"Terjebak didalam kehidupan mu bukanlah sebuah kutukan, tapi skenario yang indah yang Tuhan ciptakan untuk aku, kamu, dan dia"
Happy reading ~
.
.
.
.
Hari mulai menjelang pagi, banyak sekali yang mereka lakukan dan bicarakan tadi malam sewaktu melepas rindunya, pagi ini Vino harus mulai bekerja karena hari ini ia mulai memantau perkembangan proyek yang ia rencanakan dan tentu Ulan membantu Vino untuk menyiapkan kebutuhan Vino saat ada di lapangan kerja nanti. Mulai dari pakaian hingga barang kecil harus yang harus di bawa seperti powerbank, karena Ulan tidak ingin kalau sampai Vino susah dihubungi hanya karena baterai yang mati. Sebenarnya, Ulan juga disuruh ikut oleh Vino karena Vino ingin menunjukkan kekasih nya pada karyawan-karyawan yang bekerja di perusahaannya, tetapi Ulan belum memberanikan dirinya untuk bertemu oleh karyawan-karyawan yang ada di perusahaan Vino mengingat dirinya hanyalah berasal dari kasta yang rendah, sontak hal tersebut ditolak oleh Vino dan mengharuskan Ulan pun ikut. Kalau ditanya kemarin tidurnya barengan atau sendiri-sendiri jawabannya adalah sendiri-sendiri mengingat mereka belum sah karena setiap apartemennya disini memiliki 2 kamar tidur, 2 kamar mandi yang berada di setiap kamar, 1 ruang tamu, 1 dapur, dan 1 ruang baca.
Vino hari ini juga ingin mengenalkan Ulan pada kedua orangtua nya sekalian ia ingin melamar Ulan untuk menjadi istri nya sekaligus pendamping hidupnya. Sebelumnya Vino sudah membicarakan hal menganai tentang Ulan pada kedua orangtua nya, tetapi reaksi yang ditimbulkan oleh kedua orang tuanya berbeda, Setno a.k.a Ayah dari Vino itupun langsung menyetujui hal itu karena menurutnya sikap adalah yang paling utama walau mereka belum pernah bertemu setidaknya apa yang dikatakan anak nya benar adanya, karena Setno sangat percaya paa perkataan anaknya, berbeda halnya dengan Tania a.k.a Ibu dari Vino ia sangat tidak menyetujui hal itu dikaranekan Ulan bukanlah dari keluarga yang kaya dan juga karena takut Ulan hanya memanfaatkan harta nya saja, padahal bukan seperti itu kenyataannya tetapi Ibu mana yang tidak khawatir jika anaknya dimanfaatkan begitu saja bukan?. Tetapi hal itu tidak menyurutkan semangat Vino untuk mengenalkan Ulan pada kedua orangtua nya hari ini dan membuktikan bahwa yang dipikirkan oleh Ibu nya itu tidaklah hal yang benar. Semoga saja hari ini menjadi hari terbaik bagi kedua nya.
Tiba pada saatnya malam datang Vino membawa Ulan pergi ke mansion yang sangat mewah yaitu rumah dari Vino, lantas itu membuat Ulan menjadi snagat gugup, kesal, dan marah oleh Vino karena sudah mengajaknya pergi menemui kedua orangtua Vino secepat itu padahal nyata nya ia belum siap sama sekali. Vino pun meyakinkan Ulan dengan kalimat-kalimat penenang agar mengurangi rasa gugup yang Ulan rasakan dan itu berhail membuat Ulan menjadi merasa tenang walau hanya sedikit. Ulan pun sangat gugup memasuki rumah itu bahkan baru saja sampai dirumah itu ia sudah sangat gugup dan kalimat-kalimat penenang yang Vino katakan tadi seperti sudah tidak berlaku lagi karena ia saking gugup nya sekarang apalagi dirumah Vino sangat banyak sekali maid-maid disana bisa dihitung sekitar 20 maid yang ada disana dan bangunan dirumah Vino sangatlah megah dan luas dan mungkin untuk menjelajahi nya saja harus memakai motor karena saking luasnya. Dan tibalah saat nya mereka pergi keruang tamu pribadi yang berada dirumah tersebut Ulan sangatlah gugup karena Vino berkata jika orangtua nya sangat lah menyukai tempat tersebut sebagai tempat bersantai bahkan beristirahat (fyi: ruang tamu pribadi dan ruang tamu yang buat bertamu di rumah ini berbeda ya bund, kalau yang ruang tamu pribadi ini hanya keluarga doang yang boleh masuk dan juga orang-orang tertentu doang, kok Ulan bisa masuk ke tempat ini jawabannya adalah kan soon dia bakal jadi bagian keluarga ini xixi).
Mereka memasuki ruangan itu dengan perasaan yang sangat teramat gugup ntah mengapa Vino menjadi sangat gugup sekali "Mamaaa, Papaaaa aku pulang ada yang kangen ngga nih" kalimat sapaan pertama yang keluar dari Vino pada kedua orangtua nya untuk mengusir rasa gugup nya di sisi lain Ulan sangat gugup sekali bahkan rematan pada lengan kemeja yang dipakai oleh Vino pun sampai kusut "Eh anak kesayangan Mama sama Papa udah pulang, gimana hari ini capek ngga?" Tanya Tania. "Ngga capek kok Ma kayak biasanya aja kok" Jawab Vino (fyi: disini Ulan disini ditinggal dulu sama si Vino buat basa-basi dulu katanya sama orang tua nya biar ala-ala surprise gitu ygy). "Bagus deh kalau begitu sini kamu duduk dulu pasti capek banget" Jawab Tania, kalau ditanya Setno kemana, dia ada kok deket Tania cuman dia dari tadi diem doang nanggepin nya sambil senyum gitu soalnya dia gatau mau ngomong apa, kalau bahas perusahaan mah udah di kantor karena bagaimanapun juga itu kantor masih dia pantau juga walau udah pindah hak. "Eh ngga usah dulu Ma tunggu sebentar aku mau kasih lihat sesuatu buat Mama" Jawab Vino sambil melangkahkan kaki nya menuju luar sedangkan di sisi lain Ulan yang mendengar itu sangat-sangat terkejut hingga jantung nya serasa merosot ke bawah, sedangkan kedua orangtua Vino mengernyit heran yang dilakukan anaknya itu, apa yang ingin ditunjukkan anaknya itu?.
"Kamu emang bikin jantung aku merosot mulu ya aku deg-deg an banget gimana kalau Mama sama Papa kamu ngga ngerestuin hubungan kita aku takut banget, jujur aku belum siap ngedenger kalimat hinaan itu" Jawab Ulan pada Vino sambil memandang Vino dengan tatapan memelas dan itu sangat menggemaskan. "Tenang ya kalau mereka ngga restuin aku bakal tetap milih kamu kok" Jawab Vino untuk menenangkan Ulan, sedangkan disisi lain orangtua Vino sangat tidak sabar sampai-sampai mereka main tebak-tebakan sebenarnya apa yang di bawa oleh Vino, kalau Tania sih mikirnya perhiasan yang sempat ia pesan pada Vino kalau Setno sih sudah mikir calon menantu kenapa Setno bisa mikir gitu?, karena Setno kebelet punya cucu sama mantu (yaaa kalian tau sendiri lah yaa kayak yg udh di jelasin rumah nya tuh gede banget kyk yg udh di jelasin sebelumnya). "Nih aku datang bawa dia" Ucap Vino yang mengejutkan kedua orangtua nya yang sedang menonton televisi, sementara itu reaksi keempatnya sudah sangat berbeda jantung Ulan sudah sangat merosot sekali sedangkan Vino mengatakan hal itu sambil senyum malu-malu bercampur deg-degan sedangkan kedua orangtua Vino ada yang terkejut ada yang tersenyum bang, sementara Tania sudah misuh-misuh, kenapa Tania bisa misuh-misuh emangnya Tania tahu? Tania tahu kok karena Vino pernah kasih fotonya ke Tania. "Oh jadi kamu yang namanya Ulan Retno Adiwijaya?, yang dari Bandung itu?, yang sudah bikin Vino jadi sering membantah ucapan saya!" Ucapan pertama yang Tania lontarkan pada Ulan berhasil membuat Ulan menjadi ciut dan badan nya menjadi gemetaran.
Maaf kalau typo ygy
Jadi ini tuh sisa revisian maaf kalau masih ada yang kurang atau yang salah gtu tkt nya kehapus
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
UNTIL BACK TO YOU S2
Teen FictionHanya sebuah memory yang sempat terlupakan dan ingin diingatkan kembali pada sebuah kisah masa lalu Warn : Typo bertebaran masih jelek ceritanya