Matahari masih malu-malu menunjukan keberadaannya dibalik langit biru subuh itu, namun Baskara sudah memulai menghitung setiap gerakan push up-nya yang telah menyelimuti tubuhnya dengan air keringat di halaman belakang rumah saat udara dingin masih menyapu seluruh tempat secara perlahan.
"Bangg!!! Ibu pulang!!!" Teriak Fifi, adik perempuan Baskara yang masih berada dibalik selimut saat mendengar suara mobil kecil memasuki halaman depan rumah sembari membunyikan klakson tanda sang ratu sudah kembali ke istana kecil mungil dibilangan Tangerang Selatan pagi itu
Sudah lebih dari dua minggu lamanya Baskara melakukan rutinitas yang sama dipagi hari, berolahraga saat subuh, membantu Ibu menurunkan belanjaan lalu ketika matahari sudah berani menunjukan sinarnya, Baskara akan mulai memberikan makanan kepada seluruh kura-kura peliharaanya sambil ia jemur di halaman belakang. Rutinitas ini mulai menjadi hal biasa bagi Baskara semenjak lulus SMA dan masih liburan untuk menanti awal perkuliahan di Yogyakarta yang akan di mulai sekitar empat hari lagi.
"Kamu jadi berangkat hari ini?" Tanya Ibu Baskara saat turun dari mobil dan membuka bagasi mobilnya
"Iya bu" balas Baskara yang sudah berdiri di depan bagasi mobil dan mulai membawa segudang belanjaan milik ibunya dari pasar menuju dapur
Ibu Baskara memiliki usaha catering sederhana, semenjak Ayahnya meninggal, Sang Ibu mulai banting setir dari Ibu rumah tangga menjadi pulang tunggung keluarga. Untungnya seiring berjalannya waktu, Baskara menemukan hobi yang perlahan menjadi sumber penghasilannya hingga saat ini, yaitu beternak kura-kura air.
"Kura-kuramu jadi dijual semua hari ini?" Tanya Sang Ibu yang sudah berdiri diluar halaman belakang sambil memperhatikan kolam penuh kura-kura yang sedang berjemur sambari menikmati sayuran di pagi hari
"Jadi bu, paling jam 9 nanti orangnya datang" jawab Baskara yang baru meletakan seluruh belanjaan Ibunya di dapur
"Yang beli siapa?" Tanya Ibu Baskara
"Om Slamet bu" jawab Baskara yang mulai mengeluarkan belanjaan Ibunya satu persatu dari plastik
"Oh yang punya toko ikan di depan ya. Berarti setelah ini halaman belakang jadi ga sumpek dan bau amis kura-kura lagi ya hahaha, tapi pasti kerasa sepi banget pasti" balas Ibu Baskara yang mengambil satu kura-kura Yellow Belly di pinggur kolam yang ia pegang dengan kedua tangannya
"Nanti kalau aku udah lulus, kura-kuranya ada lagi kok bu hahaha" balas Baskara
"Oh iya, uang hasil jualan kura-kuramu selama ini mau kamu simpen sendiri?" Tanya Ibu Baskara
"Gausah bu, Ibu simpen aja, kan lumayan bisa bantu keperluan rumah, sekolah Fifi dan kuliahku. Lagian tabungan Baskara masih banyak bu hehehe, tapi walau gitu jangan lupa buat kirim uang bulanan ya bu hehehe" Jawab Baskara
"Bas.. bas.. kalau bapakmu masih ada pasti dia seneng banget liat anaknya bisa bantu keluarga bahkan bayar kuliah sendiri pake uang hasil kerja kerasnya sendiri" balas Ibunya sambil mengelus kepala Baskara dan Baskara hanya tersenyum haru mendengar hal tersebut
"Banggg!!! Om Slamet dateng!!! Suruh matiin mobilnya, berisik!!" Teriak Fifi dari dalam kamar yang memecah keheningan bercampur sedih diantara Baskara dan Ibunya
"Fiiii!!! Bangun!! Udah siang, mandi sana!!" Teriak Ibu Baskara yang sudah berdiri di depan kamarnya
"Aduhhh ibuuu!!! Ini kan lagi liburan, bangun pagi mau kemana coba? Ke sekolah? Tutup buuu!" Keluh Fifi sambil menarik kembali selimutnya, membuat Baskara tertawa kecil di dapur sambil merapikan seluruh belanjaan Ibunya kedalam kulkas
Suasana rumah Baskara perlahan mulai dihiasi keramaian dari seluruh penghuni rumah di pagi hari. Berbeda halnya dengan suasa rumah Yuswandi, salah satu sahabat Baskara yang juga mengikuti jejaknya untuk berkuliah di Yogyakarta, rumahnya selalu terasa tenang dan sepi. Yuswandi merupakan anak orang kaya yang tinggal di perumahan elit Bintaro. Rumah luas tiga tingkat itu hanya ditinggali Yuswandi bersama dua orang asisten rumah tangga dan satu supir. Kedua orang tuanya sudah bercerai karena kesibukan bisnis masing-masing, namun tak jarang orang tuanya berkumpul untuk menemui Yuswandi di rumahnya. Sejak masuk SMA, Yuswandi memutuskan untuk tinggal sendiri tanpa mengikuti Ayah dan Ibunya, orang tuanya hanya rajin untuk mengirimkan uang kepada Yuswandi dengan nilai yang fantastis, namun yang Yuswandi inginkan hanya kehangatan keluarga yang ia rasakan dulu waktu ia kecil. Walaupun begitu Yuswandi tetap menjadi anak yang sopan dan tidak terlalu memikirkan secara berlebihan tentang perceraian Ayah dan Ibunya, walaupun tak jarang Yuswandi sering kali mencari hiburan yang bisa mengobati kesepian di dalam rumahnya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nyasar
ActionTiga sekawan yang akan aku ceritakan kepadamu tersesat pada suatu tempat antahberantah yang bahkan mereka belum pernah kunjungi. Tempat yang dikelilingi air dan hutan sepanjang mata memandang. Tiga orang yang saling melihat satu sama lain dengan per...