"Hazel?" Hazel memandang tunangan nya sinis. Ia membuang permen karet yang sudah tidak ada rasanya dari mulutnya.
Ia melirik jam di pergelangan tangan nya. "11 menit 47 detik." Ucap nya. "Lo telat selama 11 menit 47 detik. Jadi apa yang tuan Ditama lakukan disini huh?"
Gavin menelan ludah nya kasar. Gavin memang terkenal kejam, Ia berandalan yang suka sekali tawuran, semua orang juga tau jika dia cukup hebat dalam bertarung dan dia juga tak takut dengan siapapun. Tapi percayalah, sekuat apapun kalian, sebesar apapun nyali kalian, jika kalian sudah berhadapan dengan Hazel yang memakai almamater OSIS, mengunyah permen karet dan membawa tongkat baseball nya, Gavin yakin saat itu juga nyali kalian pasti akan lenyap.
Hazel dengan almamater OSIS nya, permen karet Strawberry kesukaan nya dan tongkat baseball andalannya adalah makhluk paling menakutkan yang pernah Gavin kenal.
Sungguh. Ketika Hazel sudah masuk mode tiga hal itu ia akan jadi macan betina yang sama sekali tidak boleh di usik. Jika kalian berani mengganggu Hazel dalam mode macan betina nya Hazel tidak segan segan memukul kalian dengan tongkat baseball andalannya yang ia gunakan untuk menertibkan murid murid berandalan SMA Kalyston.
"Anu-gue lagi itu-" Belum selesai Gavin berucap Hazel sudah melempar tongkat baseball miliknya ke arah Gavin.
"ASTAGHFIRULLAH!" Gavin merunduk ketika tongkat baseball itu hampir mengenai kepalanya, nyaris saja wajah tampan nya terkena tongkat baseball milik Hazel.
"ZEL! LO GILA YA?!" Gavin duduk seraya memeluk kedua kaki nya. Ia seperti anak kecil yang ketakutan akan di culik om om sekarang.
"Baru tau lo kalo gue gila? Masih mau ngebolos lo hah?!" Hazel berteriak. Gavin menatap Emak berharap Emak akan melindungi Gavin dari macan betina di depannya sekarang. Bukannya membantu Emak pun enggan melirik Gavin, Emak saja takut melihat tatapan tajam Hazel.
"Zel plis jangan pukul gue pake tongkat baseball lo." Ujar Gavin ketika melihat Hazel mendekat dan mengambil tongkat baseball yang ia lempar tadi.
"Kalo lo nurut gak bakal gue pukul kok." Ucap Hazel seraya tersenyum manis, bagi Gavin itu bukanlah senyuman manis, melainkan senyuman iblis.
Hazel melirik meja yang tersedia di warung Emak lalu melirik sebungkus rokok lengkap dengan pematik nya disana.
"Udah ngerokok berapa batang lo?" Tanya Hazel. Gavin mencoba mengingatnya dengan menghitung nya dengan jari tangannya.
BRAK!
"Buruan jawab!" Hazel memukul kursi di samping Gavin dengan tongkat baseball nya, membuat Gavin terkejut bukan main.
"4 Zel 4." Jawab Gavin dengan mengangkat empat jarinya. Hazel manggut-manggut, ia pun mengambil rokok tersebut dan menyembunyikan di kantung almamater nya.
Gavin menatap rokoknya prihatin. "Zel jangan disita Zel plisss." Gavin memohon dengan menyatukan kedua telapak tangannya.
"Siapa lo ngatur ngatur gue?"
"Zel plis. Gue lagi miskin banget sekarang, ATM gue disita papa gara gara ketauan tawuran Zel. Gue gak ada duit lagi buat beli rokok plisss. Rokok gue mahal Zel."
Hazel mendelik tak suka. "Bodoamat mau lo miskin kek atau apa kek, ini rokok tetep bakal gue sita. Sekarang ikut gue buat jalanin hukuman lo." Gavin menggeleng, wajahnya cemberut.
"Gak usah sok imut lo! Gak mempan buat gue! Sekarang ikut gue atau lo gue laporin ke kepala sekolah!"
Gavin berdiri dan menepuk nepuk celana nya, ia menatap Hazel dan tersenyum sinis. "Lo lupa kalo gue ini anak pemilik sekolah hah? Gue bisa bebas dari hukuman asal lo tau."
Hazel tersenyum, Hazel akui Gavin memang akan mudah lepas dari hukuman kepala sekolah karna ia adalah anak pemilik sekolah. Tapi apa dia seyakin itu huh?
"Yakin? Gampang sih. Kalo gak gue laporin ke kepala sekolah tinggal gue laporin ke papa William kalo lo masih suka ngerokok dan ngebolos, pasti fasilitas lo semua bakal disita sih. Secara kan gue adalah calon mantu kesayangan mama dan papa lo!" Sialan! Hazel tau sekali kelemahan Gavin ada di kedua orang tua nya.
Gavin kembali berlutut dan memohon. "Zel rambut gue kena razia nanti Zel, jangan kesekolah dulu Zel."
"Gak ada razia rambut hari ini, buruan ikut gue kalo lo gak mau tongkat baseball gue melayang ke muka lo!" Hazel berlalu meninggalkan Gavin. Sialan! Gavin tak habis fikir dengan Hazel. Ia ini calon suaminya loh, gak ada lembut lembut nya heran.
🍫🍫🍫
Hazel memandang calon suaminya yang tengah berlari keliling lapangan. Calon suami ya? Membayangkan nya saja membuat Hazel ingin muntah. Jika bukan karna permintaan Oma nya, Hazel tidak akan mau bertunangan dan menikah dengan berandalan yang tidak pernah absen dari ruang BK itu.Cih. Hazel berdecih ketika melihat 7 gadis sibuk berjejer dengan memegang botol minuman di masing masing tangan mereka. Seperti biasa, ketampanan milik Gavin selalu berhasil mencuri hati tiap gadis di SMA Kalyston terkecuali Hazel.
Hazel akui Gavin tampan. Tapi aneh nya Gavin tidak pernah memanfaatkan ketampanan nya untuk mendapatkan banyak gadis, ia justru cenderung cuek dan dingin, ia juga irit bicara pada gadis manapun kecuali Hazel tentunya. Gavin akan jadi cerewet jika sedang bersama Hazel
Hazel memandang jengkel ke 7 gadis yang berbinar melihat Gavin.
Dasar cewek cewek ganjen! Batin Hazel.
"HEH!" Hazel berteriak membuat ke 7 gadis itu tersentak kaget. "NGAPAIN KALIAN HAH? JAM BERAPA INI? MASUK KE KELAS BURUAN!" Ke 7 gadis tersebut menatap Hazel takut.
"Ta-tapi kak, kelas aku lagi jam kosong, kasian juga kak Gavin keringetan begitu. Pasti dia haus." Ucap salah satu dari mereka. Ia bersusah-payah memberanikan diri menyahuti ucapan Hazel.
Hazel mendekat dan menatap tajam mereka semua membuat ke 7 gadis itu bergidik ngeri. "Masuk ke kelas sekarang ya sayang. Minuman nya taruh di kursi itu aja, jangan sampe tongkat kakak melayang ya." Ucap Hazel tersenyum manis, serempak ke 7 gadis itu pun mengangguk dan menaruh botol minum mereka masing masing. Mereka pun bergegas pergi dari sana sebelum macan betina di depan mereka benar-benar mengamuk.
Gavin sedari tadi berlari seraya menatap Hazel yang sibuk memarahi ke 7 gadis tadi. Gavin terkekeh, tunangan nya itu ternyata mengerikan juga ya.
___
___________________________________________
KAMU SEDANG MEMBACA
GAVINO
Teen FictionGavino, brandalan tampan milik SMA Kalyston yang di gilai banyak gadis. Gavin nakal, suka tawuran, suka mabuk mabukan dan sifat nya sangat lah dingin. Tapi aneh nya gadis gadis di luar sana justru semakin suka dengan Gavin. Hari hari Gavin yang tena...