CHAPTER 1

638 42 10
                                    

Jangan lupa spam komen ya!! Vote dulu biar ga lupa, oke^^

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa spam komen ya!! Vote dulu biar ga lupa, oke^^

Bantu share cerita ini ya kalau kalian suka sama cerita nya

Buat yang belum follow aku, ayo buruan follow dulu biar ga ketinggalan informasi cerita ini di wall

Disini kira-kira ada pembaca lama aku ga?

Sedih banget chapter sebelumnya vote ga mencapai target, banyak banget silent readers disini. Itu kenapa aku lama update.

Ayo dong hargai karya setiap author yang ceritanya kalian baca dengan vote komen, itu berharga banget buat mereka termasuk aku.

Nb: aku bakal up kalau vote dan komen udah sesuai target aku yaa, jangan salahin kalau update nya lama. Jadi ayo ramein hihi



1. Pertandingan

Bunyi pluit tanda berakhirnya pertandingan basket antara SMA Derlangga dengan SMA Garuda menggema ke seisi lapangan. Suara riuh sorak para supporter dari tim pemenang semakin membuat lapangan terasa hidup.

SMA Derlangga sebagai tuan rumah meraih kemenangan dengan tim basket yang sebagian besar anggotanya terdiri dari anggota Rigel's Gangster yang kembali membawa harum nama sekolah sebagai pemenang di acara pertandingan basket antar sekolah tahun ini.

Arthur sebagai captain sekaligus ketua Rigel's Gangster yang memiliki wajah nyaris sempurna, menghela nafas penuh kelegaan setelah berhasil melewati pertandingan kali ini. Ada rasa senang selain karena kemenangan yang membuat jantungnya berdetak cepat.

"Thank's atas kerjasamanya. Kalian keren," ucap Arthur saling ber tos ria pada beberapa teman-teman satu tim nya.

Setelahnya lelaki itu duduk bergabung bersama empat teman anggota Rigel's yang sudah terlihat kelelahan di pinggir lapangan akibat pertandingan sengit hari ini.

"Sumpah lo keren, Thur. Strategi yang lo susun mendadak di tengah lapangan tadi buat ngalahin anak-anak SMA Garuda benar-benar gak ketebak!" Puji Rifat tiba-tiba membuka percakapan.

Bian mengangguk membenarkan sembari merangkul pundak Arthur, "Bahkan pelatih kita belum tentu bisa ngatur strategi sekeren lo."

Arthur hanya diam memandang ke suatu objek yang menjadi pusat perhatian dirinya sejak pertandingan selesai.

"Udah dua tahun dan lo masi jadiin dia sebagai favorit person?" Rifat terkekeh kecil sembari mengusap keringatnya dengan handuk saat menyadari kemana arah mata Arthur memandang sampai mengabaikan teman-temannya.

LANGIT FAVORIT ARTHUR "LAFA" [Sequel BBM]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang