Muharam

11 0 0
                                    

Di sebuah baranda rumah
Terbuka kecil jendela pada pojok sebelah
Persis terhubung mamandang pulau seberang
Tubuh dan pucatnya wajah memberi tanda warna yang mulai kering

Baranda itu membuka cerita
Tiap katanya ialah kemalangan serta
Hari-hari tanpa pengunjung satu pun
Memenuhi halaman

Beragam flora hanya tumbuh biasa
Tak pada siapa, memberi kepada
Nyawa yang bersanding punya tuhan
Agar tak mengira hanyalah satu sanggahan

Walau kepergian menambah waktu
Beban cinta tak pula pergi
di kremasi warna dan pelangi
Bunga cinta dapat tumbuh menjadi satu

Dan karena baranda itu tak lagi ramai
Setiap penghuninya kembali
Mereka pikir akan ada muadzin
Yang nantinya mengumandangkan kemenangan untuk pertama kalinya
Tetapi,

Lagi-lagi mimpi mereka di pecundangi
Bukannya kokoh, mereka malah mangkir
Jatuh ke dalam semak yang belukar
Tanpa meninggalkan sekali pun jejak tangkai

Baranda itu kembali menangis
Dulu ia di bentuk cinta tangan-tangan pengembara di tempat batas
Kini setiap tiangnya hampir melapuk
Dalam dingin tak lagi di peluk

Jika ada umur tak di kandung
Lepaslah busur bersarang senandung
Jika ada kumuh menempel di badan
Pasralah aku di kandung badan

Baranda itu kian tenggelam
Dalam lautan pilu ia bersemayam
Setiap cinta perlahan lepas
Tapi tak jua di beri emas.

-donalie







Cinta & NarasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang