bab 17

10 3 0
                                    

Happy reading 💐

"Apakah perbaikan hp para murid sudah selesai?" Tanya Katherina pada salah satu guru yang bertugas mengurus perbaikan ponsel para murid.

"Sudah miss, hanya tersisa 15 hp yang masih belum di perbaiki, mungkin besok akan selesai"

Katherina hanya mengangguk mendengar jawaban Agus. Matanya terus fokus mengawasi proses pemerbaikan ponsel yang dilakukan oleh service hp. Pandangannya tak sengaja melihat sebuah kotak bertulis kelas 11 IPS 1. Katherina langsung berjongkok mengambil kotak wadah berisi ponsel.

Dia menghitung semua jumlah ponsel dalam kotak wadah tersebut. Sesekali Katherina juga mengecek kondisi ponsel dan membaca beberapa nama yang tertera di setiap ponsel. Sebuah ponsel dengan nama Abercio Danurendra membuatnya tertarik untuk mengecek dan membuka ponsel itu.

Katherina membolak-balik kan ponsel milik Abe. Entah apa yang dipikirkan oleh wanita itu. Dia mulai membuka ponsel tersebut yang kebetulan tidak di sandi. Ini mungkin hal yang buruk. Ya kalian tau lah, menyentuh barang yang bukan milik kita itu sudah termasuk tidak sopan.

Dia mulai menggeser lock screen ponsel Abe. Katherina langsung mengecek setiap akun sosial media milik Abe dan juga galeri foto di ponsel Abe. Rasa penasaran membuat Katherina menyingkirkan pikiran yang sedari tadi memberi sinyal bahwa apa yang dilakukannya itu tidak baik.

Aplikasi pertama yang dia tuju adalah WhatsApp. Tidak ada yang menarik disana, hanya terdapat grup sekolah, kontak guru, orangtuanya dan teman-temannya. Kini Katherina beralih ke galeri foto. Dirinya sendiri pun tak tau mengapa dia begitu ingin menelusuri isi ponsel Abe. Ternyata semua foto-foto masih tersimpan dan tidak hilang.

Ada satu foto yang menarik perhatiannya. Dia membelalakkan matanya tak percaya melihat foto itu. Dari mana anak ini bisa mendapatkan foto ini. Dengan raut wajah serius Katherina kembali menaruh ponsel Abe ke dalam kotak. Sepertinya apa yang dikatakan pria itu benar, bisa saja anak ini adalah salah satu pelaku yang berusaha membobol akun sekolah.Tanpa sepatah kata dia langsung melenggang pergi dari ruangan Agus. Agus yang melihat kepergian Katherina hanya menggaruk tengkuknya yang tak gatal, bingung.

Kakinya terus melangkah dengan cepat tak memperdulikan sapaan para siswa yang berpapasan dengannya. Dia pun masuk ke dalam ruangan nya. Tangannya sibuk merogoh tas kecil miliknya, mencari sesuatu. Sesuatu yang dia cari sedari tadi adalah sebuah ponsel. Katherina langsung menghubungi seseorang untuk datang keruangan nya.

"Cepat segera datang keruangan ku sekarang, ada hal penting yang harus kita bicarakan" setelah mengatakan hal itu Katherina langsung memutuskan sambungan telepon sepihak. Dia mendudukkan dirinya di kursi, wajahnya sama sekali terlihat tak tenang. Dia kembali menegakkan tubuhnya berusaha tenang, dia hanya bocah ingusan apa yang harus di khawatirkan.

Tak selang beberapa lama, seseorang yang tadi dia hubungi sudah datang. Seorang pria setengah baya berbadan tegap, rahang tegas dengan tahi lalat di dagunya. Pria itu langsung duduk di kursi depan meja Katherina.

"Kenapa? Ada hal penting apa yang ingin kau bicarakan?" Tanya lelaki itu sembari bertopang dagu.

"Kau pasti sudah tau mengenai masalah yang terjadi di sini"

"Iya aku tau, bukankah kau yang memicu terjadinya hal ini" jawab pria itu sembari tersenyum miring. Katherina hanya memutar bola matanya malas.

"Biru sudah berhasil menemukan siapa yang berhasil menghack akun sekolah. Pelakunya adalah orang luar, Biru beranggapan bahwa pasti ada salah satu orang dalam entah itu guru atau siswa yang memerintahkan si pelaku melakukannya" Katherina menjeda perkataannya.

"Aku menemukan sebuah foto dimana sebelum kejadian menghilangnya kepsek. Foto itu ada di salah satu hp milik siswa, dan dia adalah murid baru yang berada di kelas 11 IPS 1"

Silhouette (slow update) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang