05 : I owe you, darling

325 160 84
                                        

Selipkan vote dan komentar ya, thanks a bunch.

x. Hvare

Semua orang mempertaruhkan sesuatu yang berharga dan mungkin saja akan menjadinya sebagai sebuah rahasia.

Selagi membantu Luna mengobati lengannya yang tergores akibat pecahan gelas sampanye, Helios mencuri tiap kesempatan agar dapat menatapi wajah si gadis yang terus menunduk. Jarak keduanya begitu dekat. Jarak keduanya mampu membawa Helios jauh menikmati wajah kekasihnya yang telah pergi.

"Kau cukup berani tadi." Awal Helios menarik perhatiannya seorang.

Luna mendongak, "maksudnya?"

"Kau tak selembut yang kukira."

Luna hanya mengendikkan bahu, kembali menunduk menatap kaki yang tadinya terbalut ankle strap kini digantinya dengan sepasang sandal. Mereka saling mendiami lagi, sesaat sebelum Luna mengingat satu pertanyaan yang ingin ia lontarkan pada Helios.

"Jadi—siapa orang itu?"

Dahi Helios mengerut. "Orang apa?"

"Kau bilang aku mirip seseorang yang kau kenal."

Helios menyeringai, membalut lengan Luna menggunakan perban putih. "Kau tak akan pernah bisa bertemu dengannya."

"Adikmu?"

"Apa wajahku terlihat berkata seperti itu?"

Luna mengendikkan bahu untuk kedua kalinya. "Well—"

Helios sadar, sepersis apapun wajah Luna dan Elina, namun ada sesuatu yang akan menjadi dinding pengganjal dalam pandangannya. Mungkin faktor Luna adalah orang baru baginya, dan Elina adalah orang teristimewa sepanjang hidupnya.

"I owe you, Dawn."

Helios menatap Luna.

"Kau menyelamatkanku dari ledakan itu."

"Bukan apa-apa."

"Aku harap orang itu akan selalu menyayangimu."

Hazel milik Luna memberi impresi kedamaian bagi Helios, terlalu sama dengan manusia yang ia miliki di masa lalu. Sometimes I look in her eyes, and that's where I find a glimpse of us.

"Dia kekasihku," imbuh Helios dengan tanggap.

Luna dibuat terkejut.

"Dia kekasihku yang meninggal saat gerhana tahun 2018. Dia sangat berarti bagiku."

Sempat Helios dan Luna tenggelam dalam enggannya mengobrol, menjadi sibuk dengan pemikiran masing-masing. Pudarnya pembahasan antar sesama rekan membuat Luna sedikit gelisah, tak ingin canggung karena ruangan hanya terisi oleh mereka berdua.

"Lios."

Ia mendongak.

"I hope you heal from the things you don't talk about."

Tentu saja Helios tak memiliki keyakinan untuk memberi tahu semua kenangannya pada orang baru seperti Luna. Bahkan ketika Luna seolah mengerti perasaannya, Helios tetap teguh memberi batasan antara dirinya dan Luna.

Pintu mendadak terbuka, menghadirkan Shon yang datang bersama orang lain. Luna dibuat terkejut, menemukan kehadiran Noah Braga yang datang ke Budapest. Noah tersenyum, menghampirinya dengan mata yang nyaris terpejam.

"Senyuman matamu mulai berkurang."

Noah merengkuh Luna erat, "untung aku bisa datang hari ini. Rekanmu bilang kau terluka."

"Aku tidak selemah itu."

Noah melepas rengkuhannya, menatap Luna cukup sendu. "Kau tidak sakit setelah pengeboman?"

"Tidak, apa-apaan ini? Kau tidak mengabarkan apapun padaku tentang kedatanganmu."

"Kau hanya akan melarangku, Sinclair."

"Jangan seperti ini!"

Noah kembali merengkuh Luna tanpa seizin pemilik tubuh itu sendiri. "Aku merindukanmu."

"So am I."

Helios menatap kedekatan Luna dan Noah, menjadi pernyataan bahwa Noah memang jujur akan perkataannya di Jogjakarta waktu itu. Baru kali ini Helios dapat mengakui bahwa ia iri pada Noah yang masih memiliki kesempatan bertemu dengan tambatan hatinya. Helios dapat menemukan sisi yang saling melengkapi di antara keduanya, sama seperti dirinya dan Elina di masa lalu.

Memang cinta hanya sekadar kata, namun ia bisa saja membutakan hidup seseorang sepanjang masa.

Perlahan Helios beranjak meninggalkan Luna dan Noah, membawa jiwanya yang menjadi kelabu pasca kembali teringat akan masa lalunya. Langkah demi langkah ia lakukan, Helios melewati sebuah ruang arsip dan secara tak sengaja menemukan kehadiran Hwang melalui celah pintu yang terbuka.

Manik mata Helios memincing, menemukan lelaki itu tengah membuka sebuah data diri yang Helios tak tahu siapa empunya. Helios berusaha lebih teliti lagi, semakin menyipitkan matanya dan menemukan kata terpotong dengan suku kata belakang na pada nama pemilik sampul arsip tersebut.

Siapa yang sebenarnya Hwang sedang pantau? Apa tujuannya melihat data diri itu?

Hwang seringkali menjadi lelaki yang biasa saja sejak Helios diminta menjadi teman rekannya dalam menjadi agen. Namun untuk hari ini, Hwang bahkan memasuki ruang arsip yang dimana tak semua agen dapat melakukannya dengan mudah. Memberi Helios rasa curiga terhadap hal yang dilakukannya seorang diri.

Saat menoleh, Hwang tak sengaja menemukan siluet Helios di antara celah pintu. Ia menyipitkan mata tajam itu, membuatnya menyimpan arsip tadi lalu berjalan keluar. Helios sadar, Helios segera berjalan menjauhi ruang arsip dengan kaki jenjangnya.

Langkah demi langkahnya menelusuri koridor gedung, menghindari Hwang agar hanya dirinya yang menaruh curiga. Saat dirinya berada di depan lift, tangannya terulur namun seseorang lebih dulu menyentuhnya.

"Aku menang." Kata Kathrine.

Helios berdecak, sejujurnya dia selalu merasa tak cocok dengan gadis ini.

"Darimana?"

"Menemani Luna." Singkat Helios.

"Kekasihnya tampan, bukan?"

"Ya."

Kathrine seperti was-was meski mulutnya yang selalu lancar mengucapkan kalimat itu juga sedang mengunyah segumpal permen karet. Saat pintu lift terbuka, Helios dan Kathrine masuk ke dalam sana.

Pintu tertutup, Kathrine mengundang percakapan antaranya dan rekannya.

"Lios."

"Ya."

"Elina dan Luna."

Helios menoreh, memandangi Kathrine cukup serius.

"Kau pikir aku bodoh, huh? Aku menyadarinya dan aku yakin aku merasakan kebingunganmu."

"Keluarkan semua ucapanmu selagi lift ini sampai ke basement."

"Pertama kali Luna datang ke tempat ini, aku sangat mengenali wajahnya, Lios. Bahkan aku menangis melihatnya pada diri orang lain. Tapi apa? Teman-teman seolah tak menyadari hal itu."

"Atau mereka tidak peduli."

Kathrine menjadi semakin risau. Meski kegundahannya dapat tersalur, namun semuanya masih terasa seperti misteri.

"Tidak mungkin sesuatu tidak terjadi." Sambung Helios, "aku yakin ada yang telah terjadi dalam kantor ini atas kematian Elina dan kedatangan Luna."

"Jadi kau akan melakukan apa?"

Helios mendongak, menemukan keterangan lantai yang telah menyentuh angka 2. Sebentar lagi basement akan muncul di hadapan mereka.

"Kau akan menyelidikinya?"

"Tujuan utamaku kembali ke sini adalah itu, Kath. Elina dan aku pantas menemukan keadilan."

To be continue.

The Black SunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang