.
.
."Apapun akan aku lakukan agar bisa menggapai mu. Meskipun selalu jatuh berkali-kali."
-Alatera Andhira-
....
Tera melangkahkan kakinya dengan perlahan menghampiri Alfa yang tertidur begitu pulas di kursinya. Ia mendudukkan dirinya di samping Alfa. Saat ini istirahat kedua, itu sebabnya Tera ke kelas Alfa karena saat istirahat pertama ia sudah ke kantin bersama Lea, Nana dan Ratu. Jadi istirahat kedua ia ingin habiskan untuk menatap Alfa yang memang pada dasarnya tak akan keluar kelas jika istirahat kedua.
Kedua ujung bibir Tera terangkat ke atas membentuk senyuman manis. "Lo berkali lipat lebih ganteng saat tidur Alf, dan gue kembali jatuh sama lo! "
Tera menjatuhkan kepalanya ke meja seraya menghadap Alfa. Matanya menyusuri tiap inci wajah cowok dihadapannya itu dengan tatapan kagum. Rambut legam hita yang lembut, bulu mata yang lentik, hidung mancung, rahang tegas sangat cocok di wajah Alfa. Semuanya terlihat sempurna dimata Tera.
"Alfa, lo mau gak jadi pijakan gue? " tawar Tera dengan suara pelan.
Tera terkekeh miris. Matanya menatap sendu pada Alfa. "Kenapa sih gue harus jatuh cinta ama lo? Padahal kan, lo selalu ngomong kasar ke gue. Tapi kenapa coba? Seharusnya kan gue harus berhenti cinta ama lo," tutur Tera.
Tangan Tera terangkat memperbaiki rambut Alfa yang sedikit menghalanginya menatap wajah cowok itu dengan pelan agar tidak mengganggu tidur cowok itu. Ia tak ingin cowok itu tiba-tiba terbangun dari tidur pulasnya.
"Ternyata gue bego banget, Alf! " Tera tersenyum pahit. "Alf, gimana caranya supaya gak jatuh cinta ama lo? Kalo bisa, gue lebih mending jatuh cinta ke orang yang cinta ama gue aja dari pada perjuangin lo Alf. Tapi kembali lagi, hati gue tetep milih lo. "
Tera menegakkan tubuhnya. Ia lalu menopang dagunya dengan tangan kirinya. Tatapan matanya masih menatap Alfa.
"Alf, gue jujur banget ama lo. Gue bener-bener cinta ama lo tau! Gak peduli siapa lo sebenarnya atau apapun itu. Jadi, tolong pahami hati gue ini ya? Walaupun lo nganggap gue seolah main-main ama lo! "
Tera menghela nafas lelah.
"Alfarel Garendra, bisa gak lo bantu gue?" Tera terdiam sejenak. "Jadi pijakan gue atau buat gue ngelupain lo!?"
Tera mengeluarkan ponselnya. Mencari aplikasi kamera. Setelah menemukannya, ia lalu mengarahkan ponselnya itu menghadap Alfa.
Cekrek!
Foto Alfa yang tertidur berhasil ia dapatkan. Cewek itu kembali meletakkan ponselnya ke sakunya. Ia menikmati wajah tidur Alfa. "Tetep ganteng!"
Ia lalu menyandarkan tubuhnya ke sandaran kursi seraya memejamkan matanya. Tanpa sadar, bahwa sosok yang ia tatap sedari tadi sudah bangun dan mendengar semua perkataannya.
Alfa terdiam menatap Tera dengan tatapan yang sulit diartikan.
***
Suara bell pulang yang baru saja berbunyi membuat Tera dengan cepat-cepat memasukkan peralatan sekolahnya ke dalam tas.
Lea yang melihat sikap Tera mengerutkan alisnya penasaran. "Lo kenapa cepet-cepet banget, Ra?"
Tera menoleh menatap Lea. Ia menghentikan aktivitas memasukkan peralatan sekolahnya ke dalam tasnya. Cewek itu tersenyum ke arah Lea."Gue mau ke kelasnya Alfa, sebelum dia keluar kelas."
"Lo udah mulai beraksi?" Lea bertanya.
Tera menarik pipi Lea dengan gemas. "Iya sayangku, Tera yang cantik dan imut ini mau beraksi mengejar cinta calon pacar."
"Bukannya tadi lo belum siap ya?"
"Itukan tadi, bukan sekarang. Kalo sekarang mah gue udah siap banget." Tera kembali melanjutkan aktivitas memasukkan peralatan sekolahnya ke dalam tas.
Lea hanya terdiam melihat Tera. Tera yang sudah selesai memasukkan semua peralatan sekolahnya menoleh menatap Lea. "Kala gitu gue cabut dulu ya sayangku, dadah Lea cuuu." Tera berjalan sembari memberikan flying kiss ke arah Lea.
Lea yang melihat tingkah Tera terkekeh pelan. "Good luck buat lo naklukin si Alfa."
"Iya sayang, by!" Tera melambaikan tangannya. Dan mulai berbalik keluar kelas.
Tera yang sudah berada di luar kelas langsung berlari ke arah kelas Alfa. Saat ini ia akan benar-benar memulai mengejar cowok itu. Tak peduli lagi dengan penolakan apa yang akan Alfa utarakan nanti ke dirinya.
Mulai hari ini dan seterusnya, Tera akan menunjukkan pada Alfa apa itu cinta. Cinta yang tak diketahui oleh cowok itu. Cinta versi Tera.
Namun saat memasuki ruang kelas Alfa. Cowok itu sudah tidak ada di sana. Hal itu membuat Tera membuang nafas kasar. "Gue telat deh!"
"Kayaknya besok aja deh gue beraksi," gumam Tera.
Tera berbalik pergi dari kelas itu. Namun saat akan melangkah, ia kembali berbalik menatap beberapa siswa yang masih berada di sana. Ia melangkahkan kakinya mendekat ke arah Gavin yang memejamkan mata dengan earphone di telinga cowok itu.
Setelah sampai disamping Gavin. Tera menepuk pundak cowok itu. "Vin!"
Gavin tersentak kaget sembari membuka matanya dengan melotot. Cowok itu mendelik kesal saat melihat wajah Tera. Ia melepaskan earphone-nya. "Lo kenapa sih, hah? Ngagetin gue aja."
Tera nyengir. "Sorry!"
Gavin menghela nafas. "Kenapa?"
"Gue mau minta tolong ama lo," pinta Tera.
"Minta tolong apaan?"
"Bantuin gue buat nunjukin ke Alfa kalo gue bener-bener tulus ke dia. Gue pengen dia tau kalo gue cinta ama dia. Jadi lo bisa bantuin gue kan?"
"Gue belum yakin ama lo," ujar Gavin.
"Gimana lo bisa yakin ama gue, kalo lo aja gak mau bantuin gue."
"Apa yang gue dapet kalo gue bantuin lo?"
Tera menyodorkan tangannya ke hadapan Gavin. "Apapun yang lo mau!"
Gavin terdiam sesaat. Matanya melirik sodoran tangan Tera lalu melirik wajah cewek itu. "Deal!" Ia menjabat tangan Tera seraya tersenyum miring.
------------
KAMU SEDANG MEMBACA
ILY Alfarel [END]
Teen FictionWARNING!! DILARANG PLAGIAT! DAN DIHARAPKAN BAGI PEMBACA UNTUK VOTE DAN KOMEN SEBAGAI TANDA PERNAH SINGGAH!! SAYA SEBAGAI PENULIS SANGAT AMAT BERTERIMA KASIH😘❤️❤️❤️ . . . Bagaimana jadinya jika seseorang yang sudah ditolak masih saja mengejar cinta...