1

1 1 0
                                    

Gerbang SMA Lentera sudah terbuka. Siswa siswi disana sudah ramai hadir. Mereka memusatkan pandangan ke arah gadis cantik yang baru saja datang. Para lelaki selalu terpukau dengan kecantikan serta sifatnya.

Zanna Aqilla Auristela Kirania

Setiap harinya Zanna bertemu dengan berbagai macam laki - laki. Ia tak habis pikir, kenapa para laki-laki itu gentar mendekatinya.

"Eh? Ini bunga untuk aku?" Langkah Zanna terhenti ketika ada seorang laki-laki memberikannya bunga.

"Iya, ini untuk lo" jawab laki-laki itu.

"Terimakasih ya" laki-laki itu mengangguk, setelah itu Zanna kembali melangkahkan kakinya.

"Hai?"

Zanna menoleh saat ada gadis berambut panjang mengapa nya. Ia mengangguk pelan sambil tersenyum, yang membuat kadar kecantikannya bertambah.

"Iya, ada apa?"

"Mau temenan sama gue gak?"

"Tentu, nama aku Zanna Aqilla Auristela Kirania, kamu bisa panggil aku Zanna" uluran tangan Zanna di sambut oleh gadis itu.

"Nama gue Allisya Lesham Qiana, Lo bisa panggil gue Allisya" Zanna manggut-manggut sambil melepaskan jabatan tangan mereka.

"Kamu anak baru ya?"

"Iya, kok lo tau?

"Soalnya baru liat kamu" ujar Zanna

"Kamu masuk di kelas berapa, Allisya?"

"11 IPS 2"

Zanna menatap Allisya girang. "Wah, berarti kita sekelas".

Mereka berdua sudah duduk di tempatnya masing-masing, dan ternyata mereka duduk bersebelahan.

"Kita sebelahan rupanya, hehehe" ujar Zanna sambil tertawa pelan.

Allisya yang melihat Zanna tertawa pun termangu, karena mata Zanna menghilang ketika tertawa. Zanna begitu cantik!

*****

Rupanya untuk beberapa hari, proses ajar mengajar disekolah mereka tidak berlangsung.

"Zanna, kelapangan yuk" Zanna mengangguk dan melangkah ke arah lapangan bersama Allisya.

Ternyata banyak siswi di lapangan. Mereka berteriak menyemangati seorang laki-laki. Zanna baru melihat laki-laki itu. Rautnya yang selalu datar, serta keringat yang membanjiri tubuhnya, sialnya malah membuat laki-laki itu terlihat sexy. Siswi dibuat kagum karena itu.

"Gila, dia laki-laki tertampan yang gue temuin" ujar Allisya.

"Good looking memang selalu jadi yang utama" sahut Zanna.

"Engga juga si Zan".

Sebagian besar gadis-gadis berteriak histeris saat laki-laki itu menyiram tubuhnya dengan air mineral.

"Tampan, dan kharismatik" oceh Zanna menilai.

"Lo suka dia, ya?" Tuduh Allisya sambil tersenyum meledek. Lagian siapa juga yang bisa menolak pesona laki laki itu.

Zanna menggeleng tegas. "Nggak, aku aja baru lihat dia".

*****

"Alta!" Teriak Savian kepada Alta yang sedang memainkan bola basket.

"Cuy, gila-gila" heboh Savian yang membuat Alta berhenti memainkan bola basket.

Alta menyugar rambutnya kebelakan, lalu menaikkan satu alisnya tanda bertanya.

"Ada murid baru! Cewek!"

Alta menatap Savian datar. "Mulut Lo mau gue jahit?"

"Yang ini pesonanya ga main-main, sumpah".

"Lo pasti tahu jawaban gue, Savian".

Savian menatap jengah sahabatnya. "Lo mau sama cewek yang kaya gimana sih?"

"Cewek yang bisa meluluhkan hati gue, dan membuat gue candu untuk melihat wajahnya".

Savian melongo mendengar jawaban Alta. Selama ini sangat banyak gadis-gadis yang mendekati sahabatnya. Dan tidak ada yang nyantol? Savian tak habis pikir dengan hati sahabatnya itu.

*****

Zanna dan Allisya sedang bersantai di taman belakang sekolah sambil memandangi langit.

"Zanna" panggil Allisya.

"Iya, kenapa?"

"Kamu pernah pacaran?"

Zanna melirik Allisya. "Tidak".

Allisya melongo, yang benar saja? Cewek secantik Zanna tidak pernah pacaran?.

Tiba-tiba Allisya memiliki ide. "Zanna, kita main truth or dare yuk".

"Ayok" ujar Zanna antusias.

"Truth or dare?" Ucap Zanna sambil menaik turunkan alisnya.

"Truth" mendengar jawaban Allisya, Zanna lesuh, karena Ia berharap Allisya memilih dare.

"Cinta pertama kamu siapa, dan kapan?"

"Laki-laki yang menyukai senja, saat SMP" jawab Allisya sambil tersenyum.

"Kamu jangan senyum-senyum sendiri gitu ih" Allisya tertawa mendengar perkataan Zanna.

"Oke-oke, sekarang giliran Lo, truth or dare?"

"Karena aku suka tantangan, jadi aku pilih dare"

Allisya tersenyum jahil. "Kamu harus kenalan sama laki-laki tadi, terus kamu bilang kamu tampan, udah itu doang"

Zanna tercengang mendengar tantangan dari Allisya. Yang benar saja? Wajah laki-laki tadi saja datar.

"Tapi kan" Allisya langsung memotong perkataan Zanna.

"Gak ada tapi-tapian" Tubuh Zanna lemas seketika.

"Jangan melamun Zanna, mumpung ada dia" tutur Allisya sambil menunjuk seorang laki-laki yang sedang duduk di bawah sebuah pohon.

Zanna melihat ke arah laki-laki itu. Ia mengumpulkan keberaniannya. Zanna melangkahkan kakinya untuk menghampiri laki-laki berwajah tampan namun datar itu.

Allisya yang melihat Zanna pergi pun terdiam. Zanna beneran melakukan tantangan darinya.

"Hai, maaf mengganggu" Alta yang sedang memejamkan matanya, langsung menatap datar gadis di hadapannya.

"Boleh kenalan?" Ucap Zanna sambil mengulurkan tangannya. Wajah Zanna sudah merah, karena menahan tangis. Tangannya bergetar.

Alta yang melihat itu pun bingung. Ada apa dengan gadis ini? Alta menerima uluran tangan gadis itu, dan langsung melepaskan nya.

"Nama kamu siapa?" Tanya Zanna dengan penuh keberanian.

"Altario Zaedyn Elandra" jawab Alta dengan raut datar.

Raut datar Alta membuat nyali Zanna menciut seketika.

Alta yang sadar jika gadis dihadapannya ini ketakutan. "Gue gak makan orang".

Zanna tersenyum saat mendengar perkataan laki-laki itu. Alta terbius dengan senyuman gadis dihadapannya ini. Senyumannya begitu manis.

"Aku boleh panggil kamu El?" Alta tersadar dan menatap gadis itu dengan alis terangkat.

"Terserah Lo, nama Lo siapa?"

"Nama aku Zanna Aqilla Auristela Kirania, kamu bisa panggil aku Zanna, panggil sayang juga boleh" Zanna langsung menutup mulut nya. Ia melirik Alta, Zanna meringis saat Alta menatap nya datar. Hish kok aku ngomong gitu sih, kan El jadi liatin aku kaya mau makan aku hidup hidup. Ujar Zanna membatin.

"Maaf" ucap Zanna sambil menunduk. Sungguh, Ia takut dengan Alta.

Alta tersenyum tipis melihat gadis dihadapannya itu. "Mine".

"Kamu tampan" setelah mengucapkan itu, Zanna langsung lari dari hadapan laki-laki itu.

Alta termangu mendengar pujian dari gadisnya itu. Gadisnya? Ya! Gadis itu sekarang miliknya.

°°°°°°°°°°°°°

Meskipun cakrawala tak membasahi mu
Bagaskara tak menyentuh ragamu
Panasnya kawah candradimuka pun tak mampu meleburkan jasadmu
Namun asmara ini akan meluluhkan mu

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 12, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sunyi Dalam HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang