..."

"Maaf Mas, saya lagi kerja." sela Christo yang mulai merasa tak nyaman dengan kehadiran King.

Tak mendapat respon yang diinginkan, King mencengkeram rahang Christo –menambah rasa sakit di pipi Christo yang masih memar akibat perbuatan pamannya, memaksa Christo menoleh ke arahnya untuk kemudian memberinya tatapan yang menikam.

"Lo nggak usah belagu! Lo tuh nggak punya apa-apa buat ngebahagiain adek gue! Gue yakin adek gue hidup dengan tidak layak selama dia tinggal sama lo!"

Baru saja King menyelesaikan kalimatnya, pundaknya ditarik kuat-kuat hingga cengkeramannya di rahang Christo lepas. Itu Neil pelakunya. Kini, giliran King yang diberi tatapan menikam oleh Neil.

"Gue kasih tau ya sama lo! Selama ini Christo nggak pernah biarin gue kelaperan, nggak pernah biarin gue kedinginan, nggak pernah biarin gue kecapekan, nggak pernah biarin gue kekurangan apapun! Lo bilang gue hidup nggak layak? Nggak usah sok tau lo!"

Setelah memaki kakaknya, Neil berbalik menghadap ke arah Christo. Tatapannya seketika melembut.

"Sakit?"

"Nggak. Nggak papa."

"Fred, bawa Christo ke rooftop. Ntar gue nyusul."

Alfred mengangguk, kemudian menggandeng pergelangan tangan Christo dan menuju ke arah di mana lift berada. Setelah Christo dan Alfred sudah menghilang dibalik lift, Neil kembali menikam King dengan tatapannya.

"Dua kali."

Neil memberi jeda dan menghirup nafas panjang sebelum melanjutkan kalimatnya.

"Dua kali tangan lo nyakitin adek gue. Dan sekali lagi tangan lo itu nyakitin Christo, gue bikin perhitungan sama lo!"

絆 (kizuna)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang