CHAPTER. 6

37 1 0
                                    

Sampai juga di pertengahan Desember. Katanya sih, pertengahan Desember adalah saat yang selalu dinanti-nantikan seluruh murid di Camar. Soalnya, setelah ulangan umum yang melelahkan, sekolah selalu menggelar acara berkemah selama tiga malam sebagai acara menyambut datangnya awal tahun baru. Dan benar saja, tahun ini acara itu kembali diadakan. Lokasinya di Cibubur, yang berhawa dingin pada malam hari. Surat edaran acara kemah itu sudah ada ditangan masing-masing anak pada Senin pagi yang sangat cerah itu. Biby duduk di bangkunya sambil membaca berulang-ulang surat edaran itu. Acaranya Sabtu besok,dan pukul delapan anak-anak sudah harus kumpul di koridor.

"Kayaknya bakal seru deh,"kirana menimang suratnya sambil duduk dimeja biby.

"Gue dikasih tahu Athar. Katanya acaranya bakal seru abis."

"Wah, Athar sok tahu tuh!"cela biby.

"Kita kan masih kelas satu. Jadi belom pernah ikutan acara ini dong. Kalau yang bilang anak kelas dua atau tiga, baru deh gue percaya."

"Athar kan dikasih tau kakaknya yang udah kelas tiga di sini, jadi udah pengalaman.katanya ada acara api unggun. Terus ada jurit malam. Banyak deh,"tukas kirana sambil membetulkan duduk nya.

"Kakaknya Athar yang kelas tiga?"ulang biby bingung.

"Athar punya kakak? Yang sekolah disini? Kelas tiga? Gue gak pernah tahu."biby mengerut-ngerutkan wajahnya dengan rasa heran.

"Iya sih, bi. Gue juga sempet kaget. Kayaknya Athar nggak pernah kelihatan pulang bareng sama anak kelas tiga,"ujar Kirana sambil mengangkat bahu. Biby mengiyakan ucapan sahabatnya.

"Udah deh, nggak usah dipikirin. Sekarang gue mau nanya, lo bakal ikut nggak,bi?"

"Lo?"

"Gue ikut kalau Lo ikut."

"Gue ikut kalau satya ikut."

"Cieee...."Kirana mencubit lengan biby sambil tersenyum nakal.

"Awu...!"erang biby.

"Kenapa sih Lo? Wajar kan kalau gue bilang gitu? Namanya juga orang kasmaran...."

Kirana tertawa."gue nggak nyalahin lo kok. Gue gemes aja ngeliat lo yang lagi berbunga-bunga akhir-akhir ini. Tapi lo sombong ya, nggak mau berbagi kebahagiaan lo ke gue."

"Ya udah, kalau gitu... Lo bakal gue comblangin sama Athar!"

"Aaaaaaaahhh... Biby... Bukan gitu maksud guuuuueeee!!!"



"Bilangin mama kalau hari Sabtu aku nggak bisa nemenin mama belanja,"pinta biby ketika ia, haikal, dan satya duduk di sofa ruang TV. Biby sudah memperlihatkan surat edaran nya pada haikal.

"Huu... Kamu aja yang bilang,kayak gak punya mulut aja."tolak haikal sambil menjambak pelan rambut biby yang lurus.satya tersenyum.

"AAHH... Nggak bisa... kalau aku yang bilang, mama pasti nggak percaya... Mas haikal kan udah gede... jadi mama pasti percaya...,"rengek biby sambil menarik-narik lengan baju haikal.

"Kal, orangtua lo dua-duanya kerja ya?"tanya satya, membuat biby berhenti merengek.

"Iya,sat, dua-duanya pulang malam juga. Tapi nggak jadi beban kok buat gue sama biby,"jawab haikal sambil melirik iseng ke biby.

"Iya, nggak jadi beban. Tapi ayo dong, mas, bilangin ya nanti malem ke mama...,"biby merengek lagi.

"Iiiihhh...., Kamu tuh ngeyel banget sih? Masa cuma bilang nggak bisa nemenin belanja aja mesti diwakilin? Lagian mas haikal yakin kok, mama pasti percaya sama kamu." Haikal tetep nggak mau.

"Kok Lo aneh sih, bi? Kenapa Lo nggak ngasih aja surat edarannya ke nyokap lo? Jadi otomatis dia pasti percaya kalau lo emang nggak bisa nemenin belanja,"ujar satya yang dianggukin haikal.

Pilihan (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang