Sudah terhitung 3 hari semenjak kejadian aneh yang Nabila alami dirumahnya. Tidak ada hal aneh yang terjadi lagi, ia bisa bernafas lega.
"Eh, bil! Lo abis ini mau kemana buat nunggu kelasnya si bu Erika??" Tanya Selena
Sekarang ini Nabila sedang berada di kantin dengan para sahabatnya yang tiap waktu sibuk itu. Nabila diam memikirkan dia akan menunggu dimana untuk matkul selanjutnya yang akan berlanjut jam 4 sore, sedangkan saat ini waktu masih menunjukkan pukul 1 siang.
"Emm...ke perpus fakultas kali?? Gw ga tau mau kemana dan gw mager kalo harus keluar dari gedung fakultas" jawab Nabila sambil mengaduk² minuman yang telah habis tersisa es batu yang sudah mulai mencair.
"Busettt ngapain lo kesana?? Itu perpus sepi bego, mending lo ke perpus fakultas hukum deh disana lumayan rame dari pada lo di perpus FE! Gue anterin deh!" Tolak Alvin, selena yang berada di sebelah alvin terkejut dengan penolakan yang alvin berikan untuk Nabila.
"Widihh, sabar pak seloww aje" balas Selena dengan gelak tawa yang tak bisa di tahan "eh iya, lagian lo ngapain ke perpus FE? Lo kan ga doyan buku. Ntar kalo lo ketemu saiton gimana di sono??" Lanjut Selena dia menatap heran dan sedikit khawatir(?)
"Apa sih kalian ini" Nabila memijat pangkal hidung nya " gue ga akan kenapa-kenapa tenang ajaa, santuyyy bestie! Lagian kenapa juga gue takut ketemu saiton sedangkan kalian ini iblis yang sering ngintilin gue" jawab Nabila dengan ekspresi menyebalkan yang membuat Selena mengusap wajah Nabila kasar.
"Nih anak ga tau diri ye!" Serapah selena, Alvin hanya bisa menghela nafas. Ia lelah dengan mereka berdua.
"Ke perpus FH aja dah ntar gue antar jemput!" Tawar Alvin sedikit memaksa Nabila. Nabila menggeleng pelan lalu membereskan barang-barangnya.
"Ga, Pin. Gue ke perpus FE aja kasihan lo kalo bolak-balik buat nganterin gue. Lagian lo sama Selena kan ada urusan, ini udah hampir jam set 2 mending kalian pergi deh ntar telat loh" Nabila berdiri sambil membawa tas tote bag nya yang tersampir di pundaknya. "Dah ya gue duluan, babay babu!!" Pamit nya sambil melangkah keluar dari kantin FE. Selena dan Alvin hanya pasrah dengan keputusan sahabatnya itu.
"Gue tau lo takut kan kalo Nabila kenapa-kenapa?" Tanya Selena kepada Alvin, Alvin menghela nafas berat. Kejadian 1 tahun lalu masih terlintas di otaknya yang membuat dia menolak Selena dan Nabila pergi kesana sendirian tanpa dirinya.
"Lo tau sendiri apa yang gue liat waktu itu, Sel"
"Gue tau dan bahkan gue masih inget se emosi apa lo waktu itu"
Alvin menghela nafas lagi, Selena yang ada disebelahnya langsung menepuk pundaknya.
"Lo harus percaya kalo Nabila akan baik-baik aja, sekarang ayok kita pergi. Gue masih harus tanda tangan kontrak nih" Alvin mengangguk lalu mereka berdua pergi meninggalkan kantin.
.
.
.
.
.Nabila membuka pintu perpus itu dengan pelan lalu melirik kesana kemari untuk melihat situasi. Dia tersenyum lebar saat mengetahui perpustakaan FE hari ini ada pengunjung, mungkin sekitar 6 orang dan ditambah dirinya yang ada di perpustakaan tersebut.
Tidak sepi dan tidak ramai juga. Dia berjalan ke arah meja pengawas perpus untuk mengisi daftar hadir, setelah itu ia pergi menyelusuri deretan buku-buku yang tertata rapi di rak buku kayu yang besar dan menjulang tinggi. Matanya menatap deretan judul yang ada di rak tersebut mencari-cari buku yang ia inginkan.
Setelah beberapa menit akhirnya dia menemukan buku yang ia inginkan, ia meraih buku yang agak berdebu itu lalu tersenyum lebar. Nabila tak menyadari bahwa di berada di rak buku paling belakang yang disebelah rak tersebut ada pintu gudang. Nabila dengan santai membuka buku yang berjudul 'Barang Lama Akan Hidup Kembali'. Nabila mendudukan diri di lantai perpus yang berlapis karpet.
Ia membacanya serius dan sesekali bergumam 'ga mungkin ' saat dia menemukan sebuah pernyataan atau kalimat yang menurutnya tidak logis. Ia menghela nafas saat dia menemukan beberapa kertas koran yang di cetak di buku ini, koran tahun 1946 yang tertulis pernah terjadi sebuah kejadian seseorang yang membeli boneka yang ternyata boneka itu bisa hidup dimalam hari. Padahal boneka tersebut terbuat dari kayu biasa yang memang di jual di pasar lelang, dan pemilik baru ini yang bersaksi bahwa boneka itu berjalan dan bahkan berbicara dengannya. Cih, tidak logis. Bualan orang jaman dahulu memang aneh-aneh dan tidak masuk akal.
Ia menutup buku tersebut dengan pelan, ia merenungkan diri. Ternyata berita masa lalu itu ada-ada saja dan tidak masuk akal dan sayangnya masyarakat mempercayainya.
Ia bangkit dari duduknya, ia berjalan menuju rak buku yang dia minati tersebut. Saat dia akan mengembalikannya, Nabila melihat ada lelaki yang berdiri di ujung rak buku. Dia menatap Nabila dengan wajah dinginnya, sedangkan Nabila terdiam seperti batu. Matanya terhipnotis pada dua iris coklat mata yang menatapnya di ujung rak tersebut.
Nabila tak sanggup berteriak dan berlari menjauh, dia tetap berdiri kaku di sana sambil menggenggam buku dengan erat. Dalam hati berdoa semoga dia selamat dan lelaki itu atau mungkin hantu(?) Itu menghilang dari hadapannya.
Nafas Nabila memburu saat sesosok lelaki itu berjalan mendekatinya, dia memejamkan ketakutan dan hanya bisa merapalkan doa di dalam hatinya.
Dia membuka matanya takut-takut saat suara sepatu itu berhenti. Didepannya terdapat lelaki itu dengan jarak yang begitu dekat, lelaki tersebut tersenyum lalu mengelus pipi Nabila lembut.
"Ich habe dich endlich gefunden"
(Akhirnya aku menemukanmu)Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lukisan
FanfictionNabila yang tengah kebingungan mencari kado untuk sang mama pencinta barang kuno dan berakhir pada toko antik tua dan diberikan lukisan seorang prajurit secara cuma-cuma tanpa tau lukisan tersebut akan memberikan dampak positif atau negatif pada nab...