Chapter 8

920 66 14
                                    

JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK VOTE DAN COMEN NYA.

TERIMAKASIH

-----------------------------------------------------------

Happy reading ❤

"Jen, kau benar tidak apa-apa?" Jisoo bertanya lagi, merasa khawatir dengannya yang terus diam termenung.

"Aku tidak apa-apa, kau tidak perlu khawatir." Jennie tersenyum hangat, menghilangkan ke khawatiran sahabatnya itu.

"Jika kau ada masalah, kamu harus mengatakannya padaku. Ok."

"Baiklah." Jennie mencoba untuk tidak memikirkan kejadian itu lagi, ia tidak ingin teman-temannya yang lain khawatir padanya.

Disisi lain, Lisa sudah keluar dari toilet dan membersihkan tangannya di wastafel. Seorang wanita datang, ikut mencuci tangan disampingnya. Wanita itu melirik kearah Lisa dan terkejut melihatnya. Lisa pun ikut terkejut karenanya.

"K-kau Lisa kan?" Wanita itu menatap Lisa dengan tidak percaya. Ini suatu keburuntungan untuknya bisa bertemu dengan idolanya. Lisa menggangguk pelan sembari tersenyum manis.

"Aaaaa..... Lisaaa!" Wanita menjerit kegirangan. Ia masih tidak percaya dengan apa yang dilihatnya sekarang. Apa dia sekarang sedang bermimpi?

"Mimpi apa aku semalam, bisa bertemu dengan idolaku. Lisa."

"Lisa, aku adalah penggemar beratmu. Kau benar-benar sangat cantik bahkan tanpa makeup." Wanita itu memuji, ia tidak berhenti memuji betapa cantiknya Lisa.

"Trimakasih, kau juga cantik." Lisa membalas memuji. Bukan pujian basa-basi, tapi ia tulus memuji wanita itu. Tubuh yang seksi dan juga tinggi. Apa dia seorang model?

"Aaaa.... kau sagat ramah. Biasakah aku meminta foto denganmu?"

Lisa mengijinkan wanita itu berfoto bersamanya. Setelah beberapa pengambilan foto, wanita lalu meminta tanda tangannya.
"Bisakah aku meminta tanda tanganmu?"

"Tentu saja."

Wanita itu mengeluarkan pena dari dalam tasnya, tapi sayangnya tidak ada kertas apapun disana. "Aku tidak memiliki kertas." Kata wanita itu sedih. Ini adalah hari keberuntungannya, tapi malah terhalang seperti ini.

"Saya-saya akan memintanya pada pelayan cafe." Wanita itu berkata.

Lisa tidak mengijinkan, jarak toilet ke area cafe cukup jauh dan harus menuruni beberapa anak tangga. Sedangkan wanita itu memakai heals, ia bisa terjatuh jika berlari nanti.

"Tidak perlu, aku akan tanda tangan ditisu ini saja." Lisa menyarankan, mengambil sehelai tisu yang tersedia disana. Tapi ia malah kesulitan menandatanginya, melihat itupun wanita itu mengambil alternatif dengan memberikan punggungnya untuk ditandatangi.

"Ditisu terlalu sulit untuk menandatanginya, kamu bisa menandatanginya dipunggung saya. Saya akan menatonya nanti untuk kenang-kenangan." Wanita itu berkata.

Lisa awalnya sedikit enggan, bagaimana bisa ia mengotori punggung mulus wanita itu. Tapi karena permintaannya, ia mau tidak mau melakukannya. Setelah selesai, wanita itu terlihat sangat bahagia, ia tidak henti-hentinya mengucapkan trimakasih pada Lisa. Lisa yang melihat itupun ikut senang, setelah itupun mereka berpisah, Lisa kembali ke tempat teman-temannya berada.

"Hai guys, maaf membuat kalian menunggu lama."

"Kenapa kau begitu lama Lisa, apa sesuatu terjadi?" Rose bertanya.

"Apa ada orang yang mengganggumu?" Jennie menambahkan.

"Tadi aku bertemu dengan seorang fans cantik, dia meminta foto dan tanda tanganku." Lisa menjelaskan.

Psycho 2 |Hunlis squel|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang