Polos bukan untuk di permainkan, tapi untuk di jaga. Dan jangan pernah meragukan orang yang terlihat polos!!
***
Huyuyyy ketemu lagi dengan saya the zy. kayf halika? pasti baikan? Kok tahu? Kan saya dukun.
Ok tanpa busa" mari kita nyate
•••Happy Reading••
Dua gadis berjalan beriringan di koridor sekolah yang sudah mulai sepi. Keduanya berjalan dengan berbagai perbincangan.
"Adis pulang sama siapa?" Tanya gadis cantik, yang sejak tadi tak berhenti mengoceh membuat gadis yang di panggil dengan sebutan Adis itu jengah.
Adis mengelah nafas, "Kan tadi udah gue bilang, gue pulang di jemput. Aina." Jawab Adis dengan gemas menonyor kepala sahabatnya.
Aina melotot tak terima. Dia membenarkan hijabnya yang miring karena ulah temannya itu. "Adis, ih. Kan jadi rusak jilbab nya Aina. Nanti cantiknya Aina ilang." Jawab Aina dengan begitu PD.
"Lo bawa mobil, Ai?" Tanya Adis yang di balas anggukkan kepala dari Aina.
"Tumben di bolehin? Kan biasanya gak di bolehin." Katanya lagi.
Aina tersenyum dan merangkul bahu Adis. "Itu mobil om Adam. Kamu tau om Adam?" Tanya Aina, dan Adis menggeleng. "Om Adam itu kakaknya bunda," jawab Aina.
Adis mengangguk mengerti, "Terus kenapa lo yang bawa?"
"Adis kok banyak tanya banget?"
"Apa salahnya kalau gue nanya?"
"Yahh gak salah, tapi kamu tuh berisik."
"Gue berisik?"
"Iya."
"Lo itu yang berisik. Udalah males gue ama lo, Ai." Adis mengalah demi kebaikan kadar darahnya.
"Yaudah kalau gitu gue balik dulu. Assalamualaikum." Pamit Adis.
"Wa'alaikumsallam." Jawab Aina.
•••
Aina mengendarai mobilnya dengan begitu tenang. Dia cukup mahir dalam mengemudikan mobil, sejak satu tahun yang lalu ia belajar dan akhirnya bisa mengemudikan mobil.
Aina menikmati suasana soreh yang begitu sejuk. Apalagi saat melewati jalanan yang sepi dan begitu dingin. Tapi ketenangan Aina terganggu karena tiba-tiba seorang lelaki menghadangnya.
"BERHENTI!!" Teriak lelaki tersebut
Aina menghentikan laju mobilnya, dan membuka kaca mobilnya untuk melihat siapa yang sedang menghalangi jalannya.
"Ada apa om? Mau minta sumbangan? Tapi kok omnya kaya pereman gitu?" Tanya Aina beruntun.
"Gue begal bukan tukang minta sumbangan." Jawab begal itu dengan garang.
Bukan takut Aina malah keluar dari mobilnya. Menatap sang begal dari bawah sampai atas, "Gak cocok jadi begal om. Gak ada serem-seremnya, malah kaya badut om." Kata Aina
"Gimana kalau om jadi pemulung aja om?" Tawar Aina. Aina fikir dia sedang berbicara dengan siapa dengan santainya dia mengatakan hal tersebut.
"Serahin mobil lo, atau Lo mati!!" Kata begal tuh dengan geram. Kenal mental mungkin.
"Wahh, om mau mobil Aina?" Tanya Aina begitu santai
"Iya, cepetan!" Kata begal tersebut.
"Mobil Aina belum lunas om." Jawab Aina.
"Apa urusannya sama gue, bocah!" Bentak tukang begal tersebut.
Aina mengelus dadanya sambil mengucapkan astaghfirullah. "Om kan begal," ucap Aina
"Nape?!" Tanya begal lagi. Rasanya geram menghadapi mangsanya satu ini.
"Berati banyak uang dong." Aina berkata dengan kegirangan.
"Kalau om mau mobilnya Aina, om lunasi dulu. Nanti kalau udah lunas, ambil aja." Kata Aina membuat begal itu heran.
"Yaudah mana rekening lo, gue transfer sekarang." Kata begal tersebut.
"Nah, masalahnya di situ om." Kata Aina membuat begal itu menyengit.
Aina berputar dan menatap sang begal. "Gimana kalau kita bareng-bareng ke tempat pembayaran mobil ini. Nah nanti di sana om lunasi. Abis itu baru dehh boleh ambil mobil ini. Sekalian ambil STNK nya om." Kata Aina dengan panjang lebar.
"Ya udah ayok." Kata begal itu dengan sangat jengkel.
"Tapi harus uang chase yah." Kata Aina.
"Bacot lo."
Akhirnya Aina dan begal itu memasuki mobil Aina. Tanpa rasa takut atau apapun Aina dengan tenang menyetir mobilnya tersebut.
Aina sempat mengantarkan begal tersebut mengambil uang di ATM, dan setelah itu Aina pergi menuju di mana dia ingin melunasi mobil tersebut.
Aina membelokkan mobilnya ketika memasuki area tempat tersebut. Dia memarkir'kan mobilnya di area parkir mobil khusus.
"Kantor polisi Jakarta Selatan." Begal tersebut membaca plang besar di depan gedung tersebut.
"Iya, om. Yang punya ini adalah KOMJEN di sini om. Namanya KP Adam. tau gak?" Tanya Aina.
Begal tersebut ketar ketir di buat oleh Aina. Bisa bisanya dia di tipu bocah polos seperti Aina ini. Begal tersebut lari meninggalkan Aina sendirian. Aina yang bingung kenapa begal tersebut lari ingin mengejar nya tapi tertahan, kerena suara memanggil namanya.
Lelaki dengan gagah menggunakan seragam polisi dengan berbagai lambang di dada kirinya.
"Kamu ngapain sampai kesini, Aina?" Tanya polisi tersebut.
"Maaf kamu siapa yah?" Tanya Aina pura pura tak tahu. "Itu juga kenapa banyak mas, mas gitu? Mau pamer? Aina gak pengen." Jawabnya.
"Ayok masuk, nak. Om mau ngomong sama kamu." Katanya.
"Aina mau minjem mobil itu." Tunjuk Aina. Aina menunjuk mobil patroli polisi tersebut.
Polisi tersebut mengelah nafas berat. Aina ini definisi bocah polos, tapi bikin emosi.
Bersambung....
Makin gak nyambung yahh? Iya kaya hubungan kamu sama dia gak nyambung tapi tetep di terusin. Namanya juga mempertahankan tak semudah merebut. Asekkk.
Tandai keselahan. Tapi jangan kesalahan mantan kamu. Nanti malah gamon
Bye.... Bye ..
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙰𝙽𝚃𝙰𝚁𝙰 || 𝙰𝙸𝙽𝙰 & 𝚃𝙰𝙼𝙰𝚁𝙰
General Fiction"Gak usah sombong, hidup gak ada yang tahu."--- Aina Cantika Saraswati "Hidup dan mati. Berada diantara kehidupan." Tamara Ledika Khalid ⚠️ Warning bijak dalam membaca!!⚠️ ⚠️Ceritanya gak jelas!!⚠️