[11] Pacar Inara

627 57 3
                                    

Gabriel tampak serius melihat layar handphone miliknya, sesekali lelaki itu akan berdecak kagum dengan  kedua mata penuh binar. Kelakuan Gabriel sekarang membuat Lea yang baru saja mengambil camilan dari dapur menjadi keheranan.

Sejak satu jam lalu, Gabriel memang tengah menghabiskan waktu dengan kedua sahabatnya—Lea dan Rashi. Menikmati waktu bersama dengan menonton drama, yang sebenarnya hanya kedua sahabatnya saja yang menonton. Karena Gabriel lebih menikmati kue buatan Tante Yara sembari memulai misinya—menjadi stalker.

“Ngapain sih?” Lea sudah duduk di samping Gabriel, penasaran dengan apa yang lelaki itu lihat. Tetapi, Gabriel sok misterius sekali langsung menggeserkan tubuhnya seraya menutupi layar handphone.

“Rahasia,” katanya. Lea jangan sampai tahu, sebab ia ingin misi mendekati Inara hanya dia dan Tuhan yang tahu, tambahan lagi mungkin Sean. Setelah misi ini berjalan lancar, baru ia akan mengumumkan dengan senang hati pada kedua sahabatnya.

“Dih! Sok rahasia banget, paling lo lihat video plus-plus,” tuduh Lea yang membuat Rashi tertawa renyah. Memang kalau sudah melakukan pembullyan kepada Gabriel, mereka selalu merasa senang. 

“Mana ada! Gue cowok baik-baik begini, nggak suka lihat kayak gitu.” Gabriel melakukan pembelaan. Sejak tadi, ia hanya sedang mencari akun media sosial milik Inara dan setelah menemukannya, Gabriel keasyikan menjadi seorang stalker. Beruntungnya Gabriel karena akun media sosial Inara mode publik, ia bisa dengan puas melihat postingan wajah cantik perempuan itu.

“Dari tadi sibuk banget sama layar handphone, curiga banget lo memang lagi lihat video plus-plus tapi lo silent,” timpal Rashi yang tampak nyaman merebahkan tubuhnya di atas karpet berbulu.

“Lo berdua memang paling kompak kalau udah menistakan gue. Memang kalian tega.” Gabriel pura-pura merajuk. Raja drama! Lea dan Rashi malah kompak menunjukkan ekspresi ingin muntah.

“Eh, jam berapa sekarang? Gue cabut dulu, deh!” ucapnya kembali. Gabriel teringat akan misinya, lelaki itu melihat jam di handphone seraya beranjak dari posisinya.

Pukul tiga nanti Inara akan ada pemotretan di salah satu butik yang tidak jauh dari rumahnya. Tentu saja, Gabriel tidak akan menyia-nyiakan kesempatan untuk bisa kembali bertemu dengan Mbak Janda nan menggoda itu.

“Mau ke mana?” tanya Rashi penasaran.

“Biasa urusan cowok.” Gabriel menyambar kunci yang tergeletak di atas meja. Lalu segera meninggalkan rumah Lea, menyisakan kedua sahabatnya yang saling berpandangan penuh tanya.

Berada di perjalanan menuju lokasi misi pertamanya, Gabriel memilih untuk mampir ke salah satu mini market untuk membeli camilan dan minuman kaleng. Inara akan kelaparan karena bekerja keras untuk pemotretan, kan? Dan dia ingin menjadi lelaki si paling siaga sekaligus pendekatan dengan perempuan tersebut.

“Segini cukup kali.” Gabriel berada di depan kasir, membayar belanjaannya yang cukup banyak. Tidak masalah, Gabriel juga membawa mobilnya, bukan sepeda motor seperti biasa.

Selesai membayar, Gabriel segera tancap gas menuju tempat Inara berada. Jangan sampai misi pertamanya gagal, apalagi Sean sudah memberikan bantuan yang pastinya tidak mudah sebab menyangkut urusan pribadi. Bagaimana tidak, Sean berhasil memberikan jadwal pekerjaan Inara kepada Gabriel, yang tentu saja membuat lelaki itu kegirangan.

Sesampainya di butik, tempat tujuan Gabriel yang di mana Inara tengah melakukan pemotretan, sudah banyak orang yang tengah sibuk menurunkan barang-barang dari dalam mobil. Gabriel pikir mereka adalah para kru yang hari ini akan melakukan pemotretan dengan modelnya adalah Inara. Tetapi, Gabriel belum melihat keberadaan perempuan itu, apa mungkin Inara masih dalam perjalanan menuju ke sini?

Nikah Yuk, Mbak! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang