Lelah menunggu

3 0 0
                                    

POV : Icha
(2004)

Di usiaku yang menginjak 19 tahun aku mulai sering kumpul dengan para sepupu sepupu karena umur kami yang tidak jauh berbeda. Ada kakak sepupuku yang bernama Intan dia sering mengajak kami adik adiknya jalan biarpun hanya sekedar jalan ke Mall ataupun nongkrong di cafe, senang sekali ngobrol dengan dia karena tau tentang pergaulan di dunia luar sana, berhubung aku anak terakhir dan anak perempuan satu satunya di keluarga maka orangtuaku sangat protektif mana ada di umurku yang 19 tahun itu aku mengenal dunia malam.

Aku hanya boleh keluar malam kalau ada saudara saudara dengan pengawasan dari kak Intan, belajar merokok atau minum alkohol tentu dengan pengawasan kak Intan, dia bilang lebih baik tau rasanya sekarang daripada kami mencobanya tanpa pengawasan. Kalau kata omku Intan adalah Kepala Genk Sirkus hahahaha...

Waktu itu kami sering menginap saat weekend di hotel, nah saat itu pula kak Intan berusaha menjodoh jodohkan para sepupu dengan gank pacarnya yaitu kak Keita kebetulan saat itu posisi kami adalah jomblo.

Nah kebetulan aku kebagian dikenalin dengan kak Mikjon, kalau kata kak Intan Mikjon single berkualitas karena di usianya yang sudah 29 tahun belum pernah sama sekali pacaran, padahal dia udah mapan dan ganteng pula..Perempuan pun berebutan pengen banget kenalan sama dia, cuma memang orangnya agak kaku kalau kata kak Intan ya.

Saat itu kak Intan memberikan nomer hp kak mikjon supaya aku bisa smsan (belum ada wa saat itu..). Aku ragu ragu untuk memulai duluan tapi kak Intan gapapa karena dia udah bilang kak mikjon kalau ada adiknya yang mau sms kenalan. Kak Keita pun hanya ketawa tawa karena dia sahabat terdekat kak Mikjon yang tau banget sikap dingin dan kakunya.

Waktu berlalu pun aku mulai sering sms kak Mikjon sekedar say hi dan menanyakan kabarnya. Suatu ketika aku pengen banget pergi sama kak Mikjon, kebetulan saat itu aku dan kak Intan sedang berkumpul di sebuah hotel untuk mengisi weekend, disitu aku bilang kak aku pengen ngajak si Mikjon pergi nih tapi takut gak enak, kak Intan bilang gapapa ajak aja kak Mikjon pasti mau kok kalau sama Icha.

Beberapa hari kemudian aku coba sms dan mengajak untuk ketemuan dikampus dengan alibi karena mau beli kado ulang tahun keponakan, gak disangka ternyata dia setuju dan aku pun langsung loncat kegirangan saking senangnya. Keesokan harinya kami pun bertemu di kampus dan pergi kedaerah kebayoran karena disana ada factory outlet yang menjual baju baju anak dengan kualitas bagus, setelah puas membeli baju untuk kado, kak Mikjon mengajak aku untuk makan siang di sebuah resto tidak jauh dari FO. Disana kami makan sambil mengobrol tentang dia yang lagi banyak pantangan karena sedang berobat ke dokter kulit dan banyak hal lagi. Aku pun puas banget memandang mukanya yang sok malu malu, cuek.

Setelah pertemuan itu kami tidak pernah ketemu lagi karena kesibukan masing masing namun aku masih sempatkan untuk sesekali sms kak Mikjon namun memang tidak sesering dulu karena aku takut dia akan bosan karena sms yang itu itu aja. Sebenarnya jujur dalam hati aku masih pengen ketemu lagi tapi kan ga mungkin kalau aku sebagai perempuan yang maju mulu. Saat itu aku udah mulai bilang sama diri sendiri kalau emang dia ada rasa nanti akan ada jalannya kok, jadi aku berusaha menata hati dan melanjutkan hari.

Tak disangka malah aku beberapa kali ketemu kak Mikjon di MTA mall dekat kampusku, aku sedang berjalan jalan bersama teman teman kuliah dan dia berjalan sendirian, jujur aku senang banget melihat senyumnya setelah udah lama gak ketemu. Malah aku sering berdoa untuk dia tanpa sengaja.

Waktu pun berlalu aku mulai lelah menunggu tak mungkin aku yang notabene seorang wanita harus aktif bergerak, aku pun mulai berpikir kalau dia sudah ketemu wanita lain yang jauh lebih baik dari aku mungkin lebih cantik, pintar dan kaya.

Setelah lulus kuliah aku mulai perlahan melupakannya karena seiring waktu ada pria yang berani untuk mengisi hatiku..aku benar benar lupa dengan keberadaan kak Mikjon, tak pernah lagi sms dan menghapus nomernya dari hpku karena aku merasa tidak ada gunanya juga menyimpan toh dia tidak akan menghubungiku.

Hanya sesekali kalau ketemu kak Intan dan kak Keita, mereka memberikan kabar kalau kak Mikjon sama sekali belom mempunyai pacar malah katanya baru sama aku doang dia mau ketemuan. Kak Intan masih sibuk menjodohkan aku tapi aku bilang gak mungkinlah seorang anak mantan pejabat yang ganteng tinggal dikawasan elite jakarta mau dengan aku yang biasa biasa aja, tapi kak Intan bilang kalau kak Mikjon masih menunggu aku.

Maaf kak aku mulai lelah menunggu tanpa tau rasa yang pasti dari seorang Mikjon...

Lanjut ke tahun 2010
POV Mikjon

Cinta yang tak mudah..Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang