Tengah Malam

625 66 0
                                    

Enjoy reading 😊.
.
.
.
.

After Porsche gets 'blessing' from his future father-in-law. Pol, Arm dan bodyguard lainnya bersorak riang.

Sampai tidak sadar telah bersorak riang di dalam ruang Boss mereka.

Setelah minta maaf karena telah ribut, tidak sopan dan juga menguping, mereka langsung bubar untuk melakukan kegiatan mereka masing-masing.
.
.
.
.
.

Pukul, 02:13.

Pol dan Arm masuk ke dalam kamar mereka. Mereka baru saja selesai menemani Tankhun yang akhirnya bisa tertidur pulas setelah menonton drama sampai tengah malam.

Arm merebahkan tubuhnya di ranjang mini size-nya, dengan salah satu kakinya yang terjuntai ke bawah.

Mereka berdua sudah kelelahan. Tapi karena sudah terbiasa, mereka masih asik berbincang dan bergurau satu sama lain mengenai banyak hal.

Seakan dunia hanya milik mereka berdua saja.

"Huuuf..... aku senang akhirnya Porsche resmi menjadi kekasih Khun Kinn."

Pol menganggukkan kepalanya,"Hm! Atau... harus kita katakan, resmi menjadi suami istri?" Ucap Pol.

Arm menggelengkan kepalanya, kembali terkekeh pelan, "Hei... mereka belum menikah!" Ucap Arm sambil menoleh kearah Pol yang duduk di ranjang sebelah, yang merupakan miliknya.

"Tapi... mereka sudah dapat 'restu', kan!?" Balas Pol yang juga terkekeh kecil.

"Hm... Kau ada benarnya, juga! Hahaha...." Ucap Arm tertawa lepas dengan tangan kirinya yang berada di perutnya.

Pol hanya memandang Arm dengan senyum manis yang terpaut di wajahnya.

Sedangkan Arm terus-menerus tertawa, tidak sadar bahwa dirinya sedang di perhatikan.

Dua buah tangan mendarat di kedua sisi kepala Arm

"Ehe?"

Arm masih tertawa namun suaranya mengecil dan tergantikan menjadi senyum kecil, sedikit terkejut menatap pria yang berada di atasnya.

Kedua manik mereka saling bertemu.

Pol mendekatkan wajahnya dengan wajah milik Arm, dan salah satu tangannya menyentuh pundak Arm.

"Kau begitu senang saat membicarakan hubungan mereka. Ayo berhenti sejenak membicarakan mereka?"

"Bisakah kita membicarakan hubungan kita?" Tanya Pol dengan nada suaranya yang begitu lemah lembut pada Arm.

Pol meletakkan salah satu tangannya di pipi Arm dan ibu jarinya menyentuh bibir Arm.

Arm mengerti dengan baik apa yang akan dilakukan oleh Pol. Jadi, Arm tersenyum sebelum melingkarkan kedua tangannya di leher Pol.

"Hm," Arm berdehem ringan di tenggorokannya sebelum menutup kedua matanya dan menyerahkan dirinya pada Pol.

Pol semakin mendekati wajah Arm, saking dekatnya Arm bisa merasakan hangatnya nafas Pol yang menerpa wajahnya.

Cklek!

Bibir mereka hampir bersentuhan, tapi gagang pintu mereka tiba-tiba berputar di iringi dengan suara seorang pria yang berteriak memanggil nama Arm.

Arm yang menyadari hal itu terlebih dahulu membuka kedua matanya dan sontak mendorong Pol yang berada di atasnya karena panik.

Bugh!

"Ouchh! Hiss..." Ringis Pol yang jatuh kelantai dengan posisi duduk,

"Eh! Maaf, maaf!!." Arm bergegas menghampiri Pol dan berlutut disampingnya. Mengusap rambut Pol pelan sambil meminta maaf karena telah mendorongnya sampai terjatuh kelantai.

"Maaf, Aku tidak sengaja!."

"Hei! Ada apa?!" Tanya pria yang membuka pintu kamar mereka dan secara tidak sopan langsung masuk kedalam, ekspresi bingung sekaligus terkejut dengan jelas terlihat di wajah pria yang merupakan rekan kerja sekaligus calon pendamping hidup boss mereka, Porsche.

"Ai'Pol! Ada apa denganmu? Apa kalian berkelahi?!" Tanya Porsche, berjalan mendekati mereka berdua kemudian berjongkok di depan mereka.

"Tidak! Bu-bukan seperti itu!." Jawab Arm terbata.

Porsche mengerutkan keningnya,

"Umm...uh..., Apa yang kau inginkan dariku, sampai kau mendatangiku kesini?" Tanya Arm, mengalihkan topik pembicaraan. Dan Pol segera mengangguk.

"Oh... aku? Maaf kalau aku mengganggumu atau Pol tengah malam begini! Tapi aku membutuhkan sedikit bantuanmu, Ai'Arm." Terang Porsche setelah mengingat tujuannya mendatangi Arm.

"Tapi kau baik-baik saja, kan?" Tanya Porsche lagi pada Pol dengan nada curiga.

"Tidak, tidak terjadi apa-apa di antara kami! Sungguh!" Pol berujar sambil melambaikan kedua tangannya.

Arm dan Pol saling bertatapan sekilas. Mereka kembali memandang Porsche yang mengerutkan keningnya dan menatap mereka dengan curiga.

"Uhh... Maksudku, Aku baik-baik saja!" Ucap Pol, bangkit dari duduknya sambil tersenyum kaku. Porsche juga ikut bangkit dari jongkoknya.

Sebelum Porsche kembali bertanya, Arm bergegas berdiri menghampiri Porsche.

"Kalau begitu, ayo kita pergi sekarang!" Ucap Arm sambil mendorong tubuh Porsche dan menuntunnya keluar dari kamar.

Pol yang melihat Porsche dan Arm sudah berjalan cukup jauh dari kamar, mengelus pelan dadanya.

"Untung saja." Gumam Pol, kemudian menutup pintu kamar. Bergegas pergi dari sana, namun arahnya berlawanan dengan Arm dan Porsche.

If you don't mind, would you give me vote, comment and share my story.

Terima kasih banyak atas semua dukungan kalian semua.

Sehat selalu semuanya!

Secret Romance - Pol x Arm [Kinnporsche The Series Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang