Diputusin [Jeff x Reader x (slightly) Barcode]

105 5 0
                                    

Nggak ada angin nggak ada hujan, Jeff tiba-tiba ngajak kamu putus.

Kaya disamber gledek di siang bolong, kamu jelas aja kaget. Kamu sampe muter berkali-kali voice note yang dikirim Jeff, mastiin kalo kamu nggak salah denger. Tapi mau berapa kalipun didengar, isi pesan suara itu sudah sangat jelas.

"Gue sayang sama lo. Tapi kita nggak bisa bareng lagi,"

"Sorry, ya. Gue mau kita putus,"

Kalimat-kalimat semacam itu nggak pernah kamu sangka akan keluar dari mulut seorang Jeff. Panik, kamu pun berusaha meneleponnya. Ingin memastikan sekali lagi bahwa Jeff nggak lagi bercanda.

Minggu lalu, Jeff memang sudah pamit padamu. Ia akan mengadakan tur di Ibukota bersama JJ untuk beberapa waktu, jadi selama itu tidak bisa terlalu sering menghubungi Kamu tak pernah menyangka bahwa tur yang dikatakan Jeff ini menjadi celah bagi pria itu untuk mengakhiri hubungan kalian yang telah bertahun-tahun berjalan

Berdering. Ponsel Jeff berdering saat ditelepon. Tapi pria itu menolak panggilannya. Kamu mencoba lagi, ditolak lagi. Nyoba lagi, ditolak lagi. Hingga saat kamu hendak mencoba menelepon untuk yang kesekian kalinya, foto profil di akun Jeff menghilang.

Kamu diblokir.

"Jeff?! Lo ngeblokir gue??!"

Nangis-nangis, kamu pun berusaha mencari cara lain untuk menghubungi pria itu. Satu-persatu sosial media Jeff kamu singgahi untuk sekedar meninggalkan pesan dan bertanya mengapa pria itu mendadak mengakhiri hubungan kalian tanpa bicara dulu. Tapi siapa sangka kalau Jeff ternyata sudah memblokirmu dari semua akun sosial medianya.

Rasanya kamu seperti dicampakkan dengan kejam tanpa diizinkan mengucapkan sepatah kata pun.

Dengan kondisi hati yang remuk dan kacau-balau, kamu sekuat tenaga menguatkan diri agar tidak menangis meraung-raung dan membuat matamu jadi bengkak. Sore ini Tong mengundangmu untuk makan malam bersama teman-temannya. Kamu nggak ingin hadir disana dengan muka sembab dan kantung mata.

Tapi, Jeff... setega itukah ia hingga hubungan yang telah lama terjalin ini diakhirinya dengan mudah hanya dengan dua buah pesan suara?

Kamu galau lagi.

***

Sore harinya, kamu tiba di depan pintu rumah Tong. Putranya yang menggemaskan menyambutmu dan membawamu masuk.

"Oh, udah nyampe, ya?," Tong menyapamu dari dapur yang terhubung dengan ruang tengah. Ia bersama Pong, Job, dan Bas tampaknya masih sibuk menyiapkan hidangan.

"Langsung ke belakang dulu aja, ya. Yang lain juga udah disana. Masih belum siap, nih," pinta Tong. Kamu yang melihat mereka kerepotan pun jadi kasihan.

"Aku bantuin ya, Phi?," tawarmu. Sekalian ingin menyibukkan diri dan meredam rasa sakit hatimu karena diputusin Jeff.

Sayangnya, Tong menolak bantuanmu.

"No no! Nggak usah! Kamu ke belakang aja, oke?," Tong menolak. Tangannya yang berbalut sarung tangan plastik sibuk mengaduk adonan dalam mangkuk besar. Mau bikin kue donat kayaknya.

"It's okay. Aku bisa masak, kok," kamu ngeyel, mengambil alih spatula di tangan Job yang lagi goreng udang. Kamu meraih botol garam di meja, hendak menambahkannya keatas udang.

"Cuma kadang agak keasinan aja,"

"JOB! AMBIL GARAMNYA! JAUHIN DARI UDANG!," Tong seketika menjerit.

Job yang diteriakin pun kaget, rusuh sejenak sebelum merebut botol garam beserta spatula, mengamankannya dari jangkauanmu.

Forever Home 「Thai Series Oneshots Collection」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang