.
.
."Dengan nekat, aku mencintaimu dengan segala konsekuensinya."
-Alatera Andhira-
....
Tera menatap buku catatannya sambil berpikir langkah apa yang harus ia lakukan selanjutnya. Ia tak mungkin hanya mendekati Alfa tanpa rencana yang matang.
"Kayaknya gue butuh strategi baru deh," gumam Tera.
Tera mengetuk-ngetuk meja belajarnya dengan jari-jemarinya yang lentik. Berusaha memikirkan strategi baru untuk mendekati Alfa. "Tapi apa ya?" Tera kembali bergumam.
Tera menopang dagunya dengan kedua tangannya. Kedua matanya ia pejamkan seraya membayangkan ide-ide baru dalam mendekati Alfa. Namun semakin ia berpikir, kepalanya Semakin pening.
Tok!
Tok!
Tok!Suara ketukan pada pintu membuat Tera menoleh ke arah pintu. Senyuman lebar terbit di bibirnya saat melihat bahwa sang ibu yang kini berjalan menghampirinya sedang membawa gelas yang berisikan susu untuknya.
"Kenapa belum tidur?" tanya Amanda sembari memberikan gelas di tangannya ke Tera.
Tera meraih gelas itu dengan senyuman. "Soalnya aku lagi cari strategi baru buat deketin My Crush," ungkap Tera.
"Searching aja, sayang. Buat apa mikir susah-susah kalo ada internet?"
"Oke siap, Bunda!"
"Yaudah Bunda mau ke kamar, ngantuk soalnya. Kamu kalo udah selesai, langsung tidur ya? Jangan begadang, gak baik."
Tera tersenyum manis. "Siap laksanakan ibunda ratu!"
Selepas kepergian Amanda, Tera meraih ponselnya. Ia mulai mengetik beberapa kata untuk membentuk suatu kalimat di pencarian di aplikasi sumber info.
Bagaimana cara meluluhkan cowok dingin dan cuek?
Berbagai website mulai bermunculan. Tera mengerutkan alisnya, menatap serius beberapa poin penting dari setiap website yang ia masuki.
"Cara yang mana ya yang harus gue pake?" gumam Tera.
Ada banyak cara yang terpampang di sana, namun semuanya sangat tidak mencerminkan dirinya. Hal itu semakin membuat Tera merengut kesal. Masa iya, dia harus terlihat cuek juga ke dia? Itu adalah sesuatu yang tak mungkin Tera lakukan. Meskipun itu adalah cara yang belum pernah ia lakukan ke Alfa.
Helaan nafas keluar dari bibir Tera. Ia menyandarkan tubuhnya ke kursi belajarnya. Kepalanya mendongak ke atas dengan mata memejam. Pikirannya terus memikirkan apakah ada cara lain dalam meluluhkan Alfa yamg notabennya cowok yang dingin, cuek, dan juga benci perempuan?! Dan apakah Alfa termasuk orang yang juga menyukai cewek yang bersikap dewasa? Jika itu benar, apakah ia harus menjadi dewasa juga? Tapi bagaimana caranya?
Tera membuka matanya yang terpejam. "Gak ada cara lain, kayaknya gue tetep kayak biasa aja deh."
***
Tera memandangi dirinya di cermin kecil yang berada di tangannya untuk menelisik penampilannya hari ini. Sebagian rambutnya yang saat ini ia kepang kecil dan sengaja ia urai terlihat begitu menarik. Setelah puas menatap dirinya sendiri, Tera kemudian meletakkan cermin kecil itu di dalam tasnya.
Ia melangkahkan kakinya dengan riang mencari Alfa sambil bersenandung. Matanya mengedar ke segala arah mencari sosok Alfa yang mungkin aja berada di sekitar sini. Hingga senyuman lebar terbit dibibir tipisnya saat matanya menemukan cowok itu. Ia berlari kecil menghampiri Alfa.
"Hay calon pacar," sapa Tera dengan senyuman lebarnya.
Alfa melirik sekilas. Ia menghela nafas pelan tapi dan tetap melanjutkan langkahnya.
"Alfa, lo tau gak? Ada kalimat yang gak sengaja gue baca tapi buat gue excited banget, kalimatnya itu gini ..." Tera terdiam sesaat, lalu melanjutkan. "Kimia itu aneh. Hidrogen ketemu oksigen jadinya air, natrium ketemu klorida jadinya garam, dan gue ketemu lo jadinya sayang. " Tera berkata dengan senyuman sambil menatap Alfa yang acuh tak acuh padanya.
Tera cemberut kesal. Ia meraih tangan Alfa gar berhenti. Helaan nafas kembali Alfa keluarkan dari bibirnya. Ia menatap malas ke arah Tera. "Apa lagi?"
Tera menyentuh dadanya sambil meringis dan melenguh sakit.
Alfa yang melihat itu mengerutkan alisnya sedikit khawatir. Ingat, hanya sedikit. Cowok itu menyentuh kedua pundak Tera. "Lo kenapa?"
Bukannya menjawab, Tera malah memberikan finger love ke hadapan Alfa dengan cengiran. "Love you, Alfarel Garendra!"
Alfa menurunkan kedua tangannya yang tadi memegang pundak Tera. Ia menghela nafas kasar melihat kelakuan gila Tera yang kembali datang. Tanpa berucap apapun, ia melewati tubuh Tera meninggalkan cewek gila itu.
"Alfa, tunggu!" Tera berlari kecil mengikuti langkah Alfa.
Alfa menghentikan langkahnya sembari memejamkan matanya sejenak, ia berbalik ke samping tepat di depan Tera sambil menatap tajam cewek itu.
"Berhenti memperjuangkan orang yang gak cinta ama lo dan jangan ngejar cowok dengan mengatasnamakan cinta yang hanya berasal dari satu pihak. Hargai diri lo sendiri dan jangan buat diri lo terluka. Seharusnya yang lo kejar itu, yang bisa buat lo bahagia dan juga cinta ama lo. " Perkataan panjang lebar dari Alfa membuat Tera melongo. Namun detik berikutnya, ia tersenyum sumringah. "Gak masalah kalo gue terluka, karena yang gue kejar saat ini bahagia gue."
"Tapi sayangnya gue kagak cinta ama lo!"
"Gue bisa buat lo cinta!"
"Berapa kali gue bilang, lo kagak bakal bisa!"
"Gue bisa, kalo lo bisa buka hati lo buat gue masuk."
"Dan gue kagak bakal buka hati gue buat siapapun, termasuk lo."
Tera menghela nafas kasar. "Keras kepala banget si jadi orang."
"Makanya berhenti," pungkas Alfa lalu berbalik pergi meninggalkan Tera. Ia sudah tak peduli pada cewek itu. Alfa sudah lelah.
Tera membuang nafas kasar. "Ini cuma masalah waktu Alfarel Garendra, gue pasti bisa buat lo buka hati lo yang keras itu buat gue."
---------
JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
ILY Alfarel [END]
Teen FictionWARNING!! DILARANG PLAGIAT! DAN DIHARAPKAN BAGI PEMBACA UNTUK VOTE DAN KOMEN SEBAGAI TANDA PERNAH SINGGAH!! SAYA SEBAGAI PENULIS SANGAT AMAT BERTERIMA KASIH😘❤️❤️❤️ . . . Bagaimana jadinya jika seseorang yang sudah ditolak masih saja mengejar cinta...